16 Oktober 2013

LONGSOR

Siang yang terik. Dalam perjalanan dari Baito menuju Kendari, di suatu persimpangan, mendadak kami berhadapan dengan jalan yang terpotong oleh longsor. Sisa aspal hanya sepenggal, selebihnya lenyap tergerus entah kemana. Kami berhenti sejenak memandang sisa aspal yang ada. Sementara di sisi yang lenyap, hanya ada guguran tanah tebing menuju ke sebuah sungai dengan aliran air yang cukup deras. Udara terasa sejuk dengan pepohonan hijau bertebaran di tepi jalan yang masih tersisa.

Kami berdiam diri menatap ke panorama yang mengejutkan itu. Tetapi sekaligus menikmati derasnya aliran sungai yang bening, keheningan alam, hembusan angin dan rimbunan pepohonan hijau yang mengitari tebing itu. Longsor yang memotong tanpa tanda dan memaksa kami untuk berhenti sejenak ternyata telah membuat kami dapat menikmati alam yang permai, hal yang mungkin hanya akan terlewatkan saja dalam keadaan biasa. Sebuah perhentian tanpa terencana menguak sebuah keindahan yang tersembunyi.

Peristiwa sesaat itu membuat saya terkenang pada beberapa peristiwa yang tak diinginkan dan tak terencanakan yang mungkin merupakan sebuah kegagalan jika saya hanya memandang sebuah rencana sebagai garis lurus. Ternyata kemudian kejadian itu membuat saya menyadari adanya banyak kemungkinan lain yang sering tidak terpikirkan sebelum saya mengalaminya. Mungkin jalan yang longsor di depan kami ini telah membuat perjalanan kita terhambat sejenak, membuat kami yang sedang terburu-buru dikejar waktu akibat keinginan kami untuk mencapai sesuatu yang sangat kita inginkan dapat gagal dicapai, tetapi ketika kami dapat melihat sisi lain dari kejadian yang tak terduga itu maka kami terkejut dan menikmati sesuatu yang sama sekali tak pernah kami bayangkan jika kami hanya melaju dengan lancar dan tanpa hambatan.

Dan saya kira demikianlah makna sebuah musibah atau bencana yang menghadang di depan kita. Kita dapat menyesalinya berkepanjangan, kita dapat merasa kecewa tanpa akhir jika kita enggan untuk menerimanya. Tetapi kita juga dapat menikmati musibah dan bencana itu apa adanya dan bahkan dapat menemukan sebuah kejutan dalam pengalaman yang pahit itu. Maka pemandangan longsor di depanku yang telah membuat kami berhenti sejenak tiba-tiba mengajarkan kepada kami bahwa tidak ada yang sia-sia bahkan sebuah peristiwa terburuk sekalipun. Kita dapat belajar darinya. Kita tetap bisa menikmatinya. Jika kita mau. Jika kita tetap sadar pada keterbatasan dan kelemahan kita sendiri.

Sebab bagaimana pun kehebatan kekuatan-kekayaan-kekuatan kita, kita hanya manusia yang terbatas. Dan sungguh selalu banyak hal yang takkan mampu kita ramalkan, sehebat apapun perencanaan kita. Alam seringkali membuat kita terpesona, seringkali membuat kita harus mengakui kelemahan kita sekaligus membuat kita merasa kecil dan tak berdaya. Namun, di sisi lain, alam selalu memberikan dirinya secara bebas dan terbuka untuk dinikmati. Bahkan untuk dihayati sebagai sebuah bahan perenungan bagi kita tentang betapa kuatnya daya kemungkinan yang dapat terjadi. Sebab itu, setiap kegagalan selalu berarti bahwa selalu ada kemungkinan lain yang tak terpikirkan. Setiap musibah atau bencana selalu berarti bahwa ada harapan tersembunyi yang mungkin saja sebelumnya tidak kita pikirkan.

Siang yang terik. Jalan aspal yang longsor. Perhentian yang mendadak. Semuanya ternyata membuat kami menemukan kesejukan udara di tengah keindahan alam yang terbuka tiba-tiba di depan mata kami. Sebuah kemungkinan baru yang tak pernah kami pikirkan dan rencanakan sebelumnya. Piknik mendadak! Menakjubkan!


Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...