Kisah hidup sebuah teka-teki. Selalu
sebuah teka-teki. Dengan jawaban yang sering tak terduga. Jawaban
yang sering tidak rasionil dan bahkan sering tidak masuk akal. Tetapi
itulah yang sering terjadi. Seperti saat suatu hari, istri seorang
temanku datang bersama anaknya lalu mencurahkan isi hatinya, bahwa
sudah sejak setahun lalu dia berpisah dengan temanku itu. Bahwa teman
itu telah memiliki wanita lain dan telah hidup bersama wanita itu.
Sebuah kejutan karena sebelumnya saya bertemu dengan teman itu, dan
sama sekali tidak ada tanda-tanda sedikit pun tentang kemelut dalam
rumah tangganya. Seakan-akan semuanya masih berjalan normal dan
biasa-biasa saja.
Maka sungguh tepat bahwa kita sering
tak mampu melihat manusia apa adanya. Kita tak bisa menebak apa yang
tersembunyi di balik senyum dan tawa di wajah seseorang. Dengan apa
yang dimilikinya, atau kita anggap dia miliki, dan hidupnya berjalan
seakan-akan tanpa masalah dan tanpa cobaan. Hidup selalu mengandung
rahasia yang sulit untuk ditebak. Sebuah teka-teki dengan jawaban
yang, menurut kita, tidak masuk akal namun itulah yang terjadi. Di
balik wajah seseorang, nahkan yang paling akrab sekali pun, selalu
tersembunyi gejolak jiwa yang tidak dapat kita selami. Tak dapat kita
pahami. Tetapi bukankah kita pun sering mengalami hal yang sama?
Wajah kita memang sering mengenakan
topeng yang menyembunyikan perasaan kita yang sebenarnya. Dan memang,
itulah kita, manusia-manusia yang sering merasa bahwa apa yang kita
lakukan bukanlah sebuah kesalahan walau, sadar atau tidak, kita telah
meremukkan semua harapan yang kita miliki. Dan juga harapan keluarga
dan mereka yang dekat dengan kita. Sering ada tembok tebal kita
bangun hanya untuk hasrat semu kita akan kebahagiaan diri sendiri.
Tetapi salahkah kita? Dimanakah letak kesalahan jika kita sendiri
beranggapan bahwa apa yang kita lakukan demi kebahagiaan diri kita?
Diri kita sendiri.
Tetapi kita sungguh hidup tidak
sendirian. Kita tidak pernah sendirian. Sesungguhnya setiap orang
saling berkaitan, walau sering tidak kita sadari atau bahkan sering
kita merasa sendirian saja. Padahal tidak demikian adanya. Sadar atau
tidak, selalu saja ada sesuatu yang terkait dengan keberadaan kita.
Dan kenyataan inilah yang perlu kita pahami. Sering atau bahkan
selalu, kita harus mengurbankan kesenangan diri demi untuk mereka.
Sebab memang, hidup selalu bermakna bahwa kebahagiaan kita hanya bisa
ditemukan dalam apa yang telah kita berikan. Apa yang telah kita
kurbankan demi orang lain. Bukan hanya pada apa yang akan kita terima
saja.
Hidup memang telah menjadi hak kita
saat kita lahir. Tetapi hidup pun selalu mengandung kewajiban bagi
kita untuk bertanggung-jawab atas segala keputusan yang telah kita
ambil. Atas segala perbuatan yang telah kita lakukan. Dan
tanggung-jawab bukan hanya demi diri kita namun juga demi orang-orang
yang kita sayangi. Atau pernah kita sayangi. Setiap keputusan selalu
haruslah selalu kita pertanggung-jawabkan secara pribadi. Kita tidak
dapat menghindar atau malah melarikan diri darinya. Sebab kita telah
diberi anugerah, maka kita pun harus menjaga segala berkat anugerah
itu dengan penuh rasa syukur. Bukan hanya kesal atau sesal. Maka
menjalani hidup tidak pernah mudah. Tidak pernah mudah jika kita
hanya ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan diri sendiri saja.
Hidup memang
penuh dengan teka-teki. Dan jawaban yang kita temui kadang sangat
mengejutkan. Dan juga sekaligus menyedihkan. Tetapi siapa yang mampu
menjawab teka-teki itu dengan penuh tanggung-jawab dan jika perlu,
rela untuk mengurbankan dirinya sendiri demi orang lain, tidak hanya
untuk diri sendiri, akan dapat bersyukur pada anugerah yang
diterimanya. Kita ini hanya sekejap berada di dunia. Beberapa saat
lagi, kita kan usai dan akan tiba waktunya kita harus
mempertanggung-jawabkan segala apa yang telah kita lakukan kepada
Sang Pencipta. Pada saat itu, dapatkah kita dengan bangga hati
berkata bahwa, dalam hidup yang telah kita jalani, kita telah memberi
jauh lebih banyak daripada yang kita terima? Ah, tetapi manusia
memang sebuah teka-teki.
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar