01 Agustus 2009

DARI KEJAUHAN AKU MEMANDANG

Perlahan-lahan kendaraan yang kami tumpangi melewati jalanan yang berliku, rusak parah dan dipenuhi dengan lumpur kecoklatan. Di sebelah kiri kami berdiri tebing yang terkelupas, nampak rapuh dan sesewaktu mungkin akan longsor. Di sebelah kanan menganga jurang yang cukup dalam dan menakutkan. Tak banyak pepohonan yang tumbuh rimbun. Senja menjelang tiba, namun di kejauhan masih nampak sayup bayangan pegunungan yang diterpa cahaya petang dalam warna kuning keemasan. Deretan bukit-bukit yang berwarna gelap dengan dasar melebar dari sebuah sungai yang mengering dan hanya menyisakan hamparan batu-batu kali. Dengan menderu-deru, kendaraan kami merangkak naik, terus naik. Menuju malino. Dan gelap malam pun perlahan mulai menutupi pandangan kami.


 

Fajar menyingsing. Hari baru tiba. Dari atas villa sederhana ini, aku memandang ke kejauhan. Suatu panorama yang menakjubkan, deretan pegunungan dan sawah nampak membentang luas hingga ke ufuk pandangan mataku. Samar-samar aku melihat liukan jalan yang telah kulalui petang kemarin. Semuanya kini nampak indah, dan bagaikan lukisan alam permai yang sering kusaksikan di dinding-dinding biro pariwisata. Tak nampak lagi jalan yang rusak, berlumpur dan gersang yang semalam kami lewati dengan susah payah. Aku menghirup kesegaran udara di saat fajar ini sambil merenung. Di antara teman-teman yang mendampingiku, kulihat wajah-wajah yang hangat, ceria dan penuh rasa persaudaraan. Hidup nampak sangat bermakna.


 

Ah, tidakkah benar, bahwa sesuatu yang nampak indah di kejauhan belum tentu seindah itu jika kita langsung berada dekat padanya? Apa yang kita lihat dengan penuh pesona, apa yang kita pandang dengan penuh rasa takjub dari kejauhan dan selalu membuat kita kagum, belum tentu akan nampak demikian saat kita telah berada dekat padanya. Hidup memang selalu menyimpan misterinya sendiri. Demikian pula kita selalu memiliki pahlawan dalam hati, profil yang demikian kita kagumi dan kita segani hanya karena kita memandang sosok itu dari kejauhan. Menakjubkan namun tak teraih. Tetapi apakah sosok yang sama masih akan membuat kita kagum dan takjub bila kita dekat dengan dia? Bila kita telah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari? Akankah ketakjuban dan kekaguman kita takkan luntur, saat kita tahu dan mengenal kelemahan-kelemahan manusiawinya? Sebab, siapakah yang sempurna di dunia ini? Panorama yang di kejauhan nampak demikian indah dan memukau, belum tentu seperti itu saat kita sendiri telah berada dan langsung menempuh perjalanan kita di tengah-tengah lokasi itu sendiri. Mungkin akan muncullah jalan yang bopeng, rusak dan dengan susah payah harus kita tempuh agar tujuan kita bisa tercapai. Ah, hidup ternyata tak seindah dongeng-dongeng masa kecil kita.


 

Tetapi, jika tujuan kita tercapai, jika sasaran telah kita raih, maka kini berdirilah kami di sini, sambil menikmati panorama yang demikian mengasyikkan ini. Tak ada lagi letih lesu akibat perjalanan panjang yang membuat tubuh kami terpaksa mengalami goncangan-goncangan hebat semalam. Semuanya terobati tuntas. Hidup memang tak pernah mudah, namun selalu ada ujung yang memukau. Jadi jangan bersedih dan kecewa. Jangan putus asa atau merasa mudah takluk. Hidup ini sebuah perjuangan. Perjuangan untuk meraih harapan. Perjuangan untuk mencapai puncak. Perjuangan untuk keindahan. Perjuangan bagi diri kita sendiri. Dan bagi keagungan Sang Pencipta. Kami, yang kemarin bersama-sama telah melewati suatu perjalanan panjang dan meletihkan, kini dapat saling memandang dan mengakui, betapa tidak sianya perjalanan itu. Betapa hasilnya jauh melampaui harapan kami sebelumnya. Dan inilah dunia kami. Inilah perjalanan kami. Inilah kami. Di sini. Berdiri dan memandang jauh ke depan. Ke bentangan panorama yang demikian merasuk mata dan jiwa kami. Para sahabat yang telah berpetualang. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Kesia-siaan hanya ada dalam hati, bukan dalam hidup. Maka jangan merasa sia-sia. Jangan pernah merasa sia-sia. Sebab hidup adalah harapan. Jika kita telah tiba di tujuan bersama kita. Tujuan bersama. Semua akan terobati.


 

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...