Adalah
menakjubkan, hanya dengan 26 huruf, begitu banyak kata dan kalimat
tersusun, begitu banyak buku tercipta, begitu banyak kata terpahami.
Bahkan hanya dengan 7 not, begitu banyak lagu dapat dinyanyikan,
begitu banyak musik dapat dinikmati, begitu banyak perasaan dapat
diungkapkan. Dan jika kita menyenangi permainan catur, hanya dengan
16 bidak di tengah 64 kotak, begitu banyak variasi permainan yang
tetap sanggup mengejutkan kita dan membuat kita terpana saat
menyaksikan atau bahkan menjalan sendiri permainan tersebut. Juga
hanya dengan sebuah bola di antara 22 pemain, begitu banyak variasi
permainan yang mampu membuat kita terpesona dan bersorak-sorai saat
menonton pertandingan sepakbola. Dan itulah kehidupan. Kehidupan yang
sesungguhnya berpusat pada hanya satu pemikiran, satu perasaan dan
satu kesadaran yang ternyata menciptakan demikian banyak atau bahkan
demikian tak terbatas kemungkinan yang dapat diciptakan manusia yang
rapuh ini.
Rapuh tetapi
juga liat. Lemah tetapi juga kuat. Terbatas tetapi juga kekal.
Menderita tetapi juga mampu berbahagia dengan caranya masing-masing.
Dan, jika kita menyaksikan bejana kehidupan kita masing-masing, akan
kita temukan sendiri, bagaimana seorang yang sedang menderita sakit
ternyata memiliki kesadaran yang sangat sehat, sementara seorang lain
yang secara fisik amat sehat, dapat menderita sakit yang demikian
parah. Dan semuanya tergantung dalam kesadaran masing-masing dalam
menghadapi dan menerima hidupnya. Memang, hidup di dunia ini tidak
sempurna. Tidak akan sempurna. Dan kita masing-masing menjalani
ketidak-sempurnaan tersebut dengan cara sendiri-sendiri. Kita
masing-masing, menjalani keterbatasan kita dengan cara yang tidak
terbatas. Sebagaimana hanya dengan 26 huruf, hanya dengan 7 not,
hanya dengan 16 bidak atau hanya dengan satu bola, kita melakukan
beragam ide yang bisa demikian menakjubkan seluruh dunia.
Maka segala
keterbatasan dan kelemahan kita tidak perlu membuat kita merasa lemah
dan tak berdaya. Bahkan sungguh, itulah sebuah anugerah yang luar
biasa menakjubkan karena dengan segala keterbatasan dan kelemahan
itu, kita mampu menjadikan hidup ini jauh lebih bermakna, indah dan
mempesona. Itu jika kita mampu menerima dan menghadapinya dengan
sepenuh kesadaran. Sepenuh pemahaman. Tidak hanya tinggal berdiam
diri menunggu, berkeluh kesah, atau menyesali kelemahan dan kesalahan
kita. Sebab tidakkah kita semua ini memang hanya manusia yang lemah
dan terbatas? Manusia yang rapuh dan dalam sekejap dapat berakhir
begitu saja? Apakah yang kita tinggalkan selain kenangan? Bukankah
segala kenangan itu hanya berjejak dalam semangat yang telah kita
berikan? Semangat dalam menerima hidup. Semangat dalam menghadapi
hidup. Semangat kita sungguh adalah hidup kita sendiri. Dan dia
abadi.
Demikianlah,
7 not ini: ‘do, re, mi, fa, sol, la, ti’ ternyata mampu
menghasilkan demikian beragam nada dan irama yang menggugah perasaan
saat dinyanyikan. Gembira. Sedih. Tawa. Tangis. Suasana hati yang
mengalir dalam lagu-lagu indah demikian mempesona dan terkadang
membuat kita merenung betapa kita ini hanya bejana yang rapuh. Rapuh
tetapi mampu untuk tetap berguna. Sebagai sebagai tempat penyimpanan
cinta kasih kepada dunia. Kepada sesama. Kepada siapa saja yang
membutuhkan semangat untuk hidup. Kita, yang demikian terbatas,
ternyata sungguh tak terbatas. Demikian tak berbatas.
Have I
told you lately that I love you
Have I
told you there’s no one else above you
Fill my
heart with gladness
Take away
all my sadness
Ease my
troubles that’s what you do
(Have I Told
You Lately – Rod Stewart)
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar