Tidur
yang melintas di mata bayi, adakah orang tahu dari mana asalnya?
(R.
Tagore)
Apakah
yang ada dalam tidur seorang bayi? Adakah mimpi yang dibawa oleh
malaikat pelindungnya akan mengantarnya terbang ke bintang di langit
yang kelam? Ataukah tak ada suara tak ada kata selain hanya
kesenyapan abadi? Siapakah yang dapat menebak apa yang sedang
mengalun dalam jiwa seorang bayi? Kepolosan wajah, kedamaian hati,
kesunyian hidup. Ah, sungguh aku rindu berada dalam dunia tidur bayi
kecilku ini.
Demikianlah,
setiap saat aku memandang wajah kecil yang polos ini, setiap kali
pula aku merenung tentang kehidupan. Keberadaan seseorang, masa
depan, segala kemungkinan yang akan dihadapi, pilihan-pilihan atas
kemungkinan itu, dan segala resiko serta tanggung-jawab yang harus
dipikul. Sungguh! Hidup ini bisa membahagiakan tetapi juga penuh
misteri karena pilihan kita atas kemungkinan yang akan kita temui.
Memang, bukan pilihan kita untuk ada, namun sekali kita ada, kita
harus menjalaninya hingga tuntas.
Apakah
yang ada dalam tidur seorang bayi? Mata yang terpejam. Mulut yang
sesekali menyunggingkan senyuman. Perut yang turun naik dengan
lembut. Semuanya menandakan kehidupan yang nyata. Dan kita tak tahu,
apa yang bakal dihadapinya kelak. Sama seperti kita tak tahu apa yang
akan kita jelang sesaat di depan. Tetapi kini dan saat ini, kita
adalah apa yang kita pikirkan. Kita terbatas dalam waktu yang seakan
tak terbatas. Kita hanya secuil noktah kecil di samudra keluasan
semesta. Tetapi sesungguhnya kita juga adalah pusat dunia ini. Pusat
kehidupan ini. Sebab tanpa kita, ada atau tak ada alam semesta ini,
tidak punya arti apa-apa bagi kita.
Wajah
bayi yang sedang lelap selalu membuatku takjub. Wajah kehidupan yang
sedang mekar dan menyimpan masa depan yang penuh misteri. Tetapi
dibalik dari ketak-tahuan kita akan apa yang akan kita hadapi, kita
selalu dapat berharap. Kita selalu harus berharap. Bahwa ada malaikat
pelindung yang datang memberi mimpi-mimpi indah bagi kita. Kemudian
pergi membawa harapan-harapan kita kepada Sang Pencipta. Sementara
kita terus berjuang di kehidupan ini untuk mewujudkannya. Tanpa putus
asa. Tanpa kehilangan semangat. Dan tanpa kehilangan keraguan bahwa
harapan kita telah berada di dalam tangan-NYA. Hari esok adalah
milikmu.
Ditulis
di bulan ke XIX kelahiran Deo
Anduonohu,
25 Juli 2013
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar