21 Februari 2011

PETANG DI TELUK KENDARI

Menakjubkan! Langit bagaikan tersaput warna jingga dengan latar menara MTQ yang menjulang kokoh. Sebuah perahu kecil menjadi siluet, diam dalam kesunyian senja. Dan udara yang sejuk membawa kedamaian masuk membelai jiwa. Aku menikmati panorama alam yang membentang indah di hadapanku, takjub merenungkan betapa keindahan yang muncul setiap saat sering luput dari perhatian kita hanya karena kita terpaku hanya pada kepentingan diri sendiri. Lihatlah, lalu lalang orang yang melintas di sepanjang jalan by-pass tanpa sekali pun ingin menengok apalagi untuk berhenti sejenak menikmati keindahan ini. Hidup ini indah, sungguh indah, jika kita mampu menyadarinya. Mau menghentikan sejenak langkah kita, kesibukan kita dari mengejar hasrat, ambisi dan keinginan kita. Dan merasakan keberadaan kita di dunia ini. Menakjubkan!

Petang di teluk Kendari, atau dimana pun kita berada. Di pegunungan. Di padang gurun. Di laut yang tenang atau berombak. Di saat udara indah cerah maupun saat badai menerpa menakutkan jiwa. Kita senantiasa punya kesempatan untuk sejenak menghentikan langkah, untuk sejenak menikmati dunia. Untuk sejenak memikirkan, bukan hanya apa yang terjadi pada kita tetapi apa yang ada di luar kita. Sebab, kita tak hidup hanya dari kerisauan, kekhawatiran maupun kesedihan kita. Sebab, kita memiliki banyak kemungkinan yang ada di luar diri kita sendiri. Jika kita mau menyadarinya. Jika kita mampu menyadarinya. Angin yang berhembus membelai wajah. Warna warni langit. Tetes rintik hujan. Semuanya dapat membuat kita terpana sejenak, membuat kita menyadari betapa sesungguhnya tak berartinya kegelisahan kita. Kita semua.

Maka di sudut yang terpencil dan sunyi ini, di tepi pantai yang hening, aku memandang ke perahu yang sedang berlabuh sambil merenungkan perjalanan menembus lautan yang telah ditempuhnya. Berapa banyakkah badai yang dilaluinya? Berapa seringkah ia merasa khawatir, bimbang bahkan putus asa saat berlayar menuju ke tujuan yang diinginkannya ketika gelombang tinggi, arus deras dan tiupan angin kencang menerpanya? Sungguh, saat ini, ketika aku melihatnya mengayun perlahan di laut yang tenang, aku berharap dia berpikir betapa sebenarnya segala kecemasan itu sekarang terasa tak berarti. Sungguh tak berarti. Masa depan memang selalu menyembunyikan kecemasan karena kita tak tahu apa yang dapat terjadi saat kita dirundung malang. Masa depan bahkan sering terasa menakutkan karena ketidak-pastiannya sendiri. Namun, bukankah kita semua hanya melintas dalam waktu, kita semua harus melayari perjalanan hidup yang pasti ini, dan kelak kita dapat dengan damai menikmati ketenangan saat semuanya telah usai?

Menakjubkan! Hidup ini memang menakjubkan jika kita mampu untuk sejenak berhenti dan melupakan segala apa yang sedang kita hadapi untuk menikmati apa yang sedang dijalani oleh dunia ini. Sebab dengan demikian, kita sadar bahwa kita tidak sendirian walaupun terasa sepi. Alam yang indah selalu ada dalam jangkauan pandangan kita. Alam yang dapat membuat kita lelap. Alam yang menghidupi kita. Alam yang membuktikan keberadaan kita. Alam yang memberikan segala-galanya buat kita yang mau menerima dia apa adanya. Alam milik kita. Dan kita miliknya. Jadi mari berhenti sejenak untuk menikmati dia. Mari berhenti sejenak untuk mengucap salam kepadanya. Mari berhenti sejenak untuk bersyukur karena kita ada bersamanya. Kita. Insan-insan yang penuh pesona. Sebab bukan tidak mungkin, alam pun berhenti sejenak memandang kita dengan terpesona, berpikir tentang keajaiban pemikiran kita. Menakjubkan!

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...