18 April 2008

HELEN

Berapa lamakah waktu yang telah kau lewati? Berapa panjangkah jalan yang telah kau lampaui? Berapa luaskah pengetahuan yang telah kau pelajari? Berapa dalamkah kepercayaan yang telah kau dalami? Berapa tinggikah harapan yang telah kau capai? Tidakkah kini kau merasa letih? Lelah dalam menjalani hidupmu yang sedemikian tak pasti dan seringkali hanya berupa angan-angan semu tentang masa depan belaka? Mengapa semua itu harus terjadi? Mengapa semua itu harus kau jalani? Mengapa?

Dan kau merasa sendiri. Ya, siapa yang tidak? Kita memang sendirian menjalani hidup kita masing-masing. Kita sendirian, bahkan di tengah lautan manusia pun kita tetap harus menerima dan menjalani hidup ini sendirian. Dan ini adalah kebenaran itu. Realitas yang sedemikian menakutkan namun juga demikian menantang. Sepanjang kita masih hidup di dunia ini, sepanjang kita masih sanggup untuk berpikir dan merasakan segala aroma di sekeliling kita, kita adalah pribadi yang mutlak sendirian. Jadi janganlah takut atau merasa putus asa dalam derita, sama seperti jangan pula merasa bangga dan angkuh dalam senang.

Hidup haruslah kita jalani dengan suatu kesadaran pada kelemahan-kelemahan kita. Hidup harus pula kita hadapi dengan suatu kesadaran betapa sesungguhnya kita ini insan yang sama sekali tak berarti. Dan itulah yang seharusnya menantang kita. Sebab dalam ketak-berartian ini, kita bisa berguna dengan mencari dan terus menerus belajar untuk mencari arti itu. Maka kita bisa menemukan arti hidup kita dimana saja. Dalam diri sesama, dalam lingkungan alami, bahkan dalam diri kita sendiri. Dan jika kita sanggup menemukan arti diri kita, suatu saat kita pun mampu untuk menemukan sesuatu yang jauh lebih besar di luar diri kita. Bahwa dalam ketidak-berartian ini, ternyata, kita adalah bagian dari satu kesatuan maha besar dari karya Sang Pencipta yang dibuat ada demi untuk belajar menemukan Dia di tengah segala ketidak-tahuan kita akan hidup. Ya, kita mencari dan suatu saat, pada waktunya kelak, kita akan menemukan arti kita sebagai manusia dalam keyakinan kita sebagai satu kesatuan total dengan Dia sebagai Sang Maha.

Jadi kehidupan ini benar tak tergantung pada panjang jalan hidup. Pun tak tergantung pada luasnya pengetahuan, dalamnya kepercayaan dan tingginya pengharapan kita. Tetapi pada berapa banyak usaha kita untuk mencari dan menemukan makna diri kita sendiri dalam mengarungi arus dan ombak yang kita hadapi dalam arus sang waktu. Janganlah merasa letih sebab sesungguhnya tenaga kita cukup, walau sering tak kita sadari kekuatan diri kita sendiri. Semua memang telah dan mungkin harus terjadi. Siapa yang mengatakan bahwa hidup itu mudah? Pun, tak ada yang mengatakan bahwa hidup itu sulit dan tak mungkin dijalani. Sebab kini dan saat ini, kita ada dan kita hidup. Itulah suatu kebenaran pasti. Maka yang bisa dan harus kita lakukan adalah menjalaninya dengan segala upaya kita. Upaya untuk terus menerus mencari dan belajar menemukan arti kita sebagai manusia. Sebagai manusia yang telah ada. Sebagai suatu realitas yang tak mungkin kita sangkal. Sebab kita masih bernafas. Kita sanggup merasakan. Dan kita mampu untuk berpikir. Jangan sia-siakan anugerah itu. Jangan.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...