09 Juli 2009

RENUNGAN TENTANG WAKTU

Hidup bagaimanakah yang kita jalani saat ini? Bahagiakah kita? Ataukah kita sering bertanya-tanya dan menyesali apa yang sedang kita alami? Atau bahkan mempersalahkan diri kita, atau orang lain atas pengalaman yang kita jalani sekarang? Ah, terkadang kita merasakan betapa waktu berjalan dengan cepat. Amat cepat. Hingga kita merasa tak cukup untuk meraih segala apa yang kita inginkan. Tapi ada saatnya kita juga merasakan betapa waktu merayap dengan lambat. Teramat lambat. Siapa yang tahu kepastian dari sang waktu? Detik ke menit. Menit ke jam. Jam ke hari. Hari ke minggu. Minggu ke bulan. Bulan ke tahun. Dan seterusnya......

Demikianlah, aku merenungkannya, saat mengenang kembali saudara dan sahabat-sahabatku yang telah berpulang dalam usia muda. Teramat muda. Waktu tak lagi memiliki mereka. Dan waktu tak lagi menjadi milik mereka. Namun aku, aku yang masih ada dan masih sanggup untuk menuliskan renungan ini, merasakan betapa waktu sungguh-sungguh menjadi suatu anugerah yang tak terpahami. Berjalan dalam lorong harapan dan keputus-asaan. Berjalan bersama ambisi dan kepasrahan. Kadang meluncur cepat. Kadang merayap perlahan. Dimanakah kita saat ini? Apakah yang kita rasakan? Bagaimanakah pengalaman kita dengan hidup ini?

Aku tak tahu. Saat berhadap-hadapan dengan mereka yang sakit, dengan mereka yang menderita dan menyadari keterbatasan waktu yang tersisa, aku selalu ragu akan diriku. Ragu akan kemampuanku sendiri untuk memahami keterbatasan itu. Betapa, apa yang kita sebut waktu itu, singkat atau lamanya, mendadak dapat berakhir tanpa kita ketahui. Tanpa suatu kepastian. Dan demikianlah memang hidup ini. Kebebasan kita untuk berpikir, untuk merasakan, untuk merenungkan, dimanakah ujung semua ini? Dan aku sadar, tak seorang pun, bahkan yang punya pengalaman yang sama sekalipun, memiliki pemikiran dan penghayatan yang sama akan apa yang dihadapinya. Dan hidup memang begitu adanya.

Kita, yang masih memiliki waktu, seringkali tak menyadari betapa waktu itu demikian terbatas. Dan betapa akhir bisa tiba tanpa kita sadari. Berapa panjangkah perjalanan hidup yang telah kita jalani hingga sekarang? Berapa lamakah perjalanan waktu yang telah kita susuri? Dan dimanakah ujung perjalanan ini akan usai? Dan saat tirai kehidupan kita diturunkan, seperti lirik indah ini, "...and now the end is near, and so I face the final curtain.... (My Way)" adakah kita pernah merenungkan makna yang telah kita temukan dalam kehidupan ini? Waktu, ah, terkadang sedemikian singkatnya, terkadang sedemikian panjang dan lelet, dimanakah kita saat ini? Ya, dimanakah kita saat ini, teman?

Buat Fransisca Ranteallo

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...