27 April 2013

HARAPAN DAN KEPERCAYAAN


“Mereka yang punya harapan adalah mereka yang percaya. Sebab tanpa percaya, bagaimana mereka dapat berharap? Paling tidak, mereka percaya pada hari esok. Tanpa itu, harapan hanyalah kata-kata hampa belaka..” kata seorang bapak tua kepadaku suatu ketika. Bapak itu hidup sederhana atau bahkan bisa dibilang sangat sederhana. Hidup sendirian dengan dana pensiun, seorang diri pula karena istrinya telah berpulang beberapa tahun silam dan anak-anaknya pun telah mandiri. Sebenarnya, anak-anaknya, dia memiliki dua orang anak laki-laki, telah mengajaknya untuk tinggal bersama mereka, tetapi dia menolaknya. Dia ingin bebas dengan dirinya sendiri.

Dia sadar, usianya telah uzur. Tubuhnya, sebagai pensiunan TNI-AD telah melemah, tetapi dia merasa masih sanggup untuk tidak tergantung pada orang lain. Setiap hari minggu, dia berjalan kaki ke gereja, mengikuti misa pagi. Sesekali, jika aku berjumpa dengan bapak tua itu, aku lalu memintanya ikut bersama. Kadang dia mau, kadang juga dia tolak. Karena katanya, dengan berjalan dia tetap bisa menjaga kondisi fisiknya. Bapak tua itu juga hampir setiap ada pertemuan di rukun selalu hadir. Dan kehadirannya selalu membawa suasana yang riang, dengan aneka joke dan kata-kata spontan meluncur keluar dari bibirnya. Bapak Joseph – lebih sering kami memanggilnya dengan opa Yoseph - memang menjadi teladan buat kami semua.

Maka ketika aku mendengar berita kematiannya, aku tiba-tiba mengenang dia. Terutama mengenang kata-kata yang pernah diucapkannya lama berselang. “Mereka yang punya harapan adalah mereka yang punya kepercayaan”. Sungguh sebuah kalimat yang mengandung inti kehidupan bagi kita semua. Sebab tanpa harapan, kita akan kesulitan untuk menghidupi diri. Dan tanpa kepercayaan pada hari esok, kita tak mungkin juga memiliki harapan bagi jiwa kita. Demikianlah, siapa pun yang ingin hidup dengan baik, dengan damai dan tanpa kehilangan semangat juang, haruslah memiliki harapan. Harapan bahwa esok selalu akan lebih baik dari hari ini. Walau memang kita tak mungkin untuk meramalkan apa yang akan kita hadapi. Tetapi dengan harapan, kita akan selalu mempunyai daya juang. Dengan harapan, kita takkan merasa putus asa. Dan dibalik harapan itu, percaya dan yakinlah bahwa ada rahasia yang sederhana, sangat sederhana, yang telah disiapkan bagi kita yang percaya: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup” sabda Yesus (Yoh 14:6).

Maka bersama dengan segala kenangan kepada bapak Yoseph, aku pun memiliki harapan bahwa kita semua dapat tetap teguh dengan kepercayaan kita. Bahwa dalam percaya itulah kita semua memiliki harapan. Dan bersama harapan itulah kita dapat bersemangat menjalani kehidupan ini. Kita semua.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...