03 Agustus 2009

UNGGUN DI PUNGGUNG BUKIT

Kulihat unggun di punggung bukit

Nyala di malam tak berbintang

Kulihat caya samar mengusir kelam


 

Mendaki ke puncak menuju harap

Memanggul beban dalam kembara

Semata berbekal semangat hati


 

Kita adalah mahluk tak terpatahkan

Jatuh berkali bangkit berkali

Ini tanganku, mana tanganmu, raih aku


 

Pada akhirnya kita toh sama raib

Dan saat bunga-bunga ditebarkan atas makam

Unggun telah kita nyalakan di puncak sana


 

Kaki-kaki kita yang kecil

Tak henti melangkah naik

Jalan masih panjang, masih teramat panjang


 

Kitalah laron yang berterbangan di malam sepi

Mencari cahaya mencari harapan mencari asa

Tapak-tapak kita terjejak dalam bisu malam


 

Tak ada kata mundur tak ada kata takluk

Menuju unggun di punggung bukit

Saat memasuki malam tanpa bintang


 

Lalu saat bertemu nyala yang berkobar

Kita masuki dia, kita lebur bersamanya

Sebab kitalah juga unggun yang tak pernah padam


 

Perjalanan yang kita tempuh ini terbatas

Tiba di titik akhir, saat usia menguras saat

Kita songsong keabadian bersama DIA


 

Sebab kita dan DIA adalah SATU

Sebab kita dan DIA adalah SATU

Sebab kita dan DIA adalah SATU


 

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...