02 Januari 2013

RENUNGAN DI AWAL TAHUN 2013


“Kita sedang kekurangan orang-orang baik” kata temanku dalam diskusi di awal tahun 2013 ini. Wajahnya cenderung murung. Saat itu aku hanya terdiam. Apakah kita memang sedang kekurangan orang-orang baik? Aku memikirkan banyak teman-temanku. Aku memikirkan banyak orang lain yang kukenal atau kuketahui. Tidakkah mereka semua adalah orang-orang baik juga? Apakah makna orang-orang baik itu baginya. Dan bagiku sendiri?

Dan tiba-tiba aku merasa bahwa sesungguhnya kita bukannya kekurangan orang baik. Aku malah yakin bahwa, ada jauh lebih banyak orang baik di negeri ini daripada orang brengsek yang senang memanipulasi dan korup. Tidak. Kita tidak pernah kekurangan orang baik. Yang ada, mungkin, adalah kita kekurangan orang-orang yang peduli. Kehidupan jaman ini telah membuat sebagian besar dari kita sering gagal untuk peduli terhadap ketidak-adilan yang telah dan sedang terjadi.

Dunia komunikasi yang kian canggih, dan membuat semua peristiwa dapat terkabarkan dalam waktu nyata (real time) telah membuat kita menjadi kehilangan kepekaan terhadap lingkungan kehidupan ini. Sebuah peristiwa yang sedang diributkan mendadak tenggelam oleh peristiwa lain lagi. Susul menyusul seakan tanpa akhir. Dan memang tanpa akhir sejalan dengan waktu yang ada di kesadaran kita. Dan kita pun menjadi bingung serta gagal untuk fokus. Pada akhirnya membuat kita menjadi apatis dan tidak peka lagi terhadap semua kekisruhan yang terjadi di sekitar kita.

Peristiwa nikah sirih lenyap oleh peristiwa teror. Peristiwa teror lenyap oleh peristiwa tuduhan korupsi seorang menteri. Dan peristiwa korup lenyap ditelan peristiwa kecelakaan seorang putra menteri. Dan itulah kekuatan sekaligus kelemahan dari dunia modern ini. Rentetan kejadian yang terus menerus berganti membuat kita bingung dan tak tahu serta tak mampu untuk menyikapinya karena kita tak tahu harus mulai dari mana. Kita kehilangan daya untuk fokus. Kita kehilangan kepekaan lalu, karena itu, membuat kita tidak peduli lagi atas rangkaian kejadian yang menjadi membingungkan itu.

Maka sebaik bagaimana pun seseorang, terpaksa harus mengakui keterbatasan kesadarannya dalam menyikapi segala peristiwa yang telah, sedang dan akan terjadi. Pada akhirnya, mungkin akan membuat kita muak, tidak peduli lalu berpikir bahwa, adalah lebih baik memikirkan diri sendiri daripada terperosok dalam perasaan gusar atau kecewa membaca serta menyaksikan segala ketidak-adilan dalam masyarakat. Untuk apa? Orang-orang baik yang kita pikirkan itu juga mempunyai masalahnya sendiri dalam dunia yang semakin mengejar kesejahteraan materi ini. Dan selama kepentingannya tidak terusik, untuk apa dia harus mengurus kepentingan orang lain? Kepentingan banyak orang lain? Jika pun kita mau, kita sadar bahwa tangan kita tak akan sampai. Tak pernah sampai.....

Mungkin kita patut merasa sedih atas hal itu. Atau bahkan kecewa. Tetapi menurutku, orang-orang baik tidak harus mereka yang berbuat sesuatu yang tampak besar. Orang-orang baik adalah mereka yang mau berbuat sesuatu yang sederhana dalam hidup ini. Mereka yang dapat mempertahankan kebaikan bagi dirinya sendiri. Bagi orang-orang terdekatnya. Bagi masyarakat di lingkungannya. Satu per satu dari titik awal yang dimulai dari dalam diri sendiri. Dan perbuatannya yang sederhana sesungguhnya dapat membuat perubahan besar walau mereka tak pernah dikenali secara nama. Mereka tidak selalu muncul di berita waktu nyata tetapi ada dan terasa bagi orang-orang di sekelilingnya. Dan karena itu perlahan-lahan dapat mengubah kehidupan sesamanya. Tahap demi tahap. Sementara mereka tak pernah terdeteksi karena orang-orang baik hanyalah orang-orang kecil yang sederhana. Sangat sederhana. Serta tak pernah ingin untuk menonjolkan diri.

Jadi di awal tahun 2013 ini, menurutku, kita tidak kekurangan orang-orang baik. Bahkan sesungguhnya orang-orang baik itu ada dan jauh lebih banyak daripada orang-orang yang menurut pandangan kita tidak baik. Sebab kita sendiri dapat menjadi orang-orang baik itu. Dengan lebih peduli terhadap kehidupan ini. Dengan lebih menyadari keberadaan kita dan sesama. Dengan lebih berfokus pada kesediaan kita untuk menerima hidup yang kita jalani ini. Dan kita tahu bahwa kita tidak sendirian di dunia ini. Kita tidak pernah sendirian. Sebab itu kita harus menerima perbedaan, menikmati perbedaan. Dan bersyukur atas perbedaan itu. Selamat tahun baru 2013.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...