28 Desember 2008

WAKTU

Berapa lama sejak tangis pertama hadir

Kau raih segala impian tanpa tetesan airmata?

Berapa lama hingga tangis terakhir tiba

Kau temui segala harapan dalam hidupmu?


 

Lihat, mendung tiba. Mendung menutup langit.

Lihat, hujan hadir. Hujan menabur sepi.

Dalam malam. Dalam pagi. Langit memerah.

Dan hening. Dan hening.

        Dia tiba

            Bersama kelam

Lalu fajar hadir. Setelah malam.

Dan sepi. Dan sepi.

        Dia tiba

            Bersama cahaya

Mari kita raih hidup. Malam ini.

Malam ini kita reguk segala kepuasan diri.

Sebab besok. Sebab Besok.

Apakah yang akan kita temui?

Apa?


 

Tak ada kata. Tak ada suara. Tak ada apa

Kita yang menanti. Terus menanti.

Waktu yang berlalu. Terus berlalu.

Merembes dalam jiwa:

Tanya.

Tanya.

Tanya.

Dimanakah aku?

Dimanakah kau?

Dimanakah kita?

Dimana?


 

Berapa lama sejak tangis pertama hadir

Kau raih segala impian tanpa tetesan airmata?

Berapa lama hingga tangis terakhir tiba

Kau temui segala harapan dalam hidupmu?


 

Kulihat tetesan air hujan.

Di matamu.

Kurasakan tetesan air hujan.

Di mataku.

Air hujan. Air mata. Apa bedanya?

Darimana kutahu jerit jiwamu?

Darimana kutahu isak hatiku?

Ada lagu. Ada lagu.

    Dalam hatimu

        Dalam hatiku

            Dalam hati kita

Nada-nada yang seakan bersuara

Namun diam. Diam. Diam.

Dalam sepi. Kita tahu. Bahwa

Waktu mengalir. Mengalir. Terus mengalir.

Menyeret kita.

    Ke ujung kata

        Ke ujung akhir

Sebenarnya adakah kita?

Sebenarnya hadirkah kita?

Anehnya, tak kutahu. Tak kutahu.

Mengapa?


 

Berapa lama sejak tangis pertama hadir

Kau raih segala impian tanpa tetesan airmata?

Berapa lama hingga tangis terakhir tiba

Kau temui segala harapan dalam hidupmu?


 

Mimpi kita. Awal dan akhir. Hanya kata.

Waktu terus menyeret. Menyeret dalam alirannya.

Jangan bertanya lagi. Jangan merajuk lagi.

Jangan!

Kita hidupi hidup. Malam ini.

Kita reguk kepuasan diri. Malam ini.

Kita hanyalah kita. Kita adalah waktu.

Waktu yang mengalir terus.

    Dan terus.

        Dan terus.

Tanpa ujung.

Walau kita tak lagi hadir di sini.

Walau kita telah lenyap menguap.

Dan tak ada lagi yang mengenang.

Kita tak ada.

Tapi ada.

Dalam mu. Dalam ku. Dalam kita.


 

Nyanyikan sebuah lagu padaku.

Nyanyikan sebuah lagu rindu

Dan kan kunyanyikan lagu buatmu

Kan kunyanyikan lagu rindu


 

Berapa lama sejak tangis pertama hadir

Kau raih segala impian tanpa tetesan airmata?

Berapa lama hingga tangis terakhir tiba

Kau temui segala harapan dalam hidupmu?


 

Berapa lama?


 

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...