12 November 2013

GEREJA DIGITAL

Saya membayangkan sebuah gereja digital sebagai sebuah gereja paperless. Sebuah gereja yang saling terhubung dan berkomunikasi tanpa lewat lembaran kertas dan tanpa melalui jalur transportasi tradisional. Sebuah gereja yang keseluruhannya dapat saling menyapa, mencari informasi dan membagi informasi secara real-time. Maka untuk topik ini, saya sekaligus menuliskan sebuah harapan yang semoga dapat terwujud.

Saya membayangkan setiap keuskupan memiliki ruang tersendiri, baik di jalur website maupun di jalur media sosial yang bertaburan di dunia internet. Dan website tersebut berisi semua kegiatan yang ada, baik rencana maupun sedang dan telah terlaksana. Juga data-data tentang umat, sejarah dan link-link ke setiap paroki, stasi/wilayah bahkan hingga ke rukun-rukun yang ada di keuskupan tersebut.

Saya membayangkan setiap rukun dapat mengetahui setiap rencana kegiatan maupun data yang diperlukannya hanya dengan mengunjungi link parokinya. Begitupun setiap paroki dapat mengetahui kegiatan di stasi/wilayah hingga rukun hanya dengan mengunjungi link mereka. Dan setiap keuskupan dapat mengetahui kegiatan dan data di paroki hingga rukun hanya dengan mengunjungi link yang sama. Dengan demikian, setiap penerima sakramen pembaptisan, sakramen pernikahan hingga ke kematian umat dapat diketahui secara pasti dan langsung tanpa jeda waktu yang kadang memakan waktu lama dengan jalur transportasi tradisional.

Saya membayangkan semua komunikasi, baik antara keuskupan dan paroki, antar paroki maupun paroki dan stasi/wilayah hingga ke rukun-rukun dapat dilakukan dengan cara yang sama sehingga menghemat kertas, tinta, biaya pengiriman sampai jangka waktu yang tertunda dengan akibat kadang atau bahkan kabar diterima setelah jadwal yang dikirim sedang atau bahkan telah berlangsung. Sebuah gereja digital adalah sebuah gereja yang dapat saling terhubung setiap saat, dapat saling berkomunikasi dan berbagi info secara langsung lewat jaringan dan tehnologi yang dimanfaatkan secara tepat guna.

Dan tentu ini bukan sebuah impian tetapi dapat diwujudkan jika kita mau karena semua sarana dan prasarana telah tersedia dimanapun ada jaringan internet kecuali di daerah yang sama sekali tak bisa terakses komunikasi digital. Hanya, maukah kita semua belajar untuk memanfaatkan semua kemajuan tehnologi itu menuju ke gereja digital yang dibayangkan di atas?


Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...