05 November 2013

PENGETAHUAN TENTANG HIDUP

Metam properamus ad unam

Pada akhirnya, semua akan usai. Tak ada yang kekal. Kita semua hanya noktah kecil di semesta raya, dan sama seperti semesta, kita berawal untuk menuju akhir. Sesederhana itu hidup. Dan tak ada rahasia sama sekali. Tak ada. Namun dalam perjalanan dari awal menuju akhir itulah kita semua diuji dan menyimpan banyak rahasia di setiap perbuatan, perasaan dan pemikiran kita. Sebab itulah pengetahuan tentang hidup dibutuhkan. Karena hidup bukan sekedar dijalani untuk hidup. Banyak lorong-lorong gelap yang harus kita lalui. Banyak peristiwa tersembunyi yang membuat kita harus merenung. Dalam menjalani riwayat singkat ini, hidup bisa memanjang, teramat panjang hingga ke keabadian....

Kita ini hanya setitik noktah debu di siang panjang kemarau. Kita ini hanya setetes embun di pagi yang sejuk. Kita ini hanya sepenggal kisah teramat singkat dalam samudera sejarah kehidupan. Tetapi bagaimana pun, kita adalah inti dari kehidupan itu sendiri. Kita masing-masing mengalami, merasakan dan memikirkan apa saja yang menjadi hasrat, gairah dan keinginan kita. Sekaligus mencoba memahami segala peristiwa yang terjadi di seputar kita. Hidup yang singkat ini ternyata bisa menjadi luas, sangat luas bahkan tak berujung. Sebab itulah, kita perlu menyadari makna keberadaan kita. Perlu merenungkan arti perbuatan kita. Dan mencoba untuk memahami kehidupan itu sendiri. Dengan belajar. Dengan mengetahui apa itu hidup.

Tidak mudah memang menjalani hidup ini. Tidak mudah, apalagi jika demikian banyak tembok penghalang seakan mengurung kita sementara hasrat dan keinginan kita demikian menggebu-gebu. Atau demikian banyak peristiwa yang tak kita inginkan mencederai kehidupan kita. Kadang hidup terasa demikian melelahkan, demikian tak tertanggungkan, demikian pahit dan penuh derita sehingga dapat membuat kita merasa putus asa yang dapat menjerumuskan kita untuk mengakhirinya begitu saja. Rasa takut, cemas bahkan pedih dan kecewa mendalam membuat kita kehilangan kepercayaan pada apa saja. Kita ingin pergi. Kita ingin hilang. Kita menolak lagi untuk bertanggung-jawab atas keberadaan kita.

Maka jika saat putus asa demikian menjerat pemikiran dan perasaan kita, belajarlah pengetahuan tentang hidup. Belajarlah karena hidup memang adalah sebuah proses untu belajar terus menerus. Ketak-berdayaan kita, kekecewaan kita bahkan ketidak-mampuan kita bukanlah milik kita sendiri, tetapi merupakan milik kehidupan itu sendiri. Walau setiap orang harus meniti jalannya masing-masing, tetapi selalu ada jejak-jejak yang ditinggalkan dalam sejarah yang membuktikan betapa sesungguhnya kita semua mampu untuk bertahan, mampu untu tetap berjuang bahkan hingga akhir yang demikian tragis sekalipun tanpa berputus-asa. Tanpa meninggalkan tanggung-jawab kita sebagai manusia yang telah hadir dan ada sekarang.

Sebab semua memang akan usai. Semua pasti akan berakhir. Sebab itu, mengapa ragu untuk terus melangkah maju? Mengapa takut untuk melewati lorong-lorong gelap kehidupan kita? Mengapa kita kehilangan keberanian untuk menerima kenyataan dan menolak untuk bertanggung-jawab atas hidup yang telah kita miliki sekarang? Kita punya kesadaran. Kita punya kemampuan untuk berpikir, merenung dan mengolah semua sebab akibat dari apa yang sedang kita hadapi, untuk tetap mampu bertahan meneruskan langkah kita menuju akhir yang gemilang. Bahkan biarpun terasa tragis dan menyedihkan di kehidupan ini, setelahnya kita akan menerima kebenaran yang sempurna, dan saat itu kita semua dapat berkata: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2Tim 4:7)

Tonny Sutedja


Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...