Ada suara
memanggilku
Terasa asing
namun dekat
Di tengah
malam kelam
Engkaukah
itu?
Di luar
kulihat
Pohon
merangas
Udara kering
Langit hitam
Terbelenggu
disini
Aku diam
Menikmati
sepi
Dan duka
Ada suara
memanggilku
Kau, hei kau
Ya, aku
Ada apa?
Akulah malam
Dan pagimu
Akulah suara
Dalam diammu
Lelaplah
dalam mimpi
Dan biarkan
Lagu malamku
Menemanimu
: Selalu
Tonny Sutedja
Bayang-bayang malam kini tiba
Mata yang mulai buram
Tenaga pun melemah
Langkah kian terseot
Rambut memutih
Dan rasa ngilu ini
Kian kerap menerpa
Tetapi ah,
Purnama tetap indah
Dan semilir angin tetap menyegarkan
Musik alam pun masih terdengar sama
Walau cemerlangnya pagi telah luluh
Malam tiba bersama imajnasi lain
Yang tak kalah menakjubkan
Pada akhirnya
Masing-masing punya keindahannya sendiri
Dan bila suatu hari kelak
Entah kapan
Kita harus meninggalkan semuanya
Pergilah dalam diam
Sebab sepanjang pergerakan waktu
Kita tak pernah mundur
Kita tak pernah mundur
Tonny
Sutedja
Ada seberkas sinar
Menerobos dari jendela kamarku
Ada seberkas sinar
Mencoba menyentuh wajahku
Segaris cahaya
Yang menarik mimpiku
Sesaat
Aku terdiam
Dalam halusinasi
Seakan waktu terhenti
Sejenak
Dalam garis cahaya
Yang bisu
Mencoba untuk memahami
Ketak-berdayaan ini
Dalam cahaya yang pipih
Terbaring dalam diam
Gelapnya kamar ini
Terusir oleh garis cahaya
Lampu jalan
Ada seberkasi sinar
Mencoba meraih mimpiku
Setipis kertas
Setajam pena
Seberkas sinar ini
Menikam pikiranku
Seperih apakah
Luka kegelapan ini
Seberkas sinar dari luar
Mencoba untuk menutupinya
Dalam diam
Bersama sepi
Kunikmati segores cahaya ini
Seakan dunia membeku
Sesaat
Abadilah kesunyian ini
Abadilah kesunyian ini
Tonny
Sutedja
Yang ada hanya kebisuan
Tawa dan tangis
Timbul tenggelam
Dan kita melewati momen demi momen
Melintasi waktu yang tak berujung
Sesaat hanya
Bagai secuil goresan
Lalu perlahan
Langkah semakin menjauh
Meninggalkan jejak
Tak terhapuskan
Tapi terlupakan
Dalam bisu
Yang selalu mendekapnya
Selalu
Tonny Sutedja
Betapa lirihnya
Suara angin
Malam ini
Kuketatkan mantelku
Meneruskan langkah
Entah kemana
Sepanjang jalan
Ada kabut
Membungkus tubuhku
Demikianlah kehidupan
Berjalan menerobos
Tebalnya ketak-tahuan
Betapa lirihnya
Suara angin
Malam ini
Lirihnya
Tonny
Sutedja
Waktu membisu
Saat kita pergi
Jejak yang tertinggal
Akan dihapusnya
Sebagai arsip usang
Untuk dilupakan
Siapa diri ini?
Sekuat apapun
Sekaya apapun
Sekuasa apapun
Pada akhirnya
Akan lenyap
Musnah
Waktu membisu
Saat kita pergi
Baginya
Kita hanya sebintik debu
Yang tak punya arti
Dan bila tiba saatnya
Segera disingkirkan
Tapi debu ini
Kadang nakal
Enggan dilupakan
Enggan ditaklukkan
Namun
Dapatkah kita abadi?
Dapatkah?
100 tahun dari kini
Siapa yang masih mengenang kita?
Sebintik debu yang pernah ada
Akan musnah selamanya
Musnah selamanya
Tonny Sutedja
Rembulan yang purnama
Nampak samar
Cahayanya yang indah
Terhalang kabut
Bayangan pepohonan
Membaur bersama kegelapan
Namun alam seakan bernyanyi
Simponi kesunyian hati
Kesiur angin
Yang membelai wajahku
Seakan berbisik
: Nikmatilah
kesejukanku
Rembulan yang purnama
Seakan malu
Menyembunyikan sinarnya
Di balik kabut
Namun bsa jadi
Kabutlah yang menutupinya
Karena enggan
Untuk mengalah
Rembulan. Kabut. Angin
Membuatku terpana
Sungguh indah
Panorama alam
Sungguh indah
Nyanyian tanpa kata
Seakan berbisik
: Nikmatilah selagi
bisa
Selagi masih ada waktu
Anduonohu, 01082023
Tonny
Sutedja
Lampu jalan
Memantul
Di lebuh yang sepi
Tak ada
Yang melintas
Bahkan bayangmu tidak
Dan disela kegelapan
Terselip mimpi
Tanpa suara
Siapakah kita?
Yang menolak lupa
Tapi terlupakan?
Lampu jalan
Memantul sejenak
Lalu lenyap
Kita merayap
Di udara yang beku
Sendirian
Terlepas dari tangkainya
Melayang
Menuju tanah
Untuk lapuk disana
Menjadi pupuk
Bagi benih baru
Demikian pula hidup
Kita ada
Untuk luluh
Bagi kehidupan baru
Proses menuju akhir
Adalah awal baru
Bagi kehidupan
Melayang dengan anggun
Entah duka entah suka
Hanya selintas kisah
Dalam waktu
Demi menjangkau
Keabadian
Ada lalu tiada
Tonny Sutedja
Senja telah pergi
Bersama langkah hidupmu
Malam kini tiba
Bersama keheningan alam
Jejeran akasia
Memburam
Dedaunan berguguran
Menyelimuti bumi
Tanpa suara
Sepi semata
Kucoba meraih
Yang tak nampak
Senja telah pergi
Melangkah bersamamu
Malam kini tiba
Tanpa engkau lagi
Sepenggal sejarah
Lelap dalam diam
Tanpa kelak
Kekal dukaku!
Tonny Sutedja
Berjalan menerobos kabut
Mentari belum juga tiba
Dan di jalan yang sepi ini
Kucari kenangan
Tetapi hanya ada dingin
Menusuk kulitku
Menikam hatiku
Juli telah tiba
Tonny
Sutedja
Di kedalaman sepiku
Menyerah aku
Pada keheningan
Dimana bertahta
Engkau
Yang tak teraba
Di puncak dukaku
Malam kelam
Diam-diam
Tanpa suara
Meledakkan
Rindu
Siapakah aku
Sehingga dapat memikirkanmu?
Siapakah aku
Yang mencoba memahamimu?
Siapakah aku
Terasing jauh darimu?
Pikir ini
Mengusikku
Rasa ini
Membuatku terluka
Dan kusadar bahwa
Esok aku akan lumpuh
Sementara engkau
Masih saja terasa jauh
Masih saja terasa asing
Masih saja tak tersentuh
Bisa apa diri ini?
Selain dari berpasrah
Engkau
Dapatkah kumenemukanmu?
Angin berhembus
Terasa tapi tak teraba
Ada tapi tak nampak
Menampar pipiku
Tanpa mampu kubalas
Tanpa mampu kubalas
Tonny
Sutedja
Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada Tetapi esok Kala per...
