01 Februari 2008

HOROR

"Sedemikian kayanya kegembiraan sehingga ia hauskan kemalangan, neraka, kebencian, aib, kepincangan dunia-karena ia kenal, oh, ia kenal dunia" (Zarathustra-Friedrich Nietzsche)

    Dapatkah kau berikan padaku, wahai jasad-jasad yang berhamburan, jawaban atas kehancuran itu? Siapakah kalian? Kumpulan nama? Kumpulan jumlah dan angka, sekedar sebuah statistik? Tetapi ah, apakah semua itu punya makna? "Apalah arti sebuah nama" bisik William Shakespearre. Tetapi, mengapakah kalian mesti bergelimpangan tercerai berai, walau pun tak lagi bernama? Demi sebuah pembalasankah? Sebuah dendam? "Mata ganti mata, gigi ganti gigi" kah? Ataukah sesuatu yang lebih hebat lagi? Kepentingan? Idealisme? Atau apa?

    Setelah ledakan hanya sisa kesenyapan. Kesenangan, derita, dendam, benci, iri hati, sukacita, tawa, tangis, kemanakah perginya mereka?

    Hidup terbenam pada lautan darah. Maut terbit dari ladang pembantaian. Dan kita, manusia-manusia malang, terus melata. Hilang dalam sejarah. Dilupakan dan melupakan. Waktu lewat membisu. Ditinggalkan dan meninggalkan. Warta dan tulisan mengaum sepi. Himbauan dan maaf berlalu sunyi. "Horor….Horor…" Tiap kali berulang. Dan berulang. Kita adalah keledai. Terantuk dan terantuk lagi. Maka tertawalah sepuasnya. Hidupi hidupmu. Dengan hampa. Dengan bisu. Dengan sunyi. Sebab kalimat tidak lagi punya makna. Kebenaran dibohongi. Ketidakadilan ditegakkan. Siapa salah?

    Setelah ledakan hanya ada kesenyapan. Jasad-jasad berhamburan. Dan kita hanya membisu. Kitalah jasad-jasad itu. Kitalah algojo sekaligus juga sang korban. Kita. Manusia-manusia hampa.

"Kenanglah kami, jika sempat, bukan sebagai jiwa-jiwa garang, tetapi sekedar sebagai orang-orang kosong" (The Hollow Man-TS Eliot)

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...