Dalam pertandingan,
mereka yang menang pasti akan didampingi yang kalah. Sebab tanpa yang
kalah takkan ada yang menang. Maka seharusnya, kebanggaan diri bukan
terletak pada kalah atau menang, tetapi karena telah ikut dalam
pertandingan secara bersama-sama. Demikian pula dalam kehidupan ini.
Kita bersyukur bukan atas keberhasilan atau kegagalan, tetapi karena
telah hidup dalam kebersamaan. Tanpa sesama, bisakah kita mengatakan
bahwa kita telah berhasil? Kita memang senang membanding-bandingkan
diri tetapi sadarilah bahwa tanpa ada yang diperbandingkan, dapatkah
kita mengatakan diri kita berhasil?
Hidup memang adalah
perjuangan. Tetapi kita tak perlu membanggakan hasil dari perjuangan
itu sehingga menafikan keberadaan sesama. Tanpa sesama, kita bukanlah
apa-apa. Tanpa sesama, dapatkah kita memiliki semangat untuk
berjuang? Tanpa sesama, dapatkah kita memacu diri? Jadi apakah arti
keberadaan kita jika tidak mengaitkan diri bersama sesama kita?
Mengapa kita harus membanggakan diri atas keberhasilan kita? Dan
mengapa pula kita harus merasa sedih dan sakit hati atas kegagalan
kita? Bukankah kepuasan hidup kita sesungguhnya tidak terletak karena
kita telah berhasil mengalahkan tetapi karena kita telah berjuang.
Begitu pula jika kita kalah, patutkah kita menyesali diri? Bukankah
tanpa berjuang kita malah tak punya makna apa-apa?
Memang, setiap
pertandingan selalu menghasilkan sang juara yang berhasil menaklukkan
semua lawan-lawannya. Tetapi lawan bukanlah musuh. Lawan adalah
saingan yang setara. Dan kemenangan hanyalah sesaat saja, sebab
dilain waktu kita bisa mengalami kekalahan. Tak ada kemenangan yang
abadi. Yang ada hanya perjuangan yang patut dibanggakan dan akan
dikenang dalam waktu yang panjang. Sebab itu, menang atau kalah
bukanlah sesuatu yang pantas menjadi taruhan dalam kehidupan ini.
Menang atau kalah hanyalah ujung dari suatu proses panjang yang
membuktikan kemanusiaan kita dalam menjalani hidup yang tidak kekal
ini. Seperti kata sebuah pepatah, hidup berputar seperti roda kadang
kita di atas, kadang di bawah, maka bukan atas atau bawah yang
berguna namun perputaran itulah sesungguhnya yang menggelindingkan
kita menuju hari depan.
Demikianlah, setiap
manusia – kita – yang selalu bergulat dalam proses untuk menjadi
sosok yang sungguh-sungguh berarti dalam hidup kita masing-masing,
akan meninggalkan jejak-jejak kita dalam waktu yang tak terbatas ini.
Menjadi pemenang adalah sesuatu yang berguna tetapi tidak bermanfaat
jika saja kemangan itu kita raih dengan cara-cara yang tidak pantas
dan tidak layak sehingga kita menjadi cemohan. Kita adalah jari-jari
sang roda kehidupan yang tanpa jari-jari yang lain tidak akan berarti
apa-apa. Tanpa kekalahan pihak lain, kita tak mungkin menikmati
kemenangan. Sebab itu, kita harus memiliki rasa hormat kepada yang
kalah, bukan melecehkan. Kita bukan siapa-siapa tanpa sesama kita.
Dalam perjalanan melintasi waktu, kita bermakna justru karena kita
tidak sendirian. Dan memang, kita tidak pernah sendirian.
Hidup adalah suatu
proses yang berkembang, maju menuju titik dimana kita kelak akan tiba
pada ujung waktu kita sendiri. Dalam perjalanan itulah kita melangkah
bersama harapan dan semangat, bersama perasaan dan pemikiran, bersama
kegagalan dan keberhasilan kita. Tetapi jangan takut. Jangan juga
menyombongkan diri. Kita semua adalah para pencari kebenaran. Dan tak
ada kebenaran yang mutlak. Atau kita tak pernah akan tahu kebenaran
yang mutlak selama kita masih menjalani perjalanan kemanusiaan kita
di dunia ini. Kita bukan pemilik tunggal kehidupan ini. Dan kita
hanya dapat berusaha untuk menjalaninya bersama mereka yang lain. Dan
kita berjuang bersama sesama kita. Hari ini kita mungkin menang,
tetapi bagaimana dengan hari esok? Kalah atau menang tidak akan
berarti apa-apa, dan malah akan menimbulkan kekosongan jika
kemenangan itu kita raih dengan cara yang tidak layak. Dan siapa pun
yang kalah tetap patut berbangga karena telah berjuang walau gagal.
Masih ada hari esok. Masih ada waktu untuk kita semua. Sebab
pertandingan hidup bisa sampai namun takkan pernah tiba. Selagi masih
ada hidup, masih ada harapan. Dan harapan takkan pernah mati. Takkan
pernah....
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar