Siang yang
terik. Dalam perjalanan dari Baito menuju Kendari, di suatu
persimpangan, mendadak kami berhadapan dengan jalan yang terpotong
oleh longsor. Sisa aspal hanya sepenggal, selebihnya lenyap tergerus
entah kemana. Kami berhenti sejenak memandang sisa aspal yang ada.
Sementara di sisi yang lenyap, hanya ada guguran tanah tebing menuju
ke sebuah sungai dengan aliran air yang cukup deras. Udara terasa
sejuk dengan pepohonan hijau bertebaran di tepi jalan yang masih
tersisa.
Kami berdiam
diri menatap ke panorama yang mengejutkan itu. Tetapi sekaligus
menikmati derasnya aliran sungai yang bening, keheningan alam,
hembusan angin dan rimbunan pepohonan hijau yang mengitari tebing
itu. Longsor yang memotong tanpa tanda dan memaksa kami untuk
berhenti sejenak ternyata telah membuat kami dapat menikmati alam
yang permai, hal yang mungkin hanya akan terlewatkan saja dalam
keadaan biasa. Sebuah perhentian tanpa terencana menguak sebuah
keindahan yang tersembunyi.
Peristiwa
sesaat itu membuat saya terkenang pada beberapa peristiwa yang tak
diinginkan dan tak terencanakan yang mungkin merupakan sebuah
kegagalan jika saya hanya memandang sebuah rencana sebagai garis
lurus. Ternyata kemudian kejadian itu membuat saya menyadari adanya
banyak kemungkinan lain yang sering tidak terpikirkan sebelum saya
mengalaminya. Mungkin jalan yang longsor di depan kami ini telah
membuat perjalanan kita terhambat sejenak, membuat kami yang sedang
terburu-buru dikejar waktu akibat keinginan kami untuk mencapai
sesuatu yang sangat kita inginkan dapat gagal dicapai, tetapi ketika
kami dapat melihat sisi lain dari kejadian yang tak terduga itu maka
kami terkejut dan menikmati sesuatu yang sama sekali tak pernah kami
bayangkan jika kami hanya melaju dengan lancar dan tanpa hambatan.
Dan saya kira
demikianlah makna sebuah musibah atau bencana yang menghadang di
depan kita. Kita dapat menyesalinya berkepanjangan, kita dapat merasa
kecewa tanpa akhir jika kita enggan untuk menerimanya. Tetapi kita
juga dapat menikmati musibah dan bencana itu apa adanya dan bahkan
dapat menemukan sebuah kejutan dalam pengalaman yang pahit itu. Maka
pemandangan longsor di depanku yang telah membuat kami berhenti
sejenak tiba-tiba mengajarkan kepada kami bahwa tidak ada yang
sia-sia bahkan sebuah peristiwa terburuk sekalipun. Kita dapat
belajar darinya. Kita tetap bisa menikmatinya. Jika kita mau. Jika
kita tetap sadar pada keterbatasan dan kelemahan kita sendiri.
Sebab
bagaimana pun kehebatan kekuatan-kekayaan-kekuatan kita, kita hanya
manusia yang terbatas. Dan sungguh selalu banyak hal yang takkan
mampu kita ramalkan, sehebat apapun perencanaan kita. Alam seringkali
membuat kita terpesona, seringkali membuat kita harus mengakui
kelemahan kita sekaligus membuat kita merasa kecil dan tak berdaya.
Namun, di sisi lain, alam selalu memberikan dirinya secara bebas dan
terbuka untuk dinikmati. Bahkan untuk dihayati sebagai sebuah bahan
perenungan bagi kita tentang betapa kuatnya daya kemungkinan yang
dapat terjadi. Sebab itu, setiap kegagalan selalu berarti bahwa
selalu ada kemungkinan lain yang tak terpikirkan. Setiap musibah atau
bencana selalu berarti bahwa ada harapan tersembunyi yang mungkin
saja sebelumnya tidak kita pikirkan.
Siang yang
terik. Jalan aspal yang longsor. Perhentian yang mendadak. Semuanya
ternyata membuat kami menemukan kesejukan udara di tengah keindahan
alam yang terbuka tiba-tiba di depan mata kami. Sebuah kemungkinan
baru yang tak pernah kami pikirkan dan rencanakan sebelumnya. Piknik
mendadak! Menakjubkan!
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar