02 Maret 2013

TUJUAN


Mereka yang mencari kebenaran akan tahu akan kebimbangan. Tetapi mereka yang merasa benar justru sering tak pernah menemukan kebenaran itu. Sebab hidup bukanlah sebuah aksioma yang pasti. Sesungguhnya kita semua bergerak menuju ke tujuan yang penuh tanda tanya besar. Yang hanya bisa terjawab saat kita telah tiba di sana. Saat kita telah mengalami sendiri secara langsung. Dalam proses menuju itulah kita menikmati dan mengharapkan. Sering dengan kerinduan yang begitu besar sehingga kita mampu berbuat apa saja demi menemukan kebenaran itu.

Demikianlah tujuan kita menentukan langkah perbuatan kita. Dan sebab itu, dibutuhkan kesadaran penuh akan makna keberadaan kita dalam hidup yang fana ini. Sebab kita tahu bahwa tak seorang pun yang takkan berakhir. Tak seorang pun yang mampu kekal dalam hidupnya. Maka kita sering bertanya, untuk apa semua ini? Kita sering merasa bimbang dan ragu pada kenyataan yang sedang kita alami sendiri. Dan aku kira, disitulah kita harus jujur mengakui akan ketidak-tahuan kita. Akan ketidak-pahaman kita. Sehingga kita perlu belajar. Perlu mencari. Terus menenrus. Kebenaran yang sesungguhnya yang hanya dapat kita temukan jawabannya di saat semuanya telah usai.

Maka hidup ini kemudian menjadi ujian bagi kita semua. Ujian sekaligus tantangan bagi kita untuk tidak menggampangkan makna kebenaran dan kesalahan. Untuk jujur kepada diri sendiri. Bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini selain dari perjalanan waktu dan akhir yang akan tiba. Sebab kita semua adalah pencari kebenaran tetapi bukan pemilik kebenaran. Bahwa kita semua hanyalah seuntai pemikiran yang muncul sekejap lalu akan lenyap menuju ketidak-tahuan. Bahwa kita semua hanyalah bisa mencoba untuk menemukan dalam keraguan.

Tetapi disitulah letaknya keindahan hidup ini. Bukan pada saat kita menemukan tetapi pada saat kita mengalami sendiri. Pada saat kita menjalani waktu demi waktu keberadaan kita. Suka dan duka. Tawa dan tangis. Siapa yang mengatakan bahwa derita adalah sebuah kesia-siaan? Siapa yang memastikan bahwa sengsara adalah sebuah bencana? Siapa yang merasa putus asa karena dikhianati, dikecewakan dan ditinggalkan seorang diri tanpa mampu berbuat apa-apa? Percayalah bahwa hidup ternyata memang sering demikian. Bahwa kita tak pernah dapat meluputkan diri dari kenyataan yang terjadi. Tetapi jelas bahwa itu semua punya ujung. Dan semua akan berakhir jika waktunya tiba.

Maka kita mungkin akan merasa gagal, tetapi kita takkan pernah terkalahkan. Mungkin kita akan merasa kalah tetapi kita tak mungkin memastikan kekalahan itu sebagai suatu kesalahan. Tidak. Tak seorang pun dapat memastikan kebenarannya di dunia ini. Tak seorang pun. Sebab, sesungguhnya, kita semua adalah pencari-pencari kebenaran dan bukan pemilik kebenaran itu. Sebab itu, bagi kita, hanya ada kebimbangan dan keraguan. Tetapi bersamanya, tersembunyi harapan yang besar bahwa kita mungkin benar. Bahwa kita bisa benar. Dan siapa yang dapat memastikan kebenaran itu sebelum mengalaminya sendiri? Tujuan kita, tujuan hidup ini, adalah sebuah tanda tanya besar. Memang. Tetapi toh, kita harus menjalaninya. Kita tetap bisa menikmatinya. Tanpa perlu merasa sesal. Tanpa perlu merasa putus asa. Jalanilah hidupmu sebagaimana adanya. Sebagaimana mestinya. Sebab kita akan menuju ke akhir yang sama. Tujuan yang pasti. Dan itulah satu-satunya kebenaran yang kita miliki.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...