25 September 2010

PANTAI JIMBARAN – BALI

Kemesraan ini ingin kukenang selalu
Hatiku damai, jiwaku tentram bersamamu
Kemesraan oleh Iwan Fals dkk

Suatu panorama menawan membentang di depan mata. Saat matahari surut, di ufuk horisontal langit terpantul warna jingga dengan lapisan tipis awan mengambang di atasnya. Udara menyejuk dan kegelapan malam perlahan tiba. Aku menyaksikan pemandangan ini sambil menghirup hawa laut yang menguap dari samudera lepas di depanku. Terasa betapa damai memenuhi jiwa dan rasaku. Dan sambil perlahan mendengarkan senda gurau para sahabat yang duduk di meja panjang yang membentang sambil menunggu makan malam disajikan, aku mendengarkan sayup-sayup debur ombak yang nampak berlarian menuju pasir pantai. Seakan ingin memeluknya. Seakan ingin memeluknya.

Aku sedang berada bersama bekas teman-teman sekolahku yang saat itu sedang berkumpul, merayakan 30 tahun kelulusan kami dari SMA. Udara terasa nyaman, dan hawa persahabatan dan persaudaraan menyelimuti kami dengan tawa ria. Dengan kisah-kisah masa lalu, yang kadang dulu terasa menakutkan bahkan memalukan namun kini ditanggapi dengan kegembiraan dan penuh canda. Perjalanan waktu seakan membeku. Dan kami sadar betapa semua keresahan, kejengkelan bahkan rasa sakit hati di masa silam nampak hanya sia-sia saja sekarang. Kata orang, waktu akan mengobati segala duka dan luka, dan memang demikianlah adanya. Memang demikianlah adanya.

Hidup memang merupakan suatu perjalanan yang berubah terus menerus. Kekecewaan, kekesalan atau bahkan kemarahan dan rasa sakit hati kita saat ini, tidak pernah akan abadi. Sementara kelak, yang tersisa hanya rasa kerinduan pada masa kini, yang kelak, sudah lama kita tinggalkan atau malah mungkin telah kita lupakan untuk dikenang kembali. Bahkan terkadang aku berpikir, bukankah justru saat-saat sulit dan memalukan di masa lalu justru membuat hidup menjadi lebih bermakna di masa kini? Tanpa pengalaman pahit, tanpa pengalaman kesedihan dan kesengsaraan, masa lalu takkan meninggalkan apa-apa sama sekali bagi kita. Takkan menyisakan apa-apa bagi kita semua.

Demikianlah kehidupan berlangsung dan kami yang masih memiliki kesempatan untuk bersua, untuk berkumpul bersama dan saling membagikan pengalaman hidup, akan mampu pula untuk menyadari keterbatasan kami serta menghargai sahabat-sahabat masa lalu kami. Sahabat yang bahkan tak lagi kita ingat sampai saatnya kita bertemu dalam reuni yang indah ini. Di sinilah kami berada, saling berbagi, saling menikmati rangkulan persahabatan dan saling menghargai waktu yang telah silam di masa lalu. Hidup ternyata selalu meninggalkan jejak-jejak panjang yang indah, sepahit apapun masa lalu kita. Yang lewat, biarlah lewat dan sekarang kami berkumpul untuk saling bertutur tentang betapa lucunya sikap kami di saat masa remaja masih bersama kami.

Hidup itu indah, teman. Bahkan seperih apapun keadaanmu saat ini. Siapa yang akan tahu apa yang mungkin kita temui di masa depan? Siapa yang dapat memastikan apa yang bisa didapatkannya di masa mendatang? Siapa? Di saat reuni ini, sadarlah kami semua, betapa tak masuk akalnya rasa sakit hati, ketakutan serta kemarahan bahkan keputus-asaan kami di masa lalu. Lalu kami percaya pula bahwa, apa pun kondisi yang sedang kami alami saat ini, semuanya kelak mungkin akan berbuah manis. Semuanya kelak, mungkin bahkan dapat kita jadikan sebagai lelucon yang membuat gelak tawa kegembiraan. Kita semua manusia dengan ketidak-pastian dan karena itu dengan banyak kemungkinan yang tak terbayangkan untuk saat ini. Hidup itu indah, teman, mari tersenyum dan menghadapi hidup hari ini dengan penuh tekad dan harapan, bahwa masa depan bisa jadi indah. Bisa jadi indah.

Malam telah turun bagai tirai yang menutupi langit bersama kegelapannya. Namun pelita telah mulai dinyalakan, dan kami pun bersantap sambil berdoa bagi kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan dalam kemungkinan terburuk pun yang dapat kita alami. Dan itulah yang bisa kita jalani dengan penuh semangat. Kita jangan patah semangat. Kita takkan patah semangat. Sebab hidup itu indah. Dan senja yang lain akan tiba. Besok. Takkan pernah usai. Hingga akhir masa. Hingga akhir masa.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...