04 Februari 2013

MUNGKIN


Saat ini kita hidup di dunia yang seakan-akan tanpa batas tetapi sekaligus menjadi dunia yang demikian sempit dan terbatas. Bayangkan, dengan daya tehnologi, kita dapat menjelajah ke sudut-sudut semesta yang jauh, teramat jauh, sementara kita duduk menyendiri di kamar kecil kita dan sering tanpa sadar bahwa sesuatu terjadi di luar kamar ini. Sebuah ironi dimana kita seakan-akan dapat mengetahui dan mengenal semua peristiwa yang sedang terjadi sementara kita bahkan sama sekali tidak tahu apa yang sedang berlangsung di sebelah kita.

Demikianlah, kita semakin mengetahui semakin tidak mengenal dan memahami. Bahwa lintasan waktu yang sedang kita jalani bergerak kian menjauh dari kenyataan hidup yang sungguh kita jalani ini. Dalam banyak hal, kita terpojok di sudut yang kita tidak sadari walau mungkin kita merasakannya. Mungkin. Begitulah sebagian dari antara kita menjalani hidup sehari-hari ini, terfokus pada apa yang terjadi jauh di luar diri kita dan melupakan apa yang sedang terjadi di lingkungan kita sendiri. Keterasingan diri membuat hidup menjadi nyaman karena kita hanya dapat mengetahui tetapi tidak mengenal dan karena itu tidak perlu untuk peduli sehingga tidak perlu merasa bertanggung-jawab untuk mengubah diri, untuk memahami situasi dan kondisi kita sendiri.

Namun, walau kita sering alpa untuk mengubah diri kita sendiri, alpa dalam memahami keseharian hidup kita, kita sering bersikap seakan-akan memahami dunia di luar kita. Kita bersikap seakan-akan tahu dan karena itu merasa mampu untuk mengupayakan perubahan dunia. Padahal sadarkah kita, betapa dalam satu lintasan waktu yang sama, jam dan detik yang sama, seberapa banyakkah peristiwa yang terjadi tetapi luput dari pengetahuan kita? Seberapa banyakkah dapat kita ketahui tentang kejadian-kejadian sederhana yang tak muncul di penglihatan dan pemahaman kita? Tidakkah hidup mengandung kemungkinan yang tak terkira dan tak dapat kita rengkuh semua? Maka dalam kegagalan untuk memahami diri kita sendiri serta juga ketidak-mungkinan untuk mengenal seluruh isi dunia ini, kita tidak patut untuk mempertanyakan apalagi berkeinginan untuk mengubahnya sejalan dengan pemikiran kita yang amat sangat terbatas ini.

Memang, saat ini kita hidup dalam dunia yang dengan perkembangan tehnologi seakan-akan dapat kita rengkuh dengan sekali klik. Tetapi mengetahui dan mengalami sendiri sangatlah berbeda. Bahkan tak mungkin dijembatani selain dialami sendiri. Selain itu, kemampuan kita tehnologi secanggih apapun takkan mampu untuk mencapai sudut hati kita sendiri juga tak mungkin mencapai sudut-sudut terjauh di bumi ini. Maka hidup memang penuh dengan segala kemungkinan dan tak dapat kita pastikan hanya dengan sebuah pemikiran bahwa segalanya dapat kita ubah sesuai dengan keinginan kita.

Tiba-tiba aku merasa betapa sangat terasingnya kita sendiri kala dunia terbuka lebih luas akibat perkembangan kemajuan tehnologi ini. Betapa semakin banyak kita tahu semakin banyak pula kita kehilangan pemahaman. Betapa semakin banyak peristiwa yang kita tahu semakin tak kita sadari kehadiran diri kita sendiri. Dan ketika tiba pada satu titik ketika kita jenuh dengan segala pengetahuan itu, kita lalu kehilangan kepekaan atau malah menjadi sangat bersemangat untuk mengubahnya. Kita lupakan segala kemungkinan yang membuat hidup ini indah. Ya, hidup ini menyenangkan dan dapat kita nikmati karena dia penuh kemungkinan yang tak terduga. Tak teramalkan. Tak terencanakan. Dunia ini bukanlah mesin di saat kita merasa bahwa kita mengenal dia lewat mesin-mesin ini. Dan karena itu tak mungkin kita kenali dengan pasti. Bahkan sedetik ke depan pun tak mungkin kita pastikan apa yang dapat terjadi. Nikmatilah kemungkinan itu sebagai sebuah kehidupan yang pantas kita ada di dalamnya. Bersamanya. Tidak untuk mengubahnya. Bukan dengan memaksanya berubah. Dan jika harus berubah, bukan dunia tetapi kita sendirilah yang harus mengubah diri. Kita sendiri.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...