09 November 2009

RAHASIA-RAHASIA KELUARGA

Setiap keluarga memiliki rahasianya sendiri. Tanpa kecuali. Setiap keluarga memiliki ironi yang tak mampu ditampakkan dalam penampilan luar. Siapa yang mampu menebak apa yang ada di balik senyum simpul seorang ibu? Siapa yang tahu apa yang tersembunyi dibalik tawa ria seorang bapak? Dan pada wajah lugu anak-anak yang sibuk bermain dan bercanda, apakah tak ada yang sedang menyedihkan hati mereka? Kita, manusia-manusia yang selalu merasa kuat dan percaya diri, pada hakekatnya hanya menampakkan topeng kegembiraan dibalik keperihan hati. Dan sering tak kita sadari itu. Sering tak kita sadari.

Maka dibalik tampilan sebuah keluarga yang nampak harmonis dalam pigura mewah, wajah-wajah yang nampak ceria dan penuh semangat, dapatkah kita menangkap aura kesedihan, kepiluan dan rasa sakit hati yang tersembunyi di balik topeng wajah mereka? Siapa yang tahu? Sering bahkan kalimat-kalimat yang diucapkan tak mampu menyuarakan kenyataan yang sebenarnya. Dan ada banyak masalah terjadi, bukan karena memang ada masalah, namun lebih sering karena kesalah-pahaman, saat tak ada yang mau memahami satu sama lain, saat tak ada yang mau mengalah satu sama lain. Bahkan kita pun, yang memandang dari luar, hanya mampu menangkap ilusi-ilusi yang tampil seakan-akan segalanya baik. Seakan-akan segalanya harmonis dan tanpa masalah sama sekali.

Dan pada saat kemudian terjadi pergolakan, saat kemudian terjadi suatu kekisruhan yang meledak akibat terpendamnya kegetiran dan kekecewaan yang menumpuk, namun terus menerus disembunyikan di balik topeng diri, kita, yang tak menduga sama sekali, lagi-lagi hanya berpendapat sesuai dengan apa yang kita ketahui dari luar. Namun apakah pengetahuan kita itu, selain dari apa yang kita anggap benar dari sudut pandang kita? Kebenaran-kebenaran kita seringkali adalah kebenaran semu. Kebenaran yang kita tarik berdasarkan pengalaman kita sendiri, namun apakah kita mampu menyelami dan memahami pengalaman orang lain? Tidakkah mereka pun memiliki akal dan perasaan mereka sendiri? Dan bukankah kita memang tidak sama dan berbeda sama sekali satu sama lain? Jadi, mengapa kita demikian mudah untuk menghakimi sesama kita? Mengapa?

Setiap keluarga memiliki rahasianya sendiri. Dan tak ada yang sempurna. Keluarga kita pun, jujurlah pada diri sendiri, punya masalah yang tak ingin kita tampilkan, dan kita sembunyikan dengan rapat dari pandangan luar. Kita hidup dengan ketakutan-ketakutan kita, kekecewaan dan kepedihan kita. Karena kita merasa telah dicerobohi. Karena kita telah dilukai. Karena kita telah dikhianati. Dan mampukah kita berkata benar yang mungkin akan menghancurkan reputasi kita? Kedudukan kita? Martabat kita? Tetapi sebaliknya, kita juga manusia-manusia berani, yang dengan tampilan gagah dan teguh, berupaya menyembunyikan rasa pahit kita ditengah keyakinan orang-orang lain yang memandang kita dengan terkagum-kagum. Lihat, inilah keluarga yang bahagia. Inilah keluarga yang harmonis. Dan siapa tahu apa yang ada di balik senyum kita, bukan?

Demikianlah hidup berjalan. Di ruang kecil kemanusiaan kita. Di antara sanak saudara. Di tengah lingkungan kita. Di antara masyarakat luas. Kita tampil gagah di luar, namun gamang di dalam. Kita tampil seakan-akan semua tanpa masalah di tengah lautan masalah yang membelit hidup kita. Dan percayalah, kita tidak sendiri. Kita tidak istimewa dan tidak pantas mengatakan bahwa hanya kitalah yang paling tersiksa, hanya kitalah yang paling menderita, hanya kitalah yang paling merasa sakit. Banyak, ya ada banyak bahkan mungkin kita semua sedang terlibat dan mengalami persoalan-persoalan yang tak mampu kita ungkapkan dengan bebas. Jadi jangan takut. Jangan cemas. Hidup memang begitu. Memang sudah begitu, temanku. Mari kita tertawa di dalam kesepian kita....

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...