Kita hidup
dengan menanggung beban kita masing-masing. Dan walau beban itu
nampak serupa, atau bahkan sama, kita pasti punya perbedaan dalam
menyikapinya. Ya, kita bisa menampakkan diri seakan serupa satu sama
lain, tetapi siapa yang tahu apa yang sedang kita pikirkan sendiri?
Siapa yang tahu? Bahkan terkadang kita sendiri tak tahu mengapa kita
berpikir demikian. Atau tak sadar ketika kita berpikir dan bersikap
demikian.
Ada banyak
hal yang membuat hidup ini rumit, walau terkadang nampak sederhana.
Ada tawa yang menyembunyikan kepedihan. Ada tangis yang bermakna
kebahagiaan. Ada banyak kemungkinan yang tersembunyi di balik segala
ekspresi wajah kita. Pandangan luar seringkali menipu kenyataan yang
sesungguhnya. Dan kita, ya masing-masing kita, sering memakai topeng
agar tidak menjadi beban bagi orang lain. Mungkin karena memang sudah
menjadi sifat kita. Mungkin pula karena kita tak ingin mengungkapkan
diri. Sebab tak seorang pun dapat jujur dan terbuka bahkan terhadap
diri kita sendiri. Apalagi kepada yang bukan kita...
Kita ada.
Hidup berjalan. Dan kita memasuki lingkungan yang nyata saat ini.
Lingkungan yang mungkin terasa akrab tetapi juga penuh jebakan.
Lingkungan yang memaksa kita untuk tidak menjadi beban sekaligus
tidak menjadi budaknya. Dan kita dapat memakai topeng atau
memberontak, semua tergantung pada sikap kita dalam menghayati
keberadaan kita bersamanya. Begitulah dilema yang harus kita hadapi
setiap saat. Jujur hanya kata impian yang ada tetapi sering tak
bermakna jika kita dihadapkan pada pilihan antara jujur sebagai
pemberontak atau menjadi seakan-akan baik tetapi dengan bertopeng
diri. Dan itulah kenyataan yang kita hadapi setiap saat. Jika kita
tak ingin menyembunyikan diri. Jika kita tak mau mengasingkan diri
kita.
Kita hidup
dengan menanggung beban kita masing-masing. Beban yang ada di dalam
hati. Beban yang hanya kita sendiri rasakan. Dan kita tidaklah
berdiam di dunia dongeng. Dunia dimana kebaikan selalu unggul. Dimana
keburukan selalu terkalahkan. Dimana kejujuran adalah sebuah mahkota
indah. Tidak. Kita, dengan beban kita masing-masing, sering harus
bersikap seakan-akan kita jujur tetapi sungguhkah itu? Maka ada
tangis kebahagiaan. Ada tawa kepahitan. Semua serba penuh
kemungkinan. Dan jujur tetap menjadi dilema hidup ini....
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar