29 Maret 2013

PRESTASI


Apa artinya hebat?” tanya seorang temanku yang cukup terkenal piawai dalam membantu kepanitiaan acara-acara besar. “Apa artinya berhasil?” tanyanya. “Jika kita tahu bahwa sesungguhnya kita bisa berbuat lebih dan lebih lagi jika saja kita tidak terbentur pada masalah dana, pada sumber daya manusia dan sikap pimpinan yang hanya mementingkan tampil diri tanpa mau peduli dengan kondisi yang nyata. Apa artinya menjadi terkenal bila kita tahu bahwa ada banyak kelemahan yang kita miliki?”. Wajahnya muram. Dan nampak demikian tak berdaya dan putus asa.

Aku terhenyak. Dan memahami betapa sikapnya itu mengandung kebenaran. Pemikiran yang sering sama kualami juga. Dalam rapat-rapat perencanaan, betapa banyaknya keputusan yang dibuat oleh para pimpinan demi membuat sebuah acara yang memukau. Tetapi nyatanya, di lapangan, saat pelaksanaan, dimanakah mereka semua? Hanya beberapa orang yang mau dan rela untuk bertarung agar rencana-rencana itu dapat berjalan dengan baik. Dengan mengorbankan waktu, dana dan tenaga hingga tuntas. Tetapi saat acara puncak berlangsung, mereka yang bekerja secara tak terputus surut ke belakang karena yang tampil kemudian adalah para pimpinan yang dengan membanggakan diri mengatakan bahwa itu semua adalah hasil karya mereka. Tanpa rasa bersalah. Tanpa rasa sesal. Tetapi bukankah itu sudah jamak? Mereka adalah pimpinan dan yang lain hanya pekerja?

Maka barangkali soalnya bukan pada kenyataan di lapangan apakah sesuai hasil perencanaan, tetapi pada perbedaan antara ide dan kerja. Sebab dalam pengalaman, memang ada yang mampu memikirkan rencana yang bagus tetapi belum tentu dapat menjalankannya sendiri, dan ada pula yang piawai bekerja untuk menghasilkan sebuah karya yang bagus tetapi mungkin tidak mampu memikirkan dan merencanakan karya itu sendiri. Setiap orang pada akhirnya memiliki prestasi yang sesuai dengan talenta mereka masing-masing. Dan jelas kita tidak dapat menyalahkan mereka. Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kemampuan yang memang berbeda maka tugas kita hanyalah melaksanakan apa yang kita mampu. Bukan saling menyalahkan. Bukan pula saling melempar tanggung-jawab.

Apa artinya hebat? Apa artinya prestasi?” Tidak, menurutku semuanya tidak ada artinya selain dari hanya menjalankan apa yang dapat kita lakukan. Kita masing-masing. Sehingga secara bersama semuanya dapat berjalan dengan baik dan berhasil. Maka prestasi sesungguhnya tidak tergantung pada orang per orang melainkan hasil dari kerjasama yang baik sesuai dengan apa yang dapat dilakukan masing-masing kita yang terlibat. Sesuai dengan kemampuan diri. Sebab, bukankah walau tidak bisa memegang seperti tangan, tetapi kaki dapat berjalan yang tidak bisa dilakukan oleh tangan? Dan walau tak bisa mendengar, mata dapat melihat hal yang tak dapat dilakukan oleh telinga? Dengan demikian, seluruh tubuh bermanfaat sesuai dengan fungsinya masing-masing? Maka perlukah kita merasa kecewa atau sakit hati karena perbedaan-perbedaan itu?

Demikianlah, walaupun kadang kita merasa terganggu oleh sikap dan perbuatan dari mereka yang kita anggap mencuri prestasi kita, mungkin itu terjadi karena kita menganggap bahwa sebuah prestasi adalah milik kita sendiri. Milik orang per orang, bukannya hasil sebuah tim, sebuah kepanitiaan secara menyeluruh. Maka bila kita dapat memahami bahwa walau seakan-akan hanya orang-orang tertentu saja yang menikmati hasil karya keseluruhan, sebuah prestasi sesungguhnya adalah hasil karya semua yang terlibat maka kita pun dapat menerima bahwa mereka yang tampil di acara-acara hasil karya kita sesungguhnya mewakili kita semua. Bukan mewakili dirinya saja. Sebab memang harus ada yang tampil ke depan. Harus ada yang dapat menampakkan kebanggan tim. Jika tidak, apa gunanya prestasi itu?

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...