25 Juli 2013

MIMPI SANG BAYI

Tidur yang melintas di mata bayi, adakah orang tahu dari mana asalnya?
(R. Tagore)

Apakah yang ada dalam tidur seorang bayi? Adakah mimpi yang dibawa oleh malaikat pelindungnya akan mengantarnya terbang ke bintang di langit yang kelam? Ataukah tak ada suara tak ada kata selain hanya kesenyapan abadi? Siapakah yang dapat menebak apa yang sedang mengalun dalam jiwa seorang bayi? Kepolosan wajah, kedamaian hati, kesunyian hidup. Ah, sungguh aku rindu berada dalam dunia tidur bayi kecilku ini.

Demikianlah, setiap saat aku memandang wajah kecil yang polos ini, setiap kali pula aku merenung tentang kehidupan. Keberadaan seseorang, masa depan, segala kemungkinan yang akan dihadapi, pilihan-pilihan atas kemungkinan itu, dan segala resiko serta tanggung-jawab yang harus dipikul. Sungguh! Hidup ini bisa membahagiakan tetapi juga penuh misteri karena pilihan kita atas kemungkinan yang akan kita temui. Memang, bukan pilihan kita untuk ada, namun sekali kita ada, kita harus menjalaninya hingga tuntas.

Apakah yang ada dalam tidur seorang bayi? Mata yang terpejam. Mulut yang sesekali menyunggingkan senyuman. Perut yang turun naik dengan lembut. Semuanya menandakan kehidupan yang nyata. Dan kita tak tahu, apa yang bakal dihadapinya kelak. Sama seperti kita tak tahu apa yang akan kita jelang sesaat di depan. Tetapi kini dan saat ini, kita adalah apa yang kita pikirkan. Kita terbatas dalam waktu yang seakan tak terbatas. Kita hanya secuil noktah kecil di samudra keluasan semesta. Tetapi sesungguhnya kita juga adalah pusat dunia ini. Pusat kehidupan ini. Sebab tanpa kita, ada atau tak ada alam semesta ini, tidak punya arti apa-apa bagi kita.

Wajah bayi yang sedang lelap selalu membuatku takjub. Wajah kehidupan yang sedang mekar dan menyimpan masa depan yang penuh misteri. Tetapi dibalik dari ketak-tahuan kita akan apa yang akan kita hadapi, kita selalu dapat berharap. Kita selalu harus berharap. Bahwa ada malaikat pelindung yang datang memberi mimpi-mimpi indah bagi kita. Kemudian pergi membawa harapan-harapan kita kepada Sang Pencipta. Sementara kita terus berjuang di kehidupan ini untuk mewujudkannya. Tanpa putus asa. Tanpa kehilangan semangat. Dan tanpa kehilangan keraguan bahwa harapan kita telah berada di dalam tangan-NYA. Hari esok adalah milikmu.

Ditulis di bulan ke XIX kelahiran Deo
Anduonohu, 25 Juli 2013


Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...