01 Maret 2009

MARET 2009

Apa artinya waktu? Dia bergegas bergerak ke depan, tanpa menunggu. Tanpa pernah berhenti sejenak pun juga. Meninggalkan kita yang hanya duduk berdiam diri. Detik ke menit. Menit ke jam. Jam ke hari. Hari ke minggu. Minggu ke bulan. Bulan ke tahun. Tak ada sesuatu pun yang disisakannya bagi kita. Kecuali kenangan. Dan kita yang hanya memiliki kenangan, sadar bahwa, waktu takkan pernah balik kembali. Apa yang telah usai, akan kian menjauh ke belakang. Dan kita yang ditinggalkannya, sadar bahwa, yang tersisa hanya serpihan yang mungkin tercetak dalam lembaran album kenangan masa lalu dan takkan mampu kita balikkan kembali ke masa kini.

Apa artinya waktu? Pernahkah kita menyadari keberadaan kita saat ini sebagai suatu rangkaian pergerakan yang memiliki awal dan akan berakhir kelak? Bagaimana dengan segala mimpi-mimpi kita di masa lalu? Bagaimana dengan segala rencana kita di masa depan? Akankah akan terwujud atau hanya tertinggal dalam kenangan hampa belaka? Kita, yang berdiri sendiri menatap langit, sadarkah kita bahwa kenangan yang berusaha kita kais dari segala apa yang telah terjadi, hanya akan menemukan serpih-serpih dan sering tak mampu kita satukan kembali? Takkan pernah mampu.

Kenangan menyimpan banyak kebahagiaan dan kekecewaan. Banyak pertemuan dan perpisahan. Dimanakah masa lalu? Dimanakah kita saat ini? Dan akan kemanakah kita di masa depan? Waktu bergerak maju, mungkin juga terpelintir memilin, mungkin pula memutar dalam lingkaran semu, tapi apa yang tertinggal tetap takkan pernah kita raih kembali. Alunan nada-nada indah yang saat ini kita dengarkan, mungkin masuk menyesap ke dalam jiwa kita, menorehkan satu rasa kerinduan dan kesenduan, namun dapatkah kita raih kembali segala apa yang kita rasaakan sekarang ini? Alunan nada-nada indah ini mungkin dapat kita dengarkan kembali, namun mampukah kita membalik kembali segala perasaan, harapan, cita-cita dan impian kita yang telah raib di belakang? Yang telah pergi bersama waktu, akan lenyap ke masa lalu. Akan lenyap ke balik kenangan. Dan kitalah kenangan itu. Kitalah kenangan yang ditinggalkan oleh sang waktu yang dengan pasti bergerak detik demi detik. Maju.

Apakah artinya waktu? Apakah artinya kehidupan kita? Apakah artinya segala tangis dan tawa kita? Apakah artinya segala kegembiraan dan kekecewaan kita? Apakah artinya kita? Melongok kembali masa yang telah silam senantiasa menyisakan satu perasaan keterasingan. Betapa kita hadir di dunia ini mutlak seorang diri. Betapa kita, dengan perasaan dan pemikiran kita, mutlak dunia kita sendiri. Dan waktu senantiasa menyeret kita untuk, sadar atau tidak, hidup hanya bersama diri kita saja. Karena kita ada bersama segala impian, hasrat, ambisi, keinginan dan pemikiran kita saja. Kita hidup dengan dan bersama dunia sempit rasa dan akal kita. Dan kian sadar kita akan keberadaan diri kita, kian tak sadar pula kita akan keberadaan sang waktu yang terus bergerak meninggalkan kita dalam segala kesempitan akal dan rasa itu.

Maret 2009. Lihatlah penanggalan satu per satu telah ditanggalkan dari tempatnya. Mengalir dan mengalir sang waktu. Kita terseret dalam kebiasaan sehari-hari. Melupakan betapa kekuatan daya dan pikir kian menyusut dalam usia yang kian memanjang. Sudah berapa lamakah semenjak saat kanak kita? Saat kita, dengan riang gembira berlari-lari, bermain tanpa rasa lelah sedikit pun, ingin meraih bintang di langit malam? Sudah berapa lamakah itu lewat? Dan kini, dengan tertatih-tatih kita melangkah, ada rasa nyeri di lutut yang terserang encok. Napas yang kian memendek. Dan keletihan yang kian cepat mendera. Ah, siapakah kita di tengah perjalanan waktu di dunia yang demikian tak berujung ini?

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...