22 September 2013

JUJUR

Kita hidup dengan menanggung beban kita masing-masing. Dan walau beban itu nampak serupa, atau bahkan sama, kita pasti punya perbedaan dalam menyikapinya. Ya, kita bisa menampakkan diri seakan serupa satu sama lain, tetapi siapa yang tahu apa yang sedang kita pikirkan sendiri? Siapa yang tahu? Bahkan terkadang kita sendiri tak tahu mengapa kita berpikir demikian. Atau tak sadar ketika kita berpikir dan bersikap demikian.

Ada banyak hal yang membuat hidup ini rumit, walau terkadang nampak sederhana. Ada tawa yang menyembunyikan kepedihan. Ada tangis yang bermakna kebahagiaan. Ada banyak kemungkinan yang tersembunyi di balik segala ekspresi wajah kita. Pandangan luar seringkali menipu kenyataan yang sesungguhnya. Dan kita, ya masing-masing kita, sering memakai topeng agar tidak menjadi beban bagi orang lain. Mungkin karena memang sudah menjadi sifat kita. Mungkin pula karena kita tak ingin mengungkapkan diri. Sebab tak seorang pun dapat jujur dan terbuka bahkan terhadap diri kita sendiri. Apalagi kepada yang bukan kita...

Kita ada. Hidup berjalan. Dan kita memasuki lingkungan yang nyata saat ini. Lingkungan yang mungkin terasa akrab tetapi juga penuh jebakan. Lingkungan yang memaksa kita untuk tidak menjadi beban sekaligus tidak menjadi budaknya. Dan kita dapat memakai topeng atau memberontak, semua tergantung pada sikap kita dalam menghayati keberadaan kita bersamanya. Begitulah dilema yang harus kita hadapi setiap saat. Jujur hanya kata impian yang ada tetapi sering tak bermakna jika kita dihadapkan pada pilihan antara jujur sebagai pemberontak atau menjadi seakan-akan baik tetapi dengan bertopeng diri. Dan itulah kenyataan yang kita hadapi setiap saat. Jika kita tak ingin menyembunyikan diri. Jika kita tak mau mengasingkan diri kita.

Kita hidup dengan menanggung beban kita masing-masing. Beban yang ada di dalam hati. Beban yang hanya kita sendiri rasakan. Dan kita tidaklah berdiam di dunia dongeng. Dunia dimana kebaikan selalu unggul. Dimana keburukan selalu terkalahkan. Dimana kejujuran adalah sebuah mahkota indah. Tidak. Kita, dengan beban kita masing-masing, sering harus bersikap seakan-akan kita jujur tetapi sungguhkah itu? Maka ada tangis kebahagiaan. Ada tawa kepahitan. Semua serba penuh kemungkinan. Dan jujur tetap menjadi dilema hidup ini....


Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...