02 Januari 2008

SABAR DONG, PAK!!

    "Mbok ya, sabar dong pa'. Jangan ngomel terus ah....." kata seorang ibu kepada suaminya hampir setiap pagi saat mereka akan berangkat bekerja bersama-sama. Sementara sang suami uring-uringan menunggu, sang istri sedang asyiik mematut-matut dirinya di depan meja rias. Tidak jarang malah terjadi 'perang kecil-kecilan' sehingga waktu malah kian molor jadinya.

    "Tidakkah dia sadar" kata sang suami, "bahwa keterlambatan beberapa menit saja bisa berarti keterlambatan setengah, bahkan satu jam. Sebab terlambat berarti akan menghadapi kemacetan di jalan, membuat aku menjadi capek, baik fisik mau pun perasaan. Belum lagi khawatir terlambat masuk ke kantor. Pokoknya kemacetan membuatku stress. Sementara itu, dia enak saja duduk. Aku toh yang mengemudikan mobil. Yah, tidakkah dia menyadari hal itu?"

    "Bagaimana sih bapak" kata sang istri, "Aku toh harus ngurusin anak-anak dulu, menyiapkan mereka agar dapat ke sekolah tepat waktu. Lalu, aku juga ingin tampil cantik dan segar di kantor. Masak bapak tidak ngerti sih. Dia enak saja, bangun langsung mandi aja dan terus duduk menunggu sambil baca koran. Apa sih susahnya menunggu beberapa menit lebih lama....."

Demikianlah, satu masalah yang kelihatan sepele dan malah sedikit 'lucu' dapat menjadi 'batu sandungan' dalam sebuah keluarga. Pertengkaran yang terjadi setiap pagi dapat menjadi serius. Memang, tidak mudah untuk saling memahami pada saat masing-masing memiliki kepentingan sendiri. Yang diperlukan disini adalah 'komunikasi' agar masing-masing dapat mengatakan keinginan mereka. Lalu diadakanlah pengaturan waktu hingga kedua belah pihak merasa kepentingannya dipuaskan. Mudah? Sayangnya, dari pengalaman, hal tersebut amat sulit tercapai. Dibutuhkan suatu kesadaran diri untuk merubah kebiasaan hidup. Terlebih karena ini harus melibatkan pihak lain. Anak-anak, misalnya harus dibangunkan lebih dini. Dan itu berarti bahwa waktu tidur tidak bisa terlalu larut. Maka kebiasaan nonton acara TV yang menarik pada malam hari harus ditinggalkan. Pokoknya dibutuhkan perubahan atas kebiasaan sehari-hari yang sudah disenangi. Maka jika itu gagal dilakukan, "Mbok ya, sabar dong pak. Jangan ngomel terus....." setiap pagi tetap akan muncul. "Wong, sudah setengah jam ini saya menunggu bu......" gerutu sang suami. Apa boleh buat.

A. Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...