05 Januari 2013

PELANGI


Sehabis hujan, pelangi pun muncul. Lajur warna-warni yang indah dengan latar mendung dalam udara yang sejuk. Keindahan pelangi itu sungguh terasa kontras dengan langit yang berwarna abu-abu gelap. Seakan ingin menggambarkan betapa keberagaman warna-warni jauh lebih mempesona daripada keseragaman. Seakan ingin menunjukkan kepada kita bahwa dunia ini tak pernah dapat disatu-warnakan. Dan mereka yang berambisi untuk membuat dunia menjadi seragam sungguh suatu kemustahilan karena bertentangan dengan jiwa dan semangat alam semesta itu sendiri.

Sebab apakah kita ada di dunia ini? Untuk apakah kita ada diantara sekian banyak kehidupan lain di alam semesta ini? Siapakah kita sehingga ingin menyamakan semua kehidupan agar serupa dengan kehidupan kita? Tidakkah lebih baik jika kita hidup dengan dan bersama aneka perbedaan untuk dapat menyatukan warna kita dengan beragam warna kehidupan lain agar tercipta sebuah harmoni pelangi yang menakjubkan bagi kehidupan alam semesta? Bukankah itulah tujuan dari Sang Pencipta dengan menciptakan setiap kehidupan masing-masing dengan ciri khas-nya untuk bersatu dalam keindahan dan kemuliaan-Nya?

Pelangi seusai hujan sungguh muncul dengan satu pesona yang sangat menakjubkan. Setelah hujan mengusir panas terik. Dan pelangi muncul di langit yang kelabu tertutup mendung. Semuanya seakan mengabarkan kepada kita bahwa sesungguhnya di tengah ketidak-kekalan hidup ini, selalu ada harapan untuk menikmati pesona alam. Selalu ada nuansa suka cita dalam perbedaan walau sering kelihatan tak rapi. Tetapi siapa yang mengatakan bahwa dunia ini harus selalu tertata rapi dan bahwa keseragaman adalah sesuai dengan kehendak Sang Pencipta sesungguhnya sama sekali tak mengenal Penciptanya sendiri.

Kita lahir dari ayah bunda tetapi kita jelas tidak sama dengan mereka. Kita berada di antara saudara-saudari, kerabat, sahabat dan tetangga kita tetapi pasti bahwa kita adalah kita dan bukan mereka. Kita punya mimpi sendiri. Kita memiliki kemampuan, pemikiran dan perasaan, serta dengan harapan dan kekecewaan sendiri. Kita mengalami hal-hal baik atau buruk dalam pengalaman hidup kita sendiri. Dan pasti, bahwa hanya kita saja yang dapat mengetahui dengan sesungguhnya rasa suka atau duka yang kita alami. Tak seorang pun mampu menyelami apa isi hati, apa pikiran, apa penderitaan atau kegembiraan kita. Pengalaman hidup masing-masing adalah unik, bahkan walau peristiwa yang dialami adalah sama. Hidup selalu mengandung perbedaan.

Maka marilah kita berjuang menghadapi diri kita. Berjuang untuk tidak memaksakan kehendak kita. Berjuang untuk tidak memaksakan kebenaran kita. Berjuang untuk tidak memaksakan keseragaman di dunia yang beragam ini. Berjuang untuk tidak merusak keindahan pelangi kehidupan ini. Sebab kita adalah mahluk hidup yang masing-masing memiliki cara pandang, kebiasaan, pemikiran dan perasaan sendiri-sendiri. Ingatlah bahwa, jika Sang Pencipta sungguh-sungguh menghendaki keseragaman di alam semesta ini, dan jika kita sungguh-sungguh percaya pada ke-mahakuasa-an-Nya, bukankah dengan mudah Dia dapat membuat kehidupan kita menjadi seragam? Dan karena sekarang nyata bahwa kita hidup masing-masing dengan keunikan kita sendiri, bukankah itu sungguh-sungguh juga berarti bahwa Dia memang menghendaki demikian? Biarlah kita masing-masing kelak bertanggung-jawab atas segala hal yang telah kita lakukan secara pribadi. Kita jangan khawatir dengan diri kita dan juga jangan membuat sesama kita khawatir karena keberadaan kita. Keberagaman itu indah. Keseragaman itu membosankan. Dan aku percaya bahwa, Sang Pencipta pun tidak ingin kehidupan yang diciptakan ini menjadi membosankan dan menjemukan bagi ciptaan-Nya. Sungguh, pelangi itu amat indah!

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...