Mereka yang mencari kebenaran akan tahu
akan kebimbangan. Tetapi mereka yang merasa benar justru sering tak
pernah menemukan kebenaran itu. Sebab hidup bukanlah sebuah aksioma
yang pasti. Sesungguhnya kita semua bergerak menuju ke tujuan yang
penuh tanda tanya besar. Yang hanya bisa terjawab saat kita telah
tiba di sana. Saat kita telah mengalami sendiri secara langsung.
Dalam proses menuju itulah kita menikmati dan mengharapkan. Sering
dengan kerinduan yang begitu besar sehingga kita mampu berbuat apa
saja demi menemukan kebenaran itu.
Demikianlah tujuan kita menentukan
langkah perbuatan kita. Dan sebab itu, dibutuhkan kesadaran penuh
akan makna keberadaan kita dalam hidup yang fana ini. Sebab kita tahu
bahwa tak seorang pun yang takkan berakhir. Tak seorang pun yang
mampu kekal dalam hidupnya. Maka kita sering bertanya, untuk apa
semua ini? Kita sering merasa bimbang dan ragu pada kenyataan yang
sedang kita alami sendiri. Dan aku kira, disitulah kita harus jujur
mengakui akan ketidak-tahuan kita. Akan ketidak-pahaman kita.
Sehingga kita perlu belajar. Perlu mencari. Terus menenrus. Kebenaran
yang sesungguhnya yang hanya dapat kita temukan jawabannya di saat
semuanya telah usai.
Maka hidup ini kemudian menjadi ujian
bagi kita semua. Ujian sekaligus tantangan bagi kita untuk tidak
menggampangkan makna kebenaran dan kesalahan. Untuk jujur kepada diri
sendiri. Bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini selain dari
perjalanan waktu dan akhir yang akan tiba. Sebab kita semua adalah
pencari kebenaran tetapi bukan pemilik kebenaran. Bahwa kita semua
hanyalah seuntai pemikiran yang muncul sekejap lalu akan lenyap
menuju ketidak-tahuan. Bahwa kita semua hanyalah bisa mencoba untuk
menemukan dalam keraguan.
Tetapi disitulah letaknya keindahan
hidup ini. Bukan pada saat kita menemukan tetapi pada saat kita
mengalami sendiri. Pada saat kita menjalani waktu demi waktu
keberadaan kita. Suka dan duka. Tawa dan tangis. Siapa yang
mengatakan bahwa derita adalah sebuah kesia-siaan? Siapa yang
memastikan bahwa sengsara adalah sebuah bencana? Siapa yang merasa
putus asa karena dikhianati, dikecewakan dan ditinggalkan seorang
diri tanpa mampu berbuat apa-apa? Percayalah bahwa hidup ternyata
memang sering demikian. Bahwa kita tak pernah dapat meluputkan diri
dari kenyataan yang terjadi. Tetapi jelas bahwa itu semua punya
ujung. Dan semua akan berakhir jika waktunya tiba.
Maka kita mungkin
akan merasa gagal, tetapi kita takkan pernah terkalahkan. Mungkin
kita akan merasa kalah tetapi kita tak mungkin memastikan kekalahan
itu sebagai suatu kesalahan. Tidak. Tak seorang pun dapat memastikan
kebenarannya di dunia ini. Tak seorang pun. Sebab, sesungguhnya, kita
semua adalah pencari-pencari kebenaran dan bukan pemilik kebenaran
itu. Sebab itu, bagi kita, hanya ada kebimbangan dan keraguan. Tetapi
bersamanya, tersembunyi harapan yang besar bahwa kita mungkin benar.
Bahwa kita bisa benar. Dan siapa yang dapat memastikan kebenaran itu
sebelum mengalaminya sendiri? Tujuan kita, tujuan hidup ini, adalah
sebuah tanda tanya besar. Memang. Tetapi toh, kita harus
menjalaninya. Kita tetap bisa menikmatinya. Tanpa perlu merasa sesal.
Tanpa perlu merasa putus asa. Jalanilah hidupmu sebagaimana adanya.
Sebagaimana mestinya. Sebab kita akan menuju ke akhir yang sama.
Tujuan yang pasti. Dan itulah satu-satunya kebenaran yang kita
miliki.
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar