Atau bisa saja karena mereka adalah
orang-orang dekat kita. Dan kita enggan untuk menimbulkan percekcokan
hanya karena masalah tersebut, kita hanya bisa berdiam diri. Tidak
setuju tetapi tidak menolak. Dan menerima semua kesalahan yang
ditimpakan kepada kita dengan pasrah. Tetapi hidup memang sering
demikian, temanku.Hidup memang sering demikian. Kita harus berjuang
melawan diri kita sendiri saat menghadapi mereka yang bersikap
demikian menjengkelkan itu. Kita harus berkurban dan merelakan
kesalahan yang terjadi menjadi beban kita. Kadang-kadang ada
peristiwa yang berada di luar kemampuan kita untuk menanganinya.
Kadang-kadang kita harus mengakui bahwa tidak semua hal bisa kita
hadapi, bisa kita lawan atau mendapatkan solusinya.
Bagaimana pun juga, kita sering
merasakan bahwa dalam hidup ini, banyak hal yang terjadi bukan untuk
dipahami atau untuk dimengerti. Tetapi dijalani saja apa adanya. Dan
pertanyaan-pertanyaan ada yang tak perlu dicarikan jawaban tetapi
untuk didengarkan saja. Kita takkan mampu untuk merengkuh semua hal.
Kita bahkan tak perlu untuk mencoba menyelesaikan semua soal. Kita
memang bukan manusia yang sempurna. Dan takkan pernah sempurna. Kita
harus menerima kenyataan itu. Tetapi paling tidak, kita dapat
bertahan dengan menerima, menjalani sambil tetap tersenyum pada dunia
ini. Kita tidak perlu patah hati dan putus asa menghadapi kenyataan
yang ada. Kita justru harus menikmati segala kondisi kita. Sebagai
satu kenyataan yang membuat kita belajar untuk tetap menikmati hidup
ini. Sepahit apa pun. Sepilu apa pun.
Kenyataan selalu berarti kenyataan. Apa
yang terjadi tak mungkin kita hindari. Tak mungkin pula kita
melarikan diri dari kenyataan itu. Sebab itu telah menjadi bagian
hidup kita sendiri. Dan selama kita masih hidup, selama kita masih
mampu berpikir dan merasakan, selama itu pula kita harus memahami
bahwa setiap manusia memang mempunyai ciri khas tersendiri. Mempunyai
sifat-sifat tersendiri. Yang unik. Yang khas. Memang tidak mudah
tetapi pun sering tidak sesulit dengan gambaran kita sendiri tentang
apa yang kita ingini terhadap mereka. Dan selama keinginan kita tidak
menguasai hasrat kita untuk mengubah mereka, kita sanggup dan harus
dapat menerima mereka sebagaimana adanya. Mungkin dan pasti bahwa
kita tidak dapat mengubah sifat dan perilaku mereka, tetapi bagaimana
pun, kita dapat dan harus mengubah pandangan kita terhadapnya. Sebab
sesungguhnya, kita sendirilah yang bisa menentukan kebahagiaan atau
kesedihan hidup ini. Bukan mereka. Bukan orang lain. Maka menerima
hidup ini apa adanya, sungguh memampukan kita untuk tetap tersenyum
kepada dunia. Memampukan kita untuk tetap dapat bersyukur kepada Sang
Pencipta. Karena kita masih hidup. Karena kita telah hidup. Kini. Dan
sekarang. Saat ini.
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar