Entah
mengapa, ada orang yang mau melupakan masa lalunya. Seakan-akan masa
lalunya sama sekali tak ada. Seakan masa lalunya sama sekali tak
berarti baginya. Dan yang ada saat ini hanya sekarang. Padahal kita
ada sekarang karena telah melewati waktu kemarin. Telah melalui waktu
yang, sepahit apapun, selalu punya makna di hari ini. Paling tidak,
kita dapat belajar dari waktu yang lewat. Dan tak seorang pun tanpa
masa lalu. Tak seorang pun langsung ada sekarang dan hanya sekarang.
Dengan
merobek kenangan, kita hanya berupaya untuk lupa dan bahkan dapat
gagal untuk belajar hidup. Gagal untuk memperbaiki dan mengubah diri.
Kekecewaan kita tidak tanpa arti. Kelemahan kita tidak tanpa guna.
Segala apa yang telah kita lalui merupakan patok-patok kenangan akan
kegagalan dan keberhasilan kita. Dan dapat dan sering membuat kita
merenungi kehidupan kita dulu. Tentang siapa kita. Tentang bagaimana
sikap kita. Tentang apa saja keinginan kita. Maka bila kenangan itu
disobek dan dilupakan, kita akan menjadi sosok tanpa kenangan. Dan
karena itu tanpa perkembangan menjadi lebih baik dari waktu yang
telah kita lewati sebelumnya.
Maka
bukankah lebih baik jika kita biarkan segala yang telah terjadi tetap
tersimpan dalam sejarah hidup kita. Karena kita toh tak mungkin
mengatakan tidak pada kenyataan yang telah berlangsung itu. Justru
dari segala peristiwa yang telah menjadi sejarah itulah kita mampu
dan harus bisa belajar untuk hidup. Untuk memperbaharui diri. Untuk
makin mengubah diri. Untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Segala
yang telah terjadi, biarlah terjadi. Kita tak mungkin bisa mengulang
atau pun menghapusnya. Kita hanya bisa dan harus belajar dari padanya
di masa sekarang demi masa depan yang lebih baik. Demi hari esok yang
lebih menyenangkan.
Maka
siapapun kita, seharusnya menyadari bahwa keadaan kita sekarang tak
bisa lepas dari pengalaman hidup kita di hari kemarin. Kita mustahil
menghapus apa yang telah menjadi kenangan. Walau pun sekuat apa kita
berusaha, itu tetap hal yang mustahil. Bahkan dengan upaya untuk
menghapus masa lalu itu, kita hanya hidup dengan kedok seakan-akan
semuanya langsung ada. Seakan-akan dengan tidak memiliki masa lalu,
beban kita akan jauh lebih ringan. Tidak. Sekeras apapun upaya kita
untuk lupa hanya akan menciptakan ketakutan dalam diri kita.
Ketakutan jika mungkin ada yang akan tahu. Ketakutan jika pada
akhirnya kedok kita akan terbongkar. Ketakutan...
Upaya
kita yang terbaik bukanlah dengan melupakan masa lalu kita, tetapi
mengingatnya dan belajar darinya agar segala kesalahan dan kekecewaan
dulu tidak terulang kembali. Agar kita tetap sadar akan diri kita.
Hidup kita adalah sejarah milik kita yang melewati waktu-waktu
keberadaan kita di dunia ini. Kitalah yang punya kekuasaan dan
kekuatan untuk memperjuangkan hidup kita sendiri. Bukan orang lain.
Tak perlu malu dengan apa yang telah terjadi. Tak perlu merobek semua
kenangan dan membuangnya ke lupa sehingga menjadi sia-sia dan tak
berguna. Mari belajar untuk hidup. Mari belajar untuk menerima diri
kita apa adanya. Mari belajar dari masa lalu kita, memperbaiki diri
sekarang, dan menuju masa depan yang lebih bermakna. Jangan hidup
dengan kedok dan jangan pula hidup tanpa sejarah. Kita adalah kita.
Kemarin, hari ini dan kelak. Karena percayalah bahwa Tuhan tidak
menciptakan kita hanya untuk hari ini. Tuhan menciptakan kita dengan
sepenuh kehadiran kita di dunia ini. Hiduplah dengan dan bersama
kenyataan itu.
Tonny
Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar