05 September 2012

ANGIE


Angie, Angie
When will those clouds all disappear?
(AngieThe Rolling Stones)

Hidup adalah pilihan. Pilihan adalah kesempatan. Tetapi kesempatan punya banyak wajah. Kadang mirip. Kadang bertentangan. Dan kita, ya kita, tak pernah tahu akan kemana ujung kehidupan yang telah kita ambil akan menuju kemana. Namun sekali keputusan kita buat, sekali tindakan kita lakukan, kita tak punya kesempatan lagi untuk mundur. Kita tak punya pilihan lagi selain dari menjalaninya. Dan sungguh, betapa akhirnya kita sering harus, terpaksa atau tidak, kita akhirnya jalani kehidupan ini dengan topeng. Untuk menyembunyikan kegentaran kita. Untuk menyembunyikan luka-luka kita. Untuk menyembunyikan kepahitan kita. Dan kapankah mendung kelam ini akan lewat? Dapatkah dia berlalu? Sanggupkah kita menghadapi dan menerimanya?

Pilihan selalu punya resikonya sendiri. Dan setiap resiko haruslah kita hadapi dengan tegar. Haruslah berani kita hadapii. Tanpa putus asa. Bersama pertanggung-jawaban pribadi. Bersama keberanian untuk menerima segala resiko. Kita toh sadar, mampu atau tidak, jalan yang kita tempuh saat ini adalah jalan yang punya awal. Sebab, segala sesuatu mempunyai awal, dimana kita hidup bersama keputusan yang sudah kita ambil sendiri. Jalan yang kita pilih sendiri. Sesal? Kecewa? Sakit hati? Menumpahkan kepahitan yang ada kepada orang lain bukanlah solusi. Tetapi mempersalahkan diri sendiri juga bukanlah sebuah obat penyembuh yang ampuh. Karena kita sadar, bahwa sesungguhnya, apa yang telah terjadi saat ini merupakan akibat dari apa yang telah kita putuskan kemarin.

Hidup memang adalah pilihan. Namun kita juga tak bisa menghakimi pilihan yang dijalani orang lain. Sebab kita bukanlah dia. Kita bukanlah mereka. Seandainya kita adalah dia. Seandainya kita adalah mereka. Dengan situasi dan kondisi yang sama. Apakah pilihan yang kita ambil bisa lain? Apakah bisa berbeda? Belum tentu. Setiap manusia, pada akhirnya, akan mengambil pilihan yang sesuai dengan dirinya sendiri. Dan saat itu, banyak hal yang yang mengharuskan kita untuk bertindak dengan memperhitungkan perasaan dan pemikiran yang tidak mungkin sama dengan situasi dan kondisi kita saat ini. Setiap pilihan tidak dapat dinilai sebagai baik atau buruk. Setiap pilihan hanya bisa berarti benar atau salah. Dan apapun juga, akibat-akibatnya menjadi tanggung jawab pribadi bagi kita semua. Dan itu harus dijalani. Harus dijalani.

Hidup tidaklah sederhana. Memang. Karena hidup selalu memiliki banyak pilihan dengan kesempatan-kesempatan yang tak pernah dapat kita pastikan akan menuju kemana akhirnya. Mempersalahkan orang lain atau mempersalahkan diri sendiri hanya berarti kita enggan untuk menanggung beban dari keputusan yang kita ambil. Kebenaran yang sesungguhnya adalah bagaimana kita bisa memperbaiki apa yang salah dan berjalan kembali menuju ke arah yang benar. Bukan hanya berdiri terpaku sambil menyesali segala yang telah terjadi. Sebab kita hidup dengan waktu yang melaju. Dan berhenti hanya akan membuat kita tertinggal atau ditinggalkan oleh sang waktu. Membuat kita tak kemana-mana kecuali kehilangan kehidupan di saat kita sendiri masih memilikinya.Sesungguhnya itu jauh lebih menyedihkan. Jauh lebih menyakitkan.

Maka memang, walau kita tak pernah tahu kapan mendung kelam ini berlalu, kita semestinya juga sadar bahwa di balik mendung kelam ini, matahari selalu ada. Dia hanya menunggu kesempatan untuk bersinar kembali. Dan selayaknya kita masih memiliki harapan untuk melihat cahayanya yang indah. Kehangatannya yang menyenangkan. Kita hanya perlu kesabaran untuk menunggunya. Kesabaran untuk menanggung semua akibat dari pilihan yang salah, Dan meraih kembali kesempatan untuk berubah. Sebab hidup adalah pilihan. Dan pilihan selalu ada di setiap jalan, salah atau benar, untuk memperbaiki arah kita. Maka jika kita salah dalam memilih, ubahlah arahmu. Hidup tidaklah buruk. Hanya perlu dirubah. Dan kita tetap punya kesempatan untuk itu. Selama kita hidup. Selama kita masih hidup.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...