21 November 2009

HUJAN DI AKHIR KEMARAU

Tetes-tetes hujan ini akhirnya tiba juga. Setelah kemarau yang panjang dengan udara yang panas menyengat. Tetes-tetes hujan ini menyegarkan bumi yang tadinya gersang dan berdebu. Tanaman pun bersorak riang. Lihat, dedaunan yang meliuk riang, bergoyang diterpa angin dan air. Dan dua ekor kucing kecil, nampak melompati genangan air yang perlahan mulai memenuhi jalan. Mendung tebal menutupi langit. Dan tetes-tetes hujan kian menderas membasahi bumi. Kemarau telah berlalu....

Siapakah kita? Berada dimanakah kita? Apakah yang sedang kita alami? Dalam suka. Dalam duka. Semuanya akan terjadi. Dan mungkin telah terjadi. Tanpa kita mampu untuk mencegahnya. Tanpa kita mampu untuk menghalaunya. Kita, dengan segala kekuatan dan kelemahan kita, terkadang hanya sanggup menerima kepahitan yang melanda dengan cepat dan tak terkira. Kita, hidup bersama resiko atas segala kenyataan, baik kita sadari maupun tidak, terkadang tanpa mampu untuk berbuat apapun untuk menghindarinya. Untuk menolaknya.

Tetes-tetes hujan ini akhirnya tiba juga. Tetesan air yang membawa kesegaran baru dalam kehidupan kita. Segalanya tak ada yang abadi. Segalanya akan berubah. Dan kemarau pun usai dengan satu siraman hujan yang demikian deras membasahi bumi. Segala keluh kesah kita, segala rasa sesal dan kekecewaan kita, masihkah kita kenang saat ini? Saat semuanya telah berlalu, dan musim baru pun telah tiba? Tetes air, deru angin, liukan ranting, bumi yang basah, kucing yang mengeong, ah.... Bersyukurlah atas segala sesuatu. Nikmatilah segala sesuatu. Tersenyumlah pada segala sesuatu. Dan dunia akan bergembira untuk kita. Dunia yang ceria dan segar. Dunia yang selalu memberi.

Hidup kita terkadang sulit. Hidup kita terkadang tak tertahankan. Hidup kita yang tak jarang ingin kita akhiri begitu saja. Tetapi, musim akan berganti. Kemarau akan berlalu. Lihat, kecap dan nikmatilah, bukan hanya dalam apa yang kita pikirkan, tetapi juga dan terutama dalam apa yang bisa kita serap dalam jiwa kita. Maka sungguh indah kehidupan ini. Jauh diluar dari persoalan-persoalan pribadi kita, jauh diluar dari tumpukan kekecewaan dan kesepian kita, kita ada dan hidup. Kita bernyanyi untuk dunia. Walau terkadang lagu kita sedih. Keindahan justru tersembunyi dalam segala hal yang dapat kita rasakan dan alami. Waktu lewat dan musim berganti. Mengapa kita perlu ragu?

Tetes-tetes hujan ini akhirnya tiba juga. Dan bumi yang tadinya kering kerontang, kini basah menyegarkan. Kita hidup dengan dan bersama perubahan-perubahan. Kita hidup dalam rangkaian sang waktu yang senantiasa mengubah dirinya. Siapakah kita yang demikian menganggap segala kesusahan akan tetap? Dimanakah kita yang mengira bahwa kita tak mampu lagi kemana-mana? Apakah kita yang selalu mengira bahwa hanya kita, hanya diri kita saja, yang mengalami kepedihan yang teramat sangat? Tengoklah tanah yang basah dan tumbuhan yang kini mulai hidup oleh anugerah tetes-tetes air yang turun dari atas. Sebab demi kitalah segala anugerah itu dipersembahkan. Demi kitalah semuanya.

Memang, kadang kita sulit untuk memahami mengapa. Memang, kadang kita tak mengerti mengapa harus kita. Tetapi hidup adalah hidup yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab. Hidup adalah hidup yang perlu dinikmati dengan rasa syukur. Suka dan duka adalah bunga-bunga kesempatan yang diciptakan agar kita mampu memahami untuk apa kita ada. Untuk mampu menyadari bahwa kita ternyata ada. Dan kita bukan sebongkah benda yang statis, yang tak berubah, yang tak bergerak. Sebab kitalah kehidupan itu sendiri. Kitalah sang hidup. Tanpa kita, hidup tak ada. Tak pernah akan ada. Maka jangan takut menghadapi kesedihan dan kesepian kita. Jangan takut menerima kekecewaan dan duka lara kita. Hari lain akan tiba, besok. Saat lain akan datang, besok. Dan musim akan segera berganti. Musim segera berganti.....

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...