05 Januari 2010

TEPIAN TELUK KENDARI

Seberapa besarkah arti cinta buatmu? Bagaimanakah kau memandang kesedihan dan kegembiraan dalam hidup ini? Sesungguhnya semua terletak dalam cara kita memandang hidup ini. Dalam cara bagaimana kita memikirkan hidup ini. Peristiwa datang dan pergi, melintas dan tak pernah abadi. Seperti roda yang berputar, kita kadang berada di atas, kadang pula terpuruk di bawah. Yang kita butuhkan hanya niat untuk tetap bertahan. Niat untuk tetap menikmati apapun yang kita alami. Sebab sesungguhnya, kita ada untuk itu. Ya, kita ada untuk hidup kita sendiri.

Pelangi nampak membayang mengitari sebagian langit yang berawan tipis. Lembayung senja membawa keindahan warna langit dalam suatu kontras yang menakjubkan mata. Dan sayup di kejauhan beberapa perahu kecil nampak terombang-ambing di tengah teluk yang luas. Angin sepoi berhembus mengusap wajah. Dunia, ah dunia seakan mengucapkan salam cintanya bagiku. Bagimu. Bagi kita yang sadar betapa hidup ini menyimpan banyak impian dan harapan. Dan walau duka mungkin bersembunyi di baliknya, tidakkah kita tetap mampu merasakan cintanya bagi kita? Bagi kita semua yang mencoba memahaminya.

Seberapa besarkah arti cinta buatmu? Terkadang hidup menjadi demikian sulit dan terasa tak tertahankan. Terkadang derita dan sepi demikian tajam menusuk jiwa. Terkadang harapan nampak demikian hampa dan tak berarti. Tetapi siapakah kita, yang menginginkan segala sesuatu bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan? Siapakah kita? Bukankah kita hanya perlu duduk diam, sejenak, menikmati hari-hari kita. Dan mencoba untuk merenungkan apa yang telah kita alami lalu mulai menyusun langkah baru ke depan. Ah, masa depan tak teramalkan. Siapa yang sanggup? Tetapi bukankah hari esok tetap datang? Dan kita tetap harus menerima apapun yang diberikannya kepada kita? Apapun.....

Laut di teluk beralun pelan. Langit perlahan mengelam. Tetapi lihat, gemerlap cahaya lampu mulai muncul. Bagai cahaya kunang-kunang dalam kegelapan. Dan di langit, jauh tinggi di atas, cahaya bulan yang sedang purnama, nampak demikian indah membagikan terangnya. Membagikan terangnya kepada siapa pun yang mau menerimanya. Siapapun. Bersama kerdip bintang-bintang yang mendampinginya. Apakah yang dipikirkan oleh para nelayan yang sedang duduk bermenung di sampan kecil mereka, jauh di tengah teluk, yang berayun-ayun dalam lembut gelombang? Bukankah kita semua hidup bersama renungan kita masing-masing? Bukankah kita patut merasakan apa pun yang sedang kita pikirkan saat itu? Bukankah kita harus hidup dengan pikiran dan perasaan kita sendiri?

Seberapa besarkah arti cinta buatmu? Meluncur di jalan pesisir pantai Kendari aku saksikan insan-insan yang sedang bersenda gurau atau yang hanya duduk seorang diri sambil merenungkan sesuatu. Wajah-wajah dengan ekspresi yang beraneka ragam. Dan angin berhembus dengan lembutnya. Seakan ingin menyapa kami semua. Seakan ingin menguatkan jiwa yang sedang lemah. Menghibur yang sedang berduka. Menciptakan suasana romantis bagi yang sedang bercinta. Membagikan harapan kepada semua yang ingin menerimanya. Dunia yang luas ini menyimpan rahasianya sendiri dalam hati masing-masing kita yang lelap dalam pikiran dan perasaan kita. Ah, rasakan betapa cinta adalah satu kekuatan untuk menciptakan semangat bertahan dari terpaan segala macam kesulitan dan kesedihan kita. Seperti alun gelombang. Seperti hembusan angin. Seperti pelangi yang membentang. Kita tetap ada. Dan hidup.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...