Hujan mengiris kota
Kota mengiris hidup
Suara-suara memanggil
Mimpi-mimpi terjual
Di bawah lampu jalan
Di bawah lampu jalan
Langit merah di atas
Tanah merah di bawah
Kaki-kaki merangkak
Lorong-lorong sepi
Di dalam hati sunyi
Di dalam hati sunyi
Katakan padaku katakan
Duka memberati bahu
Melangkah 'nembus kelam
Sendirian mencari hidup
Bawa sunyinya sendiri
Bawa dukanya sendiri
Tangis hujan lebur
Menetes ke lebuh
Satu dalam jiwa
Teriakkan satu kata
Satu kata teriakkan
Pedih!
Hujan mengiris kota
Kota mengiris hidup
Menetes tangis
Menetes tangis
Dari duka terbuka
Dari sepi menikam
Pantulan lampu jalan
Wajah-wajah kosong
Suara-suara memanggil
Tawa-tawa dipaksa
Sunyi. Duka. Tawa
Dimanakah Dia?
Dimanakah Dia?
Adakah Dia dalam hujan?
Adakah Dia dalam duka?
Adakah Dia dalam sepi?
Adakah Dia dalam tangis?
Hujan mengiris hidup
Tetesan-tetesan air
Hujan dan airmata
Melebur dalam isak
Jangan bicara padaku
Jangan bicara padaku
Hanya hampa semata
Hanya hampa semata
Hujan mengiris kota
Kota mengiris hidup
Di bawah lampu jalan
Di dalam hati sunyi
Dia bilang cinta
Dia bilang cinta
Padaku menggulir duka
Dengan perut perih
Kucari hidup dalam malam
Cinta dan kebohongan
Kebohongan dan cinta
Semuanya masuk akal
Inikah yang kau cari?
Ambil dan dapatkan
Demi hidupku sehari
Ambil dan dapatkan
Demi hidup anakku
Ambil dan dapatkan
Demi hidup kesayanganku
Semuanya masuk akal
Cinta dan kebohongan
Pedih hati mengenangNya
Tak datangkah Dia?
Mengapa diam saja?
Mengapa diam saja?
Sendirian terbelit utang
Hutang terlahir hidup
Hujan mengiris hidup
Hidup mengiris hati
Dia diam saja
Dia diam saja
Engkau diam saja
Mereka diam saja
Sambil menudingkan tangan
Sambil mencibir kepadaku
Airmata dan hujan
Bersatu dalam hidupmu
Bersatu dalam hidupmu
Sepi. Sepinya. Sendiri
Di bawah lampu jalan
Tak ada kata
Tak ada suara
Hanya tangis
Hanya tangis
Dalam tawa riang
Dalam tawa riang
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar