14 Maret 2008

SUASANA HUJAN

Genangan air memenuhi depan rumahku. Hujan masih deras dan aku hanya duduk terpaku menikmati tirai air yang demikian tebal di depanku. Langit kelam dan udara terasa sejuk. Aku melihat seekor kucing kecil melompat di bawah guyuran air sambil mengebaskan bulunya. Pohon palem yang tumbuh di halaman rumahku, daunnya melambai-lambai terhembus angin yang cukup kencang. Jejeran rimbun tanaman melati di depan pagar rumahku lelap dalam genangan air dan hanya menyisakan sedikit daun dan setangkai bunganya yang putih, seakan timbul tenggelam dalam terpaan air saat sebuah kendaraan melintas. Genangan air yang berwarna coklat memenuhi hampir seluruh permukaan jalan. Dan hujan tidak juga berhenti.

Sayup-sayup dari kejauhan, aku mendengar nyanyian, mungkin suara dari seorang tetanggaku yang siang itu merasa kesepian tetapi enggan untuk meninggalkan rumah, menerobos genangan air yang cukup tinggi ini. "Tuhan, kirimkanlah aku, kekasih yang baik hati....." Ah, siapakah yang sedang dirindukannya di siang kelam ini? Hujan, memang sering membuat suasana hati kita menjadi romantis. Dan aku menatap ke langit. Mendung masih saja tebal. Kemudian aku melihat ke kucing kecil yang kini tidur melingkar di teras rumahku yang kering. Suasana demikian tenang dan hanya dipenuhi suara hujan, daun dan nyanyian yang jauh menyelusup ke dalam perasaanku.

Ah, indah! Tiba-tiba saja perasaanku dipenuhi rasa damai namun riang. Betapa kontrasnya. Udara yang muram di luar namun hati yang senang di dalam. Ternyata bahwa, apa yang aku rasakan tak harus sama dan mengikuti suasana yang mengelilingi diriku. Dan kukira, selayaknya jika hidup kitapun demikian adanya. Hidup yang sulit mungkin saat ini sedang mengelilingi kita, namun hati kita tetap bisa bernyanyi riang. Ya, saat ini tiba-tiba aku pun ingin menyanyikan satu lagu tentang rindu. Rinduku pada sesama, rinduku pada alam, rinduku pada rindu itu sendiri. Ah, indahnya!

Demikianlah, siang ini, di tengah derasnya hujan, di depan genangan air yang memenuhi jalan depan rumahku, bersama seekor kucing kecil yang sedang melingkar di teras rumahku, bersama pepohonan palma dan melati, serta ditemani suara nyanyian yang sayup-sayup tiba, aku menuliskan pengalamanku ini dengan penuh rasa damai. Aku ingin tersenyum padamu. Aku ingin tersenyum pada dunia. Aku ingin tersenyum pada Tuhan. Aku ingin tersenyum pada apapun yang saat ini sedang menimpa hidupku. Aku larut dalam suasana hati yang tenang saat mendung tebal memenuhi langit. Dan mendadak aku merasa Tuhan pun tersenyum padaku juga. Ya, Dia tersenyum padaku saat aku bisa menerima apa saja yang sedang kualami saat ini. Rindu, ah rinduku padaMU.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...