24 April 2009

NAMA NAMA

Apa artinya sebuah nama? Demikianlah tulis William Shakespearre, seorang penulis drama Inggris yang ternama suatu ketika. Demikian pula yang kupikirkan saat beberapa waktu lalu aku memasukkan data-data para alumni ke dalam database. Nama. Ribuan nama. Apakah artinya? Apakah hanya sekumpulan huruf yang membentuk kata ringkas tanpa makna? Satu per satu, aku membaca dan memasukkan nama-nama itu ke dalam database, dengan perasaan bertanya dalam hati. Nama. Tetapi bukan berarti hanya sebuah kata saja. Nama yang menyimpan kehidupan sosok yang tidak kukenali. Nama. Dengan beragam kehidupan di baliknya. Nama. Dengan kesedihan dan kegembiraan masing-masing.

Apa artinya sebuah nama? Aku membaca satu per satu nama itu, sambil bertanya-tanya dalam hati. Dimanakah mereka sekarang? Sedang sedih atau sedang bergembirakah mereka? Dan ada ribuan nama dengan ribuan kehidupan yang menyimpan ribuan rahasianya sendiri-sendiri. Dan tak pernah dapat kita pastikan. Sebuah riwayat. Sebuah kehidupan. Sebuah perjalanan dalam waktu. Dan sebuah waktu yang bergerak lurus ke depan. Ah, siapakah mereka? Siapakah kita? Tidakkah kita masing-masing hidup dalam suatu dunia yang sempit, dunia yang terpola dalam pemikiran kita sendiri. Tanpa menyadari betapa luas dan dalamnya kehidupan ini. Siapakah kita? Bukankah terkadang kita hanya berarti sebuah nama yang dengan sederhana dimasukkan ke dalam database, tetapi kita tahu bahwa kehidupan kita sendiri tidaklah sesederhana itu. Siapa yang tahu?

Kita, yang saat ini hidup dalam lingkungan kehidupan kita masing-masing, akan merasakan kesedihan dan kegembiraan, kesepian dan kebersamaan, kekecewaan dan kebahagiaan. Kita, sebuah nuansa yang terkadang hanya bisa kita sadari sendiri dalam diri kita, tanpa pernah memahami atau menyadari sosok-sosok yang mungkin asing, yang bergerak dan berada di sekeliling kita. Kita hidup dalam impian kita masing-masing. Kesedihan kita, kesepian kita, kepiluan kita, kerapuhan kita, adalah kita, bukan dia, bukan mereka, bukan orang lain. Jadi siapakah kita? Kita telah sedemikian terikat pada apa yang kita pikirkan dalam pengalaman hidup kita. Dan, sesungguhnya kita semua adalah mahluk yang kesepian dalam mengalami dunia ini. Ya, kesepian dan sendiri.

Dan ada ribuan nama-nama yang terpampang di depanku. Ribuan nama-nama yang hanya berarti dalam sebuah statistik dan terkadang tidak punya makna apa-apa bagi kehidupan kita sendiri. Yang sesaat berada dalam ingatan kita saat membacanya lalu hilang lenyap dalam hitungan menit saja. Tetapi ah, sebuah nama, sebuah kehidupan, sebuah pengalaman dalam waktu keberadaan kita di dunia ini. Siapakah yang dapat menghapusnya dari waktu yang bergegas lewat? Siapakah? Sesungguhnya kita semua ada dan telah ada. Sesungguhnya kita semua hidup dan telah hidup. Sesungguhnya kita adalah kehidupan itu sendiri. Dalam kebersamaan, kita selalu menyimpan sisi sepi kita. Kita selalu menyembunyikan perasaan kita dan menampilkan perasaan yang kita anggap disukai orang lain. Kita semua hidup dalam nama. Dalam nama yang nampak tidak punya arti bagi orang lain, tetapi adalah dunia kita sendiri. Dunia kita sendiri.

Nama. Kehidupan. Sadarkah betapa terikatnya kita pada panggilan yang telah diberikan kepada kita itu? Nama, yang ada di dalam buku data, kelihatannya hanya deretan huruf yang sunyi dan tanpa arti apa-apa, namun kita tahu betapa berartinya dia bagi pemilik nama itu. Sebab itu berarti kehidupan. Itu berarti segala-galanya yang telah kita alami. Itu berarti bahwa kita ada. Maka sungguh takjub aku saat mengeja ribuan nama itu, sambil mencoba merasakan rahasia kehidupan mereka. Sambil mencoba memikirkan segala duka dan suka mereka. Dan bertanya dalam hatiku, kemanakah mereka sekarang pergi? Dimanakah mereka sekarang berada? Apakah mereka sedang bergembira? Atau sedang berduka? Siapa yang mampu mengetahuinya selain diri mereka sendiri, pemilik nama itu? Bukankah demikian, temanku? Bukankah demikian? Maka tiba-tiba saja aku teringat pada suatu lagu yang indah ini, 'Nobody's know the trouble I've seen. Nobody's know my sorrow........"

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...