Setiap hari,
bahkan setiap saat, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus
kita tempuh. Saat terbangun, kita dapat memilih untuk kemudian
melanjutkan tidur atau bangkit dan memulai kegiatan kita. Saat
bekerja, kita dapat memilih untuk melakukannya secara biasa ataukah
melakukannya dengan sepenuh diri. Dan apa dan bagaimana pun keadaan
dan situasi kita saat ini, selalu bersumber dari pilihan yang telah
kita putuskan lalu kita laksanakan. Hidup, sesungguhnya, hanya
sesederhana itu....
Tetapi apa
yang kita alami saat ini akan menentukan apakah pilihan yang telah
kita buat sebagai sesuatu yang benar atau malah suatu kesalahan. Atau
mungkin tidak kedua-duanya. Maka sampai di titik tertentu, kita dapat
mulai merenungkan, apakah setelah pilihan itu kita jalani maka hidup
kita menjadi lebih baik? Atau lebih buruk? Atau sama saja? Apakah
perubahan yang kita inginkan membuat kita lebih berbahagia? Atau
mungkin malah makin menyulitkan kita? Atau sama saja seperti saat
kita belum mengambil pilihan itu.
Hidup adalah
pilihan. Setiap saat. Setiap kesempatan yang tiba, dalam keterbatasan
manusiawi kita, selalu ada kemungkinan dimana kita harus memilih
dengan sadar. Maka apapun hasil yang akan kita raih setelah pilihan
tersebut kita laksanakan, harus diikuti dengan tanggung jawab pula.
Dan tak seorang pun bisa mengelak atau mengabaikan akibat dari
pilihan hidupnya. Mereka yang mencoba mengelak tanggung-jawabnya
sesungguhnya tidak layak untuk berbangga hati. Tidak pantas untuk
mengatakan bahwa dia berhasil menjalani kehidupannya.
Manusia lahir
dengan jiwa yang bebas. Tetapi kebebasan itu dibatasi oleh
tanggung-jawab pribadi dimana dia sendiri yang akan menentukan apa
yang akan dialaminya. Bukan orang lain. Sebab, nilai derita dan nilai
bahagia tidak mungkin dapat dirasakan persis sama antara satu
individu dengan individu lainnya. Perasaan demikian kompleks dan
subyektip sehingga nyaris mustahil untuk dapat menjadi hakim atas
perasaan dan pemikiran orang lain. Sedekat apapun kita. Pemaksaan
hanya berarti bahwa kita membuat orang lain menderita tanpa membuat
kita sendiri berbahagia. Pilihan. Setiap orang harus dapat memilih
hidupnya sendiri. Masing-masing.
Maka apapun
yang telah, sedang dan akan kita alami, semuanya berawal dari pilihan
atas kesempatan yang ada, yang telah kita renungkan, rencanakan dan
lakukan. Dan apapun hasilnya kelak, entah kita berbahagia entah
tidak, kita harus memenuhi tanggung-jawab kita pada kenyataan yang
telah terjadi. Sebab di ujung tiap kehidupan, akan selalu menunggu
Sang Kebenaran Abadi yang kelak akan menjadi berkat atau musibah
abadi bagi jiwa kita. Masukilah hidup ini dengan pilihan yang
sesungguhnya: menuju kepada-NYA atau meninggalkan DIA. Kitalah sang
penentunya. Kita masing-masing. Orang per orang. Dan tak perlu
dipaksakan.
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar