30 Mei 2009

HARAPAN

Suatu warna jingga lembayung melebar di langit yang mulai berwarna terang. Fajar telah tiba. Suara ayam berkokok. Dan udara pagi yang menyejukkan tubuh masih menyelubungi daerah ini. Angin sepoi basah membawa aroma keharuman melati tersebar meluas. Berada di sini, jauh dari keriuhan kota, aku menikmati pagi hari dengan sepenuh jiwa. Getaran-getaran keindahannya menyentuh jiwaku, membangunkan kesadaranku, membawa anganku mengalir lepas jauh melayang. Jauh melayang.

Hidup ini sebuah harapan. Bukan keputus-asaan. Siapa yang merasa memahami, bertanyalah. Siapa yang ingin dipahami, renungkanlah. Memang ada banyak tantangan. Memang ada banyak rintangan. Tetapi hidup adalah nyata. Dan dimana pun kita berada, apapun yang kita lakukan, bagaimanapun perasaan kita, jalan yang panjang membentang di depan kita selalu menyimpan suatu misteri. Tak teramalkan. Tak terprediksi. Kita adalah mahluk lemah yang merasa kuat. Kita adalah insan yang memiliki kesadaran tetapi sering tanpa menyadarinya. Kita adalah mahluk yang mampu untuk mengingat tetapi sering melupakannya. Kita adalah manusia yang sering terasing pada dirinya sendiri.

Namun alam tiba setiap saat dengan keindahannya. Pasrah menerima apa saja yang terjadi, saat demi saat. Bergerak dari satu titik ke titik lain, berulang-ulang, terus menerus, entah sampai kapan. Bahkan saat kita tidak lagi berada bersamanya, dia akan berlanjut dalam kegembiraan dan kepermaiannya, dengan caranya sendiri, menikmati keberadaannya. Sedang kita, selalu dan selalu akan mempertanyakan keberadaan kita bersamanya. Selalu akan menantangnya. Selalu ingin menguasainya. Selalu ingin merasa unggul atas segala hal. Hingga pada akhirnya, bila saatnya tiba, kita sadar bahwa segala sesuatu toh akan usai. Dan kita berakhir dengan cara kita masing-masing.

Jadi, mengapa mesti khawatir? Adakah gunanya kekhawatiran itu? Apa artinya tubuh fisik ini? Bagaimana interaksi perasaan dan pikiran kita? Mengapa kita harus merasa sedih saat kalah? Atau senang saat menang? Mengapa kita harus menangis saat duka? Atau tertawa saat gembira? Dimanakah kita saat ini? Apakah yang sedang kita lakukan? Lihat! Lihatlah, sang mentari muncul sebagai bulatan merah jingga dari puncak pegunungan yang membentang jauh di kejauhan sana. Dan diberikannya sinar yang cemerlang kepada kita, ya kita yang saat ini sedang berduka, kepada kita yang saat ini sedang bergembira, kepada kita yang saat ini sedang kehilangan pegangan, kepada kita yang saat ini sedang penuh semangat bernyala-nyala untuk menaklukkannya, kepada siapa saja. Siapakah kita?

Hidup adalah harapan. Dan harapan yang telah dianugerahkan Tuhan, Sang Pencipta, karena kita telah hadir disini bersama keindahan panorama alam semesta ini. Kita, bersama tubuh fisik kita menyatu bersama bumi yang indah ini. Menyatu dengan segenap keindahan dunia ini. Kita adalah keindahan itu sendiri. Maka haruskah kita bersedih karena itu? Persoalan, tantangan dan halangan datang silih berganti tanpa pernah usai. Sebab apalah artinya hidup jika tanpa itu? Apakah artinya kebahagiaan tanpa kesusahan? Dapatkah kita tertawa tanpa tahu makna tangisan? Dapatkah kita bergembira tanpa kenal kesedihan? Tidakkah semua tanpa arti jika yang satu ada dan yang lain tak pernah ada?

Terang kini telah menaungi daratan. Langit berwarna biru cerah. Ada sedikit awan berarak di atas kepalaku. Di sebelah timur, mentari mulai menampakkan cahaya putihnya yang menyilaukan mataku. Dan segerombol anak-anak kelihatan berlarian sambil bermain. Ah, bermain. Marilah bermain pagi ini. Marilah mengucapkan salam kepada bumi sambil memainkan kehidupan kita tanpa rasa sesal dan sakit hati. Tanpa rasa sedih atau kecewa. Tanpa rasa hampa dan putus asa. Sering, kita memang tak berdaya apa-apa, tapi haruskah kita menyerah oleh karena itu? Hidup adalah keindahan. Nikmatilah itu. Selamat pagi duniaku. Selamat pagi buat keindahan yang telah kau bagikan kepada kami semua. Semua.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...