24 Desember 2024

WAKTU

 


Sering, saat malam kelam, aku menatap puluhan, ratusan bahkan ribuan bintang yang kelap-kelip di langit di atas kepalaku. Panorama yang hanya bisa kusaksikan saat listrik padam dan langit cerah, seperti malam ini. Kelap kelip bintang yang berasal dari masa lalu yang jauh, jauh sekali. Mungkin puluhan, ratusan bahkan ribuah tahun perjalanan panjang menuju ke mataku. Masih adakah bintang itu sekarang? Masih bersinarkah dia? Aku tak tahu. Aku hanya bisa menyaksikan masa lalunya sekarang. Sementara bagaimana kondisinya sekarang akan tetap menjadi misteri bagiku.

 

Sering, saat berada di tengah kerumunan massa, aku melihat puluhan, ratusan atau bahkan ribuan wajah yang, mungkin beberapa kukenali, tetapi sebagian besar asing bagiku.Wajah-wajah yang ada sekarang dengan berbagai ekspresi namun menyimpan misteri tentang masa lalu mereka. Peristiwa apakah yang telah dilaluinya? Perasaan apakah yang kini dipikirkan mereka? Rasa suka, duka, rindu, dendam, cinta atau benci? Dan, tentu saja, aku tak mungkin dapat mengetahui apa yang tersembunyi di balik rasa wajah-wajah itu. Tak mungkin.

 

Waktu sesungguhnya adalah sebuah proses perjalanan menuju kini dan akan melaju terus menuju esok yang mungkin tak terbatas tetapi bagi kita, siapa pun kita, bahkan bintang-bintang di langit yang kelihatan indah itu, selalu punya batas keberadaan. Kita, mahluk yang fana ini, terkadang mencoba untuk melupakan keterbatasan kita tetapi dalam hati kecil kita, tak mungkin untuk tidak menyadarinya. Malam ini aku berada disini, menyaksikan semua hal yang terjadi di sekelilingku, tetapi bagaimana dengan besok? Bagaimana dengan sejam ke depan? Kita tak tahu dan tak mungkin bisa memastikan semuanya. Bagi kita, waktu adalah sebuah misteri, tanya tanpa jawab.

 

Berapa pun kekuatankekayaankekuasaan yang kita miliki saat ini, ada waktunya akan kita tinggalkan semua. Kita akan pergi. Kita akan menghilang. Dilupakan dan terlupakan. Tetapi kehidupan akan tetap berjalan lurus ke depan walau kita tidak lagi ada di dalamnya. Segala nafsu, ambisi, harapan maupun kemarahan dan kebencian kita akan menguap hilang begitu saja. Dan saat titik itu tiba, masih dapatkah kita merasakannya? Masih dapatkah kita memikirkannya? Masih adakah kita? Kita takkan pernah tahu, sebelum kita sendiri mengalaminya. Kita mustahil mengetahuinya dengan pasti. Mustahil.

 

Demikianlah, kita hanya dapat memastikan hari ini, saat ini, sekarang. Kita hanya dapat memastikan apa yang telah kita alami dari awal sejak kita dapat mengingat tetapi sedetik ke depan sungguh sebuah tanda tanya besar. Demikian pula, kita hanya dapat memastikan perasaan apa yang kita pikirkan sendiri sekarang, tetapi bagaimana kita dapat memastikan perasaan orang lain? Sebuah peristiwa dapat menghasilkan banyak sudut pandang yang kadang bertentangan satu sama lain. Tak usah heran. Begitulah kehidupan ini berjalan dalam waktu yang terbatas bagi kita semua.

 

Seperti cahaya bintang yang dapat kita saksikan di malam yang gelap, bercahaya dengan indah, tetapi kita tahu bahwa cahaya itu sesungguhnya berasal dari masa lalunya. Sementara bagaimana dan dimana dia sekarang, tetap akan menjadi sebuah misteri. Sampai suatu saat kita dapat pergi, melaju lebih cepat, jauh lebih cepat dari cahaya itu. Di saat yang mustahil itulah, kita mungkin akan berseru, dengan takjub dan terpesona: “Oh, ternyata begitu..... “

 

Atau, siapa tahu, yang terjadi sebaliknya. Kita akan pergi memasuki kegelapan abadi dan lenyap begitu saja. Waktu menghilang dan kita menjadi debu yang terbang tersapu angin semesta. Lenyap begitu saja. Tak ada lagi waktu. Tak ada lagi apa-apa. Tak ada....

Siapa yang dapat memastikannya?

Tonny Sutedja

23 Januari 2024

HIDUP

 



 

Tetesan hujan

Yang turun

Membasahi tubuhku

Menggigilkan

Terasa bagai

Lagu kehidupan

Aku ada

 

Tetapi esok

Kala percikan

Air

Tak lagi

Kurasakan

Aku pun

Tak ada

 

 

Hidup

Sesederhana itu

Ada

Menuju tiada

Sebuah perjalanan

Menembus badai

Tak perlu sesali

Menarilah

Bersamanya

 

Anduonohu, 24012024

Tonny Sutedja

17 Januari 2024

ADA SUARA MEMANGGILKU

 



Ada suara memanggilku

Terasa intim namun asing

Di tengah malam kelam

Engkaukah itu?

 

Di luar kulihat

Pohon merangas

Lebuh sepi

Langit hitam

 

Terbelenggu disini

Aku diam

Menikmati sepi

Dan duka

 

Ada suara memanggilku

Kau, hei kau

Ya, aku

Siapakah engkau?

 

Akulah malam

Dan pagimu

Akulah bisik

Dalam diammu

Akulah lagu

Penghibur sepimu

 

Ada suara memanggilku

Dan mengetuk jiwaku

Tak kukenali siapa dia

Ternyata nuraniku sendiri

 

Hello darkness my old friend

I’ve come to talk with you again

 

 

Tonny Sutedja

12 Januari 2024

RINDUKU SEPI




Aku rindu

Pada kata yang diam

Pada engkau yang hilang

Pada entah yang asing

 

Dalam senyap

Hanya detak langkahku

Terdengar sendiri

Bergema dari dinding

Yang jauh

 

Mencari

Aku mencari

Tetapi langit bisu

Dan suara beku

Memantulkan sepi

 

Aku rindu

Namun hanya keheningan

Menikam sukma

Bersama tanya tak berjawab

 

Tonny Sutedja

WAKTU

  Sering, saat malam kelam, aku menatap puluhan, ratusan bahkan ribuan bintang yang kelap-kelip di langit di atas kepalaku. Panorama yang ha...