Buat Deo
“Setiap
bayi lahir bersama pesan bahwa Tuhan belum putus asa pada manusia”
(Burung-Burung
Liar, 77 – Rabindranath Tagore)
Bunga-bunga
indah pada akhirnya akan layu, gugur, membusuk lalu menyatu dengan
tanah. Demikianlah betapa sementaranya hidup ini. Namun,
ketidak-abadian tidak berarti bahwa semuanya sia-sia saja. Betapa pun
juga, walau hanya sesaat yang singkat, dia telah memberikan keindahan
dan keharumannya kepada dunia. Dan dunia pun tak pernah sama jika dia
tak pernah hadir. Setiap keberadaan selalu membawa berita bahwa hidup
itu ada. Dan indah. Dan tak pernah sia-sia.
Maka kelak,
bilamana hidupmu terasa berat, percayalah bahwa kita tidak sendirian.
Tidak pernah sendirian. Manusia harus bergulat dengan dirinya sendiri
untuk meraih pemahaman tentang makna keberadaannya di dunia. Kita
memang sendirian dalam menghadapi pergulatan itu, tetapi karena
setiap orang mengalami hal yang sama, maka kita tidak boleh
menganggap bahwa hanya kita sendiri yang berbeban. Tuhan menciptakan
keberadaan kita bukan untuk pasrah dan menyerah pada
kesulitan-kesulitan. Dia menciptakan kita untuk berjuang menghadapi
dan menerima kesulitan itu sebagai sebuah berkah bagi kehidupan.
Keberadaan
kita sendiri menyiratkan bahwa Tuhan tak pernah putus asa dalam
membuat kita ada. Dan karena Dia tak pernah bosan kepada kita,
mengapa kita harus menyerah serta ingin melarikan diri dari kesulitan
kita? Memang, kita bukanlah Tuhan sendiri, tetapi kita harus ingat
bahwa Dia memberikan kita untuk dunia sebagai berkah, dan karena itu
kita mempunyai kewajiban sekaligus kesempatan untuk membagikan berkah
yang telah kita terima kepada dunia.
Demikianlah,
setiap kelahiran selalu bermakna bahwa Tuhan percaya kepada kita yang
diciptakan-Nya dan sebab itu, kita haruslah menjaga kepercayaan itu
sebagai suatu tanggung jawab kepada-Nya. Tanggung jawab untuk tidak
mudah menyerah kepada kesulitan yang harus kita hadapi. Tanggung
jawab untuk membagikan diri kita kepada dunia, bukan sekedar untuk
kedamaian kita saja, tetapi terlebih-lebih untuk kedamaian bagi
seluruh alam semesta. Dan percayalah, dunia ini ada karena kita ada.
Tanpa keberadaan kita, maka dunia ini pun tak akan ada. Kita berarti
dan selalu berarti dalam kehidupan dunia.
Bunga-bunga
yang indah itu pada akhirnya memang akan layu, lapuk, gugur dan
kemudian membusuk serta menyatu kembali dengan bumi. Tetapi baik saat
mekar maupun saat dia kembali ke bumi, dia selalu akan membagikan
berkah keberadaannya bagi alam semesta yang hidup. Dengan membagikan
keindahan dan keharumannya. Dengan menjadi humus yang menyuburkan
kehidupan baru. Jadi percayalah bahwa tidak ada kehidupan yang
sia-sia. Tidak ada kehidupan yang tak bermanfaat. Kehidupan, secara
keseluruhan, adalah hadiah terindah Tuhan bagi kita. Kita semua.
Maka apapun
kelak yang akan kita alami, apapun kelak yang menjadi kesusahan kita,
saat tersisihkan, saat terabaikan, saat diperlakukan tak adil, saat
tak berdaya karena situasi dan kondisi yang tak mau dan tak mampu
mendukung kita, percayalah bahwa kita selalu bisa bangkit selama kita
mau untuk berjuang. Selama kita tidak enggan untuk berpikir dan
mempergunakan segala talenta yang kita miliki. Ya, kita lahir
bukannya dengan tangan hampa, sebab kita memiliki diri, pikiran dan
hidup kita sendiri. Dan selama kita tidak kehilangan kepercayaan
kepada diri kita sendiri, dunia pasti akan memberikan kepercayaannya
kepada kita. Hiduplah bersama keyakinan itu, anakku. Hiduplah bersama
keyakinan itu.
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar