26 Juni 2012

KALAH MENANG


Dalam pertandingan, mereka yang menang pasti akan didampingi yang kalah. Sebab tanpa yang kalah takkan ada yang menang. Maka seharusnya, kebanggaan diri bukan terletak pada kalah atau menang, tetapi karena telah ikut dalam pertandingan secara bersama-sama. Demikian pula dalam kehidupan ini. Kita bersyukur bukan atas keberhasilan atau kegagalan, tetapi karena telah hidup dalam kebersamaan. Tanpa sesama, bisakah kita mengatakan bahwa kita telah berhasil? Kita memang senang membanding-bandingkan diri tetapi sadarilah bahwa tanpa ada yang diperbandingkan, dapatkah kita mengatakan diri kita berhasil?

Hidup memang adalah perjuangan. Tetapi kita tak perlu membanggakan hasil dari perjuangan itu sehingga menafikan keberadaan sesama. Tanpa sesama, kita bukanlah apa-apa. Tanpa sesama, dapatkah kita memiliki semangat untuk berjuang? Tanpa sesama, dapatkah kita memacu diri? Jadi apakah arti keberadaan kita jika tidak mengaitkan diri bersama sesama kita? Mengapa kita harus membanggakan diri atas keberhasilan kita? Dan mengapa pula kita harus merasa sedih dan sakit hati atas kegagalan kita? Bukankah kepuasan hidup kita sesungguhnya tidak terletak karena kita telah berhasil mengalahkan tetapi karena kita telah berjuang. Begitu pula jika kita kalah, patutkah kita menyesali diri? Bukankah tanpa berjuang kita malah tak punya makna apa-apa?

Memang, setiap pertandingan selalu menghasilkan sang juara yang berhasil menaklukkan semua lawan-lawannya. Tetapi lawan bukanlah musuh. Lawan adalah saingan yang setara. Dan kemenangan hanyalah sesaat saja, sebab dilain waktu kita bisa mengalami kekalahan. Tak ada kemenangan yang abadi. Yang ada hanya perjuangan yang patut dibanggakan dan akan dikenang dalam waktu yang panjang. Sebab itu, menang atau kalah bukanlah sesuatu yang pantas menjadi taruhan dalam kehidupan ini. Menang atau kalah hanyalah ujung dari suatu proses panjang yang membuktikan kemanusiaan kita dalam menjalani hidup yang tidak kekal ini. Seperti kata sebuah pepatah, hidup berputar seperti roda kadang kita di atas, kadang di bawah, maka bukan atas atau bawah yang berguna namun perputaran itulah sesungguhnya yang menggelindingkan kita menuju hari depan.

Demikianlah, setiap manusia – kita – yang selalu bergulat dalam proses untuk menjadi sosok yang sungguh-sungguh berarti dalam hidup kita masing-masing, akan meninggalkan jejak-jejak kita dalam waktu yang tak terbatas ini. Menjadi pemenang adalah sesuatu yang berguna tetapi tidak bermanfaat jika saja kemangan itu kita raih dengan cara-cara yang tidak pantas dan tidak layak sehingga kita menjadi cemohan. Kita adalah jari-jari sang roda kehidupan yang tanpa jari-jari yang lain tidak akan berarti apa-apa. Tanpa kekalahan pihak lain, kita tak mungkin menikmati kemenangan. Sebab itu, kita harus memiliki rasa hormat kepada yang kalah, bukan melecehkan. Kita bukan siapa-siapa tanpa sesama kita. Dalam perjalanan melintasi waktu, kita bermakna justru karena kita tidak sendirian. Dan memang, kita tidak pernah sendirian.

Hidup adalah suatu proses yang berkembang, maju menuju titik dimana kita kelak akan tiba pada ujung waktu kita sendiri. Dalam perjalanan itulah kita melangkah bersama harapan dan semangat, bersama perasaan dan pemikiran, bersama kegagalan dan keberhasilan kita. Tetapi jangan takut. Jangan juga menyombongkan diri. Kita semua adalah para pencari kebenaran. Dan tak ada kebenaran yang mutlak. Atau kita tak pernah akan tahu kebenaran yang mutlak selama kita masih menjalani perjalanan kemanusiaan kita di dunia ini. Kita bukan pemilik tunggal kehidupan ini. Dan kita hanya dapat berusaha untuk menjalaninya bersama mereka yang lain. Dan kita berjuang bersama sesama kita. Hari ini kita mungkin menang, tetapi bagaimana dengan hari esok? Kalah atau menang tidak akan berarti apa-apa, dan malah akan menimbulkan kekosongan jika kemenangan itu kita raih dengan cara yang tidak layak. Dan siapa pun yang kalah tetap patut berbangga karena telah berjuang walau gagal. Masih ada hari esok. Masih ada waktu untuk kita semua. Sebab pertandingan hidup bisa sampai namun takkan pernah tiba. Selagi masih ada hidup, masih ada harapan. Dan harapan takkan pernah mati. Takkan pernah....

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...