“Mereka yang punya harapan adalah
mereka yang percaya. Sebab tanpa percaya, bagaimana mereka dapat
berharap? Paling tidak, mereka percaya pada hari esok. Tanpa itu,
harapan hanyalah kata-kata hampa belaka..” kata seorang bapak tua
kepadaku suatu ketika. Bapak itu hidup sederhana atau bahkan bisa
dibilang sangat sederhana. Hidup sendirian dengan dana pensiun,
seorang diri pula karena istrinya telah berpulang beberapa tahun
silam dan anak-anaknya pun telah mandiri. Sebenarnya, anak-anaknya,
dia memiliki dua orang anak laki-laki, telah mengajaknya untuk
tinggal bersama mereka, tetapi dia menolaknya. Dia ingin bebas dengan
dirinya sendiri.
Dia sadar, usianya telah uzur.
Tubuhnya, sebagai pensiunan TNI-AD telah melemah, tetapi dia merasa
masih sanggup untuk tidak tergantung pada orang lain. Setiap hari
minggu, dia berjalan kaki ke gereja, mengikuti misa pagi. Sesekali,
jika aku berjumpa dengan bapak tua itu, aku lalu memintanya ikut
bersama. Kadang dia mau, kadang juga dia tolak. Karena katanya,
dengan berjalan dia tetap bisa menjaga kondisi fisiknya. Bapak tua
itu juga hampir setiap ada pertemuan di rukun selalu hadir. Dan
kehadirannya selalu membawa suasana yang riang, dengan aneka joke dan
kata-kata spontan meluncur keluar dari bibirnya. Bapak Joseph –
lebih sering kami memanggilnya dengan opa Yoseph - memang menjadi
teladan buat kami semua.
Maka ketika aku mendengar berita
kematiannya, aku tiba-tiba mengenang dia. Terutama mengenang
kata-kata yang pernah diucapkannya lama berselang. “Mereka yang
punya harapan adalah mereka yang punya kepercayaan”. Sungguh sebuah
kalimat yang mengandung inti kehidupan bagi kita semua. Sebab tanpa
harapan, kita akan kesulitan untuk menghidupi diri. Dan tanpa
kepercayaan pada hari esok, kita tak mungkin juga memiliki harapan
bagi jiwa kita. Demikianlah, siapa pun yang ingin hidup dengan baik,
dengan damai dan tanpa kehilangan semangat juang, haruslah memiliki
harapan. Harapan bahwa esok selalu akan lebih baik dari hari ini.
Walau memang kita tak mungkin untuk meramalkan apa yang akan kita
hadapi. Tetapi dengan harapan, kita akan selalu mempunyai daya juang.
Dengan harapan, kita takkan merasa putus asa. Dan dibalik harapan
itu, percaya dan yakinlah bahwa ada rahasia yang sederhana, sangat
sederhana, yang telah disiapkan bagi kita yang percaya: “Akulah
jalan, kebenaran dan hidup” sabda Yesus (Yoh 14:6).
Maka bersama dengan segala kenangan
kepada bapak Yoseph, aku pun memiliki harapan bahwa kita semua dapat
tetap teguh dengan kepercayaan kita. Bahwa dalam percaya itulah kita
semua memiliki harapan. Dan bersama harapan itulah kita dapat
bersemangat menjalani kehidupan ini. Kita semua.
Tonny Sutedja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar