04 Desember 2009

DESEMBER 2009

Aku dengar suara tetesan air yang menyentuh bumi. Bagai kidung indah. Aku dengar desahan angin yang membelai dedaunan. Bagai musik yang mengalun lembut. Aku melihat langit yang kelam tertutup mendung. Bagai sebuah simphoni yang apik. Aku merasakan udara dingin menyentuh kulitku. Bagai alunan nada yang membisikkan rindu. Desember tiba dalam sebuah gelombang waktu yang perlahan dan nyaris tak terasakan. Nyaris tak terasakan.

Ada gerimis. Ada tanah basah. Ada mendung. Ada kabut. Ada hati yang mencoba untuk mencari damainya. Waktu mengalir lembut. Musik mengalun indah. Angin membelai wajahmu. Dalam resah kata, kau temukan hening dalam alam yang diam. Hidup adalah sepenggal waktu yang singkat, sebutir pasir di padang gurun, setetes air di samudera, sebuah kata dalam novel yang teramat panjang. Sungguh tak berarti tetapi punya makna. Sebab, jika sebuah kata hilang, bukankah mengubah arti keseluruhan?

Kita adalah sosok-sosok sepi. Sosok-sosok yang mencari. Terus mencari. Dan sering tak menemukan. Tak pernah menemukan. Siapakah kita ini? Mengapa kita ada? Mengapa kita di sini? Mestikah kita mengalami? Kemanakah kita akan pergi? Dan mengapakah tak pernah kita temukan suatu kepastian yang mengikat pikiran kita? Siapakah yang pernah tiba dari masa depan? Tak seorang pun mampu menemukan kebenaran yang pasti. Tak seorang pun juga. Kita adalah sosok-sosok sepi. Senantiasa sepi.

Waktu mengalir. Dan hidup mengalir bersamanya. Kita mengalir bersama waktu. Tetapi waktu tak berujung, sementara kita tahu, bahwa kita punya masa. Sebab, pada akhirnya, kita akan menyerah. Pada akhirnya, kita akan berhenti bertanya. Dan siapakah yang dapat memastikan apa jawaban yang akan kita temukan kelak? Sementara langit menyimpan rahasianya sendiri. Akankah kelak kita temukan makna di dalamnya? Akankah? Dapatkah kau memastikannya?

Sebuah mimpi. Lagu mengalun. "I have a dream. A song to sing..." Ah, impian apakah yang kita miliki? Lagu apakah yang kita nyanyikan? Apakah tentang hujan yang membasahi bumi? Apakah tentang angin yang mengelus pipi? Apakah tentang mendung yang menutup langit? Desember tiba dalam diam. Tiba dalam diam. Dan kita tahu bahwa, hidup hanyalah sepenggal waktu yang mengalir singkat. Mengalir hingga ke muara waktu yang luas tak berujung. Dan suatu saat kelak, kita akan menyatu dalam kemaha-luasan samudra yang tak berujung. Kemaha-luasan samudra yang tak berujung.

Ayo, kidungkan lagumu. Alunkan nadamu. Kita hanya sebuah kata dalam novel panjang kehidupan dunia. Sebuah kata yang tak mungkin dihapus tanpa merubah makna keseluruhan. Kita adalah sebuah hidup. Jadilah berarti. Jadilah kata yang menyambung kata lain demi sebuah makna yang jelas. Jadilah indah. Jadilah bagian dari kehidupan yang panjang ini dengan melengkapinya. Desember telah tiba. Tahun duaribu sembilan......

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...