Sesaat ada.
Sesaat tiada. Hanya sesaat. Demikianlah. Hanya ada beda tipis antara
kefanaan dan keabadian. Sebuah misteri yang tak terungkapkan. Tetapi
sering kita pertanyakan. Sering kita pikirkan. Sering kita selidiki.
Dengan tanpa sebuah kepastian. Sebelum kita mengalaminya sendiri.
Secara langsung. Dan, seakan kita adalah tamu sang waktu yang hanya
sekejap ada lalu tiada kembali. Kita hanya pengunjung sementara yang
mencoba untuk membuktikan keberadaan kita. Tetapi tidakkah semuanya
hanya kesia-siaan belaka?
Hidup memang
memiliki kerinduan yang mencoba untuk meraih harapan bahwa keberadaan
kita, kesenangan dan kesengsaraan kita, sesungguhnya hanya sebuah
jalan menuju sebuah pintu kebahagiaan selamanya. Tetapi pintu yang
akan kita masuki dalam saat-saat yang demikian tak terduga, memiliki
rahasianya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang takkan terjawab
sebelum kita memasukinya. Sebuah misteri akan terpampang di saat kita
telah memasukinya. Sebelum itu, kita hanya jejak yang tertinggal saat
demi saat. Dan harapan kita terbelit dalam kepercayaan yang walau
teguh, sama sekali tak pasti. Sungguh tak pasti.
Karena kita
hanya kabut yang terlihat sekejap lalu lenyap. Dan sesungguhnya, kita
yang mengakui serta mempercayai keyakinan pada apa yang dapat kita
raih di saat-saat kita ada hanya menyimpan misteri di balik segala
tawa dan tangis itu. Kita berjuang untuk ada namun ketiadaan menganga
di depan kita. Maka waktu sekarang, dengan kesadaran yang kita
miliki, melintas hanya sekejap untuk larut dan lenyap di ketika yang
lain. Lalu dimanakah kita kemudian? Bagaimanakah kita nanti? Siapakah
kita kelak? Menjadi apakah kita setelah saat yang sekarang lenyap?
Sesaat ada.
Sesaat tiada. Sebuah kesempatan dan hanya sebuah kesempatan yang
dapat kita miliki sekarang. Sebuah kesempatan yang takkan terulang
kembali. Takkan kita raih kembali. Bilamana saat itu lewat, lenyaplah
dia. Kita ada. Kita tiada. Sungguh hanya beda tipis tetapi penuh
kerahasiaan yang tak terungkapkan. Sebelum kita sendiri melewatinya.
Sebelum kita sendiri memasuki saat-saat yang menentukan itu. Sebab
walau sekarang adalah pengalaman yang dapat kita rasakan dan dapat
kita pikirkan, adakah nanti kita masih tetap dapat merasakan dan
memikirkan diri kita sendiri? Di saat ketika kita memasuki saat yang
penuh misteri itu, dapatkah kesadaran kita memahami apa yang kita
alami? Ada. Tiada. Hilang. Lenyap. Ataukah tetap ada? Dan sadar?
Sungguh, ini sebuah misteri yang sangat menggoda......
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar