22 September 2013

SESAAT

Sesaat ada. Sesaat tiada. Hanya sesaat. Demikianlah. Hanya ada beda tipis antara kefanaan dan keabadian. Sebuah misteri yang tak terungkapkan. Tetapi sering kita pertanyakan. Sering kita pikirkan. Sering kita selidiki. Dengan tanpa sebuah kepastian. Sebelum kita mengalaminya sendiri. Secara langsung. Dan, seakan kita adalah tamu sang waktu yang hanya sekejap ada lalu tiada kembali. Kita hanya pengunjung sementara yang mencoba untuk membuktikan keberadaan kita. Tetapi tidakkah semuanya hanya kesia-siaan belaka?

Hidup memang memiliki kerinduan yang mencoba untuk meraih harapan bahwa keberadaan kita, kesenangan dan kesengsaraan kita, sesungguhnya hanya sebuah jalan menuju sebuah pintu kebahagiaan selamanya. Tetapi pintu yang akan kita masuki dalam saat-saat yang demikian tak terduga, memiliki rahasianya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang takkan terjawab sebelum kita memasukinya. Sebuah misteri akan terpampang di saat kita telah memasukinya. Sebelum itu, kita hanya jejak yang tertinggal saat demi saat. Dan harapan kita terbelit dalam kepercayaan yang walau teguh, sama sekali tak pasti. Sungguh tak pasti.

Karena kita hanya kabut yang terlihat sekejap lalu lenyap. Dan sesungguhnya, kita yang mengakui serta mempercayai keyakinan pada apa yang dapat kita raih di saat-saat kita ada hanya menyimpan misteri di balik segala tawa dan tangis itu. Kita berjuang untuk ada namun ketiadaan menganga di depan kita. Maka waktu sekarang, dengan kesadaran yang kita miliki, melintas hanya sekejap untuk larut dan lenyap di ketika yang lain. Lalu dimanakah kita kemudian? Bagaimanakah kita nanti? Siapakah kita kelak? Menjadi apakah kita setelah saat yang sekarang lenyap?

Sesaat ada. Sesaat tiada. Sebuah kesempatan dan hanya sebuah kesempatan yang dapat kita miliki sekarang. Sebuah kesempatan yang takkan terulang kembali. Takkan kita raih kembali. Bilamana saat itu lewat, lenyaplah dia. Kita ada. Kita tiada. Sungguh hanya beda tipis tetapi penuh kerahasiaan yang tak terungkapkan. Sebelum kita sendiri melewatinya. Sebelum kita sendiri memasuki saat-saat yang menentukan itu. Sebab walau sekarang adalah pengalaman yang dapat kita rasakan dan dapat kita pikirkan, adakah nanti kita masih tetap dapat merasakan dan memikirkan diri kita sendiri? Di saat ketika kita memasuki saat yang penuh misteri itu, dapatkah kesadaran kita memahami apa yang kita alami? Ada. Tiada. Hilang. Lenyap. Ataukah tetap ada? Dan sadar? Sungguh, ini sebuah misteri yang sangat menggoda......


Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...