03 Maret 2011

SAYAP

Seandainya aku punya sayap
Terbang, terbanglah aku
(Rita Butar-Butar)

Sesekali, kita mungkin pernah membayangkan betapa asyiknya jika kita memiliki sayap seperi burung-burung yang dengan lincah melayang mengarungi langit lepas. Sesekali, kita mungkin pernah membayangkan dapat melepaskan diri dari keadaan kita sekarang ini. Terbang melayang jauh menembus area yang asing dan tak kita kenali serta tak mengenali kita. Untuk menemukan suasana baru yang menurut kita akan menyegarkan kembali kehidupan yang terasa beku dan membosankan ini. Ya, sesekali kita merasa ingin lepas melayang, meninggalkan segala kondisi yang membuat kita tak mampu untuk berbuat sesuatu sama sekali, sering bukan karena kita tak mau, namun karena situasi yang tak memungkinkan kita untuk berbuat sesuatu apapun.

Namun, ternyata kita tak memiliki sayap. Kita sering bahkan tak dapat kemana-mana, karena kita tak memiliki keberanian serta kemampuan untuk bergerak sama sekali. Kita merasa lumpuh, tak berarti dan tak berguna. Jika saat demikian terjadi kepada kita, haruskah kita punya sayap untuk dapat terbang dan meninggalkan semua problema hidup yang sedang menerpa kita? Haruskah kita pergi dan menghindarkan diri dari kesulitan dan tantangan yang sedang mengepung kita? Ah, tetapi bukankah kita memang tidak memiliki sayap seperti burung-burung, tetapi kita memiliki kesempatan, semangat dan daya nalar untuk tetap memiliki harapan dalam menghadapi dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan kita?

Seandainya aku punya sayap, tetapi kita memang tidak memiliki sayap yang dapat membawa kita terbang meninggalkan dunia nyata kita saat ini. Namun, walau kita tak memiliki sayap, kita diberi daya perenungan yang bahkan dapat membawa kita terbang jauh lebih tinggi, jauh lebih luas dan tak terbatas daripada sayap yang dimiliki oleh burung-burung terkuat manapun juga di dunia ini. Dan inilah talenta kita. Mungkin, tidak setiap problema punya penyelesaian yang tepat. Pun tidak setiap pertanyaan punya jawaban yang pas. Tetapi pasti, kita tetap memiliki kemampuan untuk menerima segala kemungkinan itu dengan terbuka dan lapang dada. Dengan menyadari keterbatasan kita. Dengan mengetahui kelemahan kita. Sebagai manusia. Sebagai insan yang terbatas.

Maka kita tidak perlu memiliki sayap untuk dapat menentukan kebahagiaan kita. Kita tak perlu melarikan diri untuk lepas dari tantangan, kesulitan dan kesedihan kita. Tidak. Kita hanya butuh kekuatan, semangat serta ketabahan dalam menerimanya. Kita hanya butuh kebijaksanaan dalam menerima kehidupan ini. Kita tak punya sayap yang jangkauan terbangnya terbatas. Kita punya daya renung yang demikian tak terbatasnya sehingga, jika kita mau, kita dapat memikirkan apa saja dan pergi kemana saja dalam menjalani hidup ini. Semuanya. Kita memang tak punya sayap untuk terbang, sebab kita sendiri mampu terbang kemana saja dengan daya pemikiran kita sendiri.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...