07 Maret 2009

KENANGAN

Setiap kenangan memiliki ilusinya masing-masing. Setiap kenangan menyimpan kebahagiaan dan kepahitannya sendiri-sendiri. Dan kita harus hidup bersamanya. Sebab waktu yang telah kita lewati pasti akan menyisakan kenangan yang lelap dalam perasaan kita. Sampai suatu saat, perlahan namun pasti, akan muncul tiba-tiba dalam ingatan kita. Ada saat-saat dimana kita ingin melupakan segala sesuatu. Ada pula saat-saat dimana kita merindukan segala sesuatu yang pernah ada. Dan kenangan yang telah tersimpan dengan rapi dalam hidup kita akan terbit kembali bagaikan mengalir dari mata air yang segar dalam jiwa kita. Dalam jiwa kita.

Hidup itu seperti mimpi. Peristiwa datang dan pergi, silih berganti antara suka dan duka. Waktu mengalir dengan lancar terus menuju ke depan. Ke titik dimana kita akan berakhir. Dan saat kita telah menjadi kenangan bersama waktu, dimanakah kita saat itu? Dimanakah kita? Hidup itu seperti mimpi. Mimpi yang mengalir bersama aliran waktu tanpa henti. Menuju ke muara lepas luas. Dan menjadi apakah kita saat itu? Menjadi apakah kita? Apakah kita seperti burung camar yang terbang melayang dengan bebasnya? Apakah kita seperti pasir-pasir di pantai yang berserakan dan tanpa wajah? Serupa debukah kita? Serupa apakah kita? Mengapa kita harus berpikir dan memikirkannya? Apakah karena untuk itulah kita hidup? Ah, hidup itu serasa mimpi, memang.

Setiap kenang memiliki jantungnya sendiri. Setiap kenangan menyimpan mimpinya sendiri. Dan tak peduli bagaimana kita akan menghadapinya, kenangan selalu berarti ada, pernah ada dan selalu ada. Tidakkah demikian pula kita adanya? Waktu dan kenangan selalu bertautan. Waktu meluncur dan selalu bersama kenangan yang tak pernah usai. Dan kita pun, yang ada saat ini, seharusnya sadar bahwa kenangan-kenangan selalu akan menyertai kita, apa adanya. Dan tak pernah ada kebohongan di dalamnya. Kenangan berarti kejujuran yang, terkadang enggan kita akui, namun tak mungkin kita elakkan. Dan jika hidup itu seperti mimpi, kenangan adalah impian yang telah terlaksana dengan nyata dan jujur. Nyata dan jujur bagi kita yang masih hidup dan pernah hidup di dunia ini.

Maka siapakah kita saat ini selain dari kenangan-kenangan yang telah lewat dan waktu-waktu sekarang dan yang akan datang nanti? Dan jika semuanya telah usai, takkan lagi ada air mata duka atau pun tawa riang suka, selain dari mimpi-mimpi yang telah terlaksana dalam kenangan kita bersama waktu. Maka jika saat ini kita harus memilih, dan selalu akan terjadi demikian, kita pun harus sadar akan pilihan itu dan bertanggung-jawab penuh atasnya. Pilihan kita tidak hanya mempengaruhi apa yang kelak akan tersimpan dalam kenangan kita, tetapi akan mempengaruhi juga kenangan orang lain, kenangan dunia seluruhnya. Sebab kita sesungguhnya adalah dunia itu. Kitalah dunia yang sebenarnya.

Tersimpan rapi di balik waktu, hidup mengalir lepas. Dan seperti mimpi, dia selalu akan menyimpan kejujuran di dalamnya. Kejujuran yang harus kita pelajari terus menerus untuk mencapai akhir. Dan saat ujung telah tiba, ya saat ujung tiba, kita kan berseru bersama: "segala kenangan telah kujalani dan kuhadapi dengan jujur, maka biarlah dia nyata dalam hidup ini....." Biarlah jadi nyata.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...