16 Mei 2011

NILAI

Hari masih sangat pagi. Seorang ibu tua datang untuk membeli pulsa. Dengan sangat hati-hati, dia mengeluarkan uang koin pecahan Rp. 500 dua buah, pecahan Rp. 1.000 tiga lembar serta pecahan Rp. 2.000 selembar dan memberikannya kepadaku sambil berkata bahwa dia ingin mengisi pulsa buat anaknya yang sedang berada jauh di ibukota. “Putriku kuliah di Jawa, dan semalam dia meminta untuk diisikan nomornya” katanya lagi. Aku pun mengisi ke nomor yang ditulisnya sebesar Rp. 5.000. Dengan wajah berseri ibu tua itu bertanya kepadaku, “Apakah pulsa sudah terkirim?”. “Ya, bu” jawabku. Lalu dia meninggalkanku setelah mengucapkan terima kasih.

Saat aku memasukkan uang yang telah diberikan ibu tua tadi ke dalam laci, tiba-tiba aku merasa miris. Sambil memikirkan besaran nilainya, tiba-tiba aku membandingkannya dengan angka yang kita keluarkan saat mengunjungi Mal, angka yang kita keluarkan sehari-hari dengan tanpa merasa ada yang salah. Kita hidup dengan nilai yang kita tentukan sesuai dengan besaran kebutuhan, keinginan dan kesenangan kita. Jadi, apa artinya nilai itu? Seberapa besar atau kecilkah nilai kita sendiri? Bukankah sering, tanpa kita pikirkan terlebih dahulu, angka-angka mengalir dan nilai sebesar apapun tiba-tiba nampak menjadi kecil. Sedemikian kecil hingga terasa sungguh tak berarti. Demikian tak berarti. Sebaliknya, sesuatu yang dulu kita anggap kecil dan tak bernilai sama sekali, tiba-tiba bisa menjadi demikian berharga saat kita tidak lagi memilikinya. Saat kita kehilangan dan tak mampu untuk memilikinya lagi.

Maka sambil merenungkan besaran nilai yang barusan dikeluarkan oleh ibu tua tadi untuk mengisi pulsa putrinya yang jauh di tanah rantau, mungkin agar tali komunikasi antara dirinya dengan putrinya tidak terputus, mungkin pula hanya demi kebutuhan komunikasi putrinya dengan teman-temannya, mendadak aku memikirkan nilai kehidupan kita sebagai manusia. Seberapa besarkah nilai kita sendiri? Seberapa tinggikah kita menghargai nilai hidup yang kita miliki? Seberapa pentingkah kita menilai keberadaan kita dalam dunia ini? Tidakkah adakalanya kita menganggap bahwa kita ini sungguh tak punya nilai sehingga kita mau menyia-nyiakan segala yang kita miliki hanya demi kepentingan sesaat saja? Demi kesenangan sesaat saja? Dapatkah kita memikirkan kembali nilai kehidupan yang pernah dan sedang kita jalani ini? Sekarang?

Angka yang sangat kecil bisa menjadi sedemikian bernilai tinggi, tergantung pada niat dan penggunaannya. Demikianlah aku memikirkan, uang sebesar Rp. 6.000,- yang telah dikeluarkan oleh ibu tua itu demi kepentingan putrinya. Angka yang mungkin didapatkannya dengan susah payah, dengan memeras keringat dan mengurbankan perasaannya demi untuk kebahagiaan seseorang yang disayanginya. Dan saat itu aku berharap, bahwa putrinya yang jauh di sana mampu menangkap nilai yang tersembunyi dari pulsa yang telah diterimanya dari sang ibu tua itu. Bisa menghargai dan memakainya dengan penuh rasa kasih. Rasa kasih karena hasil dari sebuah pengorbanan.....

Tonny Sutedja 

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...