Dari satu kata ke kata
lain
Yang kututurkan lenyap
Kutahu aku hidup
Antara dua tanda kurung
(Kepastian –
Octavio Paz)
Wajahnya yang mungil
memandang ke arahku. Bibirnya tersenyum. Dan matanya yang jernih
menatapku. Dengan terpesona aku memandang tubuh kecilnya. Sebuah
kehidupan baru dimulai dari gerakan yang paling lembut. Dan ada
banyak harapan yang terbentang di depan sang waktu. Harapan sekaligus
tanda tanya. Kesadaran betapa tak kuasanya kita untuk mengetahui apa
yang akan kita alami kelak. Apa yang akan terjadi, bagaimana itu
terjadi dan mengapa harus terjadi. Masa depan sungguh sebuah misteri
yang tak tertebak, sepandai apapun kita merencanakannya. Waktu dan
hanya waktu yang dapat menjawabnya.
Maka setiap kali aku
memandang bayi kecilku ini, setiap kali pula aku merasakan suatu
getaran misteri tentang kehidupan. Dan setiap kali aku melihatnya
tersenyum, senyum yang sungguh menyentuh hati, setiap kali pula aku
merasakan suatu harapan. Dan tantangan. Terbentang jauh di depan,
sang waktu yang kelak dijalaninya, menjadi sebuah pencarian akan
makna keberadaan hidup itu sendiri. Dan Deo, sungguh banyak hal yang
akan dan harus kau pahami untuk hidupmu sendiri. Sungguh banyak hal
yang harus kau alami dan pelajari untuk menemukan makna kehadiranmu
di dunia ini. Dan pasti, walau kami dapat dan akan membimbing
langkahmu, namun segalanya tetap tergantung pada pikiran dan
kemauanmu sendiri.
Masa depan memang
suatu misteri. Dan kita tak pernah dapat mengetahui kemana sang waktu
akan membawa kita. Namun kau tak perlu khawatir dan takut. Sebab,
setiap kehidupan yang telah, sedang dan akan kita lalui, selalu
mengandung harapan. Selalu ada kesenangan dan kegembiraan dalam
momen-momen kecil yang akan kau lewati. Walau apa yang kelak akan
terjadi adalah sesuatu yang tak mungkin kau pastikan. Namun hidup
akan berjalan sebagaimana harusnya. Yang terpenting disini adalah
bagaimana cara kau memahaminya. Bukan bagaimana kau mengetahuinya.
Dengan gerakan
kecil, tubuhnya berupaya untuk berbalik. Dari terlentang, dia
kemudian menelungkup. Lalu tersenyum kepadaku. Tersenyum. Sangat
manis. Aku membalas senyumnya sambil berharap bahwa dia pun akan
selalu tersenyum saat menjalani langkah-langkah kehidupannya. Sebab,
suatu hari kelak, waktu akan berujung. Dan kata-kata akan lenyap.
Namun hidup memang ada dalam dua tanda kurung. Yang bermakna bahwa
apapun yang telah kita jalani, keberadaan kita sendiri adalah sebuah
penjelasan mengapa kita harus hadir disini. Mengapa kita harus ada
saat ini. Dan untuk apa kita harus mengalami semua ini. Hidup memang
tak bisa kita pastikan. Tetapi tetap dapat kita jalani. Hidup sungguh
tak mungkin kita tentukan. Tetapi tetap dapat kita rencanakan. Dan
diatas segala kemungkinan itu, hidup selalu harus dipelajari untuk
dipahami. Bukan sekedar untuk diketahui.
Demikianlah,
terkadang kau menangis. Tetapi sekejap kau pun bisa tersenyum. Bahkan
tertawa. Demikian cepat perubahan-perubahan itu, sehingga kau pun
sendiri tak menyadarinya. Dan, bukankah tanpa tangis tak mungkin akan
ada tawa ria? Apa makna kesedihan yang bersalin kegembiraan atau
sebaliknya? Apa makna keberadaan kita jika tak mampu untuk menyadari
kehadiran dirimu? Kita ada untuk menyadari bahwa kita ada. Kita
hidup bersama perasaan dan pemikiran. Semoga keduanya dapat
memberikan, bukan hanya pengetahuan, tetapi juga dan terpenting
adalah pemahaman tentang mengapa kita harus ada disini. Sekarang.
Saat ini.
Deo. Hidup adalah
sebuah misteri masa depan. Tetapi juga sebuah kepastian masa silam.
Dan waktu menjadi sebuah jalan raya yang harus kita jalani. Langkah
demi langkah. Terkadang penuh rasa pedih dan kecewa. Terkadang pula
penuh kegembiraan dan tawa. Namun sekarang, saat ini, kehadiran kita
tetap merupakan sebuah berkat bagi kehidupan. Kesadaran keberadaan
kita. Kemampuan kita untuk berbuat dan memahami. Kehadiran kita
sendiri selalu punya makna. Bahwa hidup itu menakjubkan. Misteri yang
tak tertebak namun dapat dipahami. Selalu dapat dipahami. Jika kita
berusaha. Untuk itulah kita hadir. Untuk itulah kita ada.
Kepada Benedictus
Amadeo Sutedja
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar