19 Januari 2010

ELEGI KEHIDUPAN

Why do the birds go on singing

Why do the stars glow above

(End Of The World)

Dalam kehidupan ini, ada banyak hal yang ingin kita katakan, namun tak terucapkan. Ada banyak hal yang ingin kita lakukan tetapi tak kita laksanakan. Ada banyak, ya ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi yang sama sekali tak pernah kita duga. Kita seringkali larut dalam obrolan tetapi tak sekali pun saling memahami. Kita mungkin hidup dalam kebersamaan tanpa sekali pun saling mengenal. Dan, saat kita masing-masing sibuk hanya dengan diri kita sendiri, kesempatan lewat dan tak mungkin kita raih kembali. Tak mungkin......

Mengapa bersedih? Mengapa berduka? Tidakkah kita sadari bahwa detik-detik yang kita lewatkan dalam keputus-asaan, membuat kita melupakan nyanyian burung dan keindahan bunga yang mekar mewangi? Butakah kita akan keindahan bulan dan bintang-bintang yang bersinar di hitam langit malam? Hitam. Kelam. Dan lihatlah, betapa cahaya purnama menyinari kegelapan langit dengan segenap kecemerlangannya. Ingatlah, bahwa hidup bisa berarti sebuah nyanyian pilu yang kita bawakan dengan penuh perasaan sehingga menjadi sedemikian indahnya. Sedemikian indahnya......

Kita tahu, bahwa waktu kita terbatas. Kita sadar, bahwa ada banyak hal yang tak mungkin kita kuasai. Kita paham, bahwa takkan mungkin mengubah semua hal menjadi sesuai dengan keinginan kita sendiri. Tetapi haruskah kita mengeluh? Haruskah kita kecewa atau merasa sakit hati? Bukankah, fajar tetap menyingsing dan senja akan segera tiba dengan segala kepermaiannya? Hidup mengalir dalam waktu. Dan kita ikut mengalir bersamanya. Segala sesuatu yang ingin kita tolak, segala sesuatu yang tidak kita kehendaki tetap akan terjadi tetapi kemudian akan segera lewat. Akan segera lewat.....

Maka marilah kita bangkit dan menikmati kehidupan ini. Marilah kita berupaya untuk mengisi kehidupan ini. Marilah kita berjuang untuk mencapai apa yang kita inginkan, tanpa kehilangan kesadaran pada keterbatasan dan kelemahan kita sendiri. Ya, kita hanya setitik debu di keluasan alam semesta ini. Kita hanya senoktah riwayat di panjang masa yang demikian tak terbatas. Tetapi sekarang, saat ini, kita adalah pusat dari kehidupan dunia kita sendiri. Kita memiliki pikiran dan perasaan yang nyata, ada dan pasti. Sama seperti alam raya, kita adalah secuil atom, hanya secuil atom tetapi karena kita ada maka keindahan bisa kita rasakan dengan seluruh inderawi kita. Seluruh inderawi kita.....

Kita berpikir. Kita merasakan. Kita menikmati segala kekhawatiran dan ketakutan kita. Kita pun menikmati segala kebahagiaan dan kegembiraan kita. Tak ada yang salah dengan hidup ini. Tak ada yang salah. Semua tergantung dari bagaimana kita hidup. Bagaimana kita menghadapi dan menerima hidup kita. Tak ada sesuatu yang sia-sia di muka bumi ini. Tak ada sesuatu yang terjadi tanpa ada gunanya. Bahkan musibah dan ketidak-beruntungan kita sekali pun. Kita coba belajar untuk menerima semua hal apa adanya. Seperti burung-burung yang bernyanyi dikala duka. Seperti bintang-bintang yang bersinar di malam kelam. Kita ada dan tak mungkin kita hapus lagi. Tak mungkin.....

Dan saat kita berpikir bahwa hidup kita rumit, sadarilah bahwa sesungguhnya kerumitan itu hanya ada dalam pikiran kita saja. Hanya ada dalam apa yang kita coba raih namun sering tak terjangkau. Dalam apa yang kita inginkan namun tak terwujud. Kita hidup dalam kebersamaan dengan dunia dan itu menandakan keberadaan kita sendiri. Dan jika musibah terjadi, bahkan jika kita harus mengetahui keterbatasan waktu kita sendiri, tak tahukah kita bahwa memang kita semua memiliki keterbatasan yang sama? Mengapa harus khawatir? Mengapa harus takut? Hiduplah dengan senyum. Maka segala sesuatu akan tersenyum bagi kita. Bagi kita semua.....

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...