09 Januari 2010

SEDERHANAKANLAH HIDUP INI!

Hidup ini menyimpan banyak impian. Seberapa banyakkah yang dapat mewujudkannya? Sampai dimanakah batas kemampuan seorang manusia untuk melaksanakannya? Akan kemanakah kita melangkah untuk mencoba merebutnya kembali? Hidup ini menyimpan banyak impian. Dan kita sering terkecoh jika hanya memandang sesuatu hanya dari luarnya saja. Dan selama kita tak mampu atau tak mau memahami apa yang terpendam di balik tampilan luar, kita akan selalu terkecoh dalam kesalah-pahaman saat menghadapi kenyataan yang harus kita jalani.

Kita semua larut dalam hidup kita. Larut dalam keinginan, hasrat dan ambisi kita. Larut dalam kepentingan diri kita. Dan sering tak mampu untuk menerobos keluar dari kurungan pikiran kita. Kita hidup bersamanya, tenggelam dalamnya dan bahkan lelap semakin dalam saat menghadapi guncangan dan kehampaan kita. Kita mencari tetapi tak pernah merasa menemukan. Kita meminta dan tak pernah merasa menerima. Kita mengetuk tetapi merasa tak pernah ada kesempatan yang terbuka. Kita berjalan tertatih-tatih menghadapi kenyataan, sering bahkan tak paham apa yang sebenarnya kita cari. Kita jadi tak memahami diri sendiri. Kita ada tetapi merasa tak ada. Larut dan hanya larut...

Bagaimanakah harus kita jalani hidup ini? Mengapa seakan segala sesuatu tak berjalan sebagaimana harusnya yang kita ingini? Mengapa kita sering harus terperangkap dalam ketak-mampuan untuk menghadapi hidup ini? Merasa sepi, sendiri dan tak berdaya sama sekali? Kemanakah perginya segala impian, harapan dan cita-cita yang kita hasratkan? Mengapa segalanya lenyap bagai terhembus angin waktu yang tak mampu kita raih? Dan tak mungkin kita raih kembali? Dimanakah kita berada sekarang? Mengapa kita harus ada di sini? Waktu lewat. Dan kita merasa ditinggalkan seorang diri. Seorang diri.

Hidup ini menyimpan banyak impian. Impian yang satu per satu berguguran tanpa sanggup kita raih. Dan kita pun menangisinya. Menangisinya sepanjang waktu. Menyesali segala kegagalan itu tetapi merasa tak mampu untuk bangkit berdiri dan mencoba mengejarnya. Ah, impian dan perasaan. Kadang demikian menyiksa diri. Kadang demikian mendatangkan keputus-asaan. Kadang demikian melemahkan semangat. Dan meluluhkan harapan. Tetapi haruskah kita hanya duduk menunggu akhir atau malah mempercapat akhir? Betul tak ada lagikah yang dapat kita lakukan?

Kita semua memiliki pilihan. Kita semua harus memutuskan. Kita semua pun harus bertanggung-jawab atasnya. Memang, hidup ini sering terasa amat pelik dan sulit, tidak sederhana sesuai apa yang kita angankan. Tetapi haruskah kita kian mempersulitnya dengan tenggelam di dalam lautan ketak-berdayaan kita? Hidup memang tidak sederhana, tetapi jangan mempersulitnya dengan menyembunyikan diri kita dalam tembok-tembok tebal yang kita bangun demi perasaan kita saja. Sebab, ada banyak hal lain yang pasti saat ini jauh dari penglihatan kita. Karena tembok yang kita bangun tak memungkinkan kita untuk melihat ke luar. Untuk menikmati hidup. Untuk merasakan kesederhanaan yang mungkin bisa kita temui di luar diri kita. Betapa seringnya, kepelikan hidup kita terjadi bukan karena hidup kita yang rumit, namun cara kita memandang hidup yang rumit.

Hidup ini memang memang menyimpan banyak impian. Tetapi haruskah kita meraih semua impian itu? Haruskah? Tengoklah, saat sebuah kembang mulai mekar tetapi lalu luluh saat hujan deras melanda. Rasakanlah, saat matahari yang terik menikam kulit kita tiba-tiba tertutup awan lalu hujan deras turun membasahinya. Dan bagaimana dengan rencana kita yang gagal untuk keluar tamasya tetapi kemudian kita dapat duduk dengan santai sambil mendengarkan alunan musik indah. Ah, kita punya banyak impian yang mungkin tak mampu kita raih, tetapi toh, ada banyak hal lain yang tak pernah kita impikan ternyata kemudian membuat diri kita merasa bahagia. Sesuatu yang bukan pilihan kita bukan berarti tak menyenangkan. Sesuatu yang tak pernah kita impikan bukan berarti tidak kita butuhkan. Bukankah begitu, temanku, bukankah begitu?

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...