01 April 2013

ORKESTRA WAKTU


Sering kita tidak menyadari betapa cepatnya waktu berjalan. Benih pohon yang kita tanam mendadak sudah tumbuh menjadi pohon yang rimbun. Bayi yang dulunya demikian kecil dan ringkih mendadak telah menjadi anak yang lincah dan tak berhenti bergerak. Ya, sering kita tidak menyadari betapa cepatnya waktu berjalan. Walau sesekali kita pernah merasakan betapa lambatnya waktu saat kita menantikan sesuatu atau saat kita sedang menunggu seseorang, itu hanya penggalan kecil dari perjalanan kehidupan kita hingga saat ini. Dan tiba-tiba kita pun menua. Menua.

Kita dan waktu. Dua sejoli yang berjalan beriring. Kita dan waktu. Menyatu dalam kesadaran kita. Waktu ada karena kita ada. Tanpa kita, waktu pun lenyap. Sebagaimana lenyapnya kesadaran kita. Maka siapa pun yang ingin menguasai waktu haruslah menguasai kesadarannya sendiri. Dan setiap orang memiliki waktunya sendiri. Setiap orang memiliki kesadaran bahwa dia hidup dan hanya hidup dalam dan bersama waktunya sendiri. Dan siapa saja yang berpikir bahwa dia kekurangan waktu mesti menyadari bahwa dia pun kekurangan kesadaran dalam mengalami dan menjalani hidupnya.

Kita menjalani waktu sebagaimana kita menjalani perasaan dan pemikiran kita. Bersama waktu kita ada. Bersama waktu kita nyata. Dan kelak, saat kita kehilangan waktu, kita pun kehilangan semua yang kita miliki. Dan saat itu, kita tahu bahwa, ada kemungkinan-kemungkinan yang tak bisa kita bayangkan saat ini tentang apa yang akan kita alami. Sebab, saat waktu lenyap, tinggal hanya harapan yang telah kita pupuk dalam hidup bersamanya. Tetapi sebagaimana benih yang kita tanamkan, kita baru akan menuai hasilnya saat waktu telah melewati kita. Maka apakah kita akan tumbuh menjadi pohon yang rimbun atau merangas dan tak berguna, semua tergantung pada apa yang telah kita tanamkan saat kita masih bersama waktu. Selama kita masih memiliki kesadaran akan keberadaan kita.

Rasakanlah angin berhembus yang membelai kulitmu. Resapkanlah udara segar yang memenuhi dadamu. Nikmatilah warna langit saat fajar menyingsing atau di senja menjelang malam tiba. Kita semua hidup bersama waktu dengan dunia yang indah dan mempesona di sekeliling kita. Kita semua dapat menggapai semua keindahan dan menikmati semua perasaan yang membuai batin kita. Dan jika mau, dalam diam, resapkanlah semua di dalam hatimu sebagai kenangan indah selama kita masih memilki dan bersama sang waktu. Kecemerlangan kehidupan hanya dapat kita raih selama kita mau menyadari keberadaan kita bersamanya. Maka sungguh, bukan keinginan, bukan segala ambisi atau nafsu yang membuat hidup ini indah. Bukan itu. Segalanya dapat dan akan hilang pada akhirnya. Tetapi kenangan pada dunia, keindahan pada alam, kesegaran pada udara, keheningan dalam hidup. Itulah hal-hal yang sungguh indah jika kita mau meresapkan dalam jiwa kita. Jika kita mau, karena kita semua pasti bisa. Kita semua bisa.

Waktu dan kita. Keberadaan kita. Kesadaran kita. Sungguh adalah nyala semangat kehidupan yang utama. Dan bersamanya kita melihat semua keindahan dunia dengan segala perbedaan yang demikian indah dan mempesona. Dengan segala keragaman yang demikian unik satu sama lain sebagaimana harmoni musik indah dalam orkestra hidup. Dengan beragam alat musik. Dengan beragam suara dan nada. Dan waktu serta keberadaan kitalah yang mampu membuat semua hal itu nyata. Yang mampu kita saksikan dan rasakan. Dan dalam beragam insan yang kita temui dalam hidup inilah kita dapat menyadari bahwa semua ada karena kita ada. Dan karena kita ada dan telah ada, maka kita tak layak untuk ingin saling meniadakan lagi. Kita butuh keramaian sama seperti kita butuh kesenyapan. Kita ingin kegembiraan sama seperti saat kita sedang mengalami duka lara. Hidup itu indah justru karena semua itu ada. Karena semua itu berbeda. Karena kita ada. Karena masing-masing menjalani hidup dan waktu masing-masing. Karena semua memiliki waktunya sendiri-sendiri sehingga dapat menyatu dalam satu irama hidup kebersamaan yang saling membutuhkan bahkan walau itu seakan-akan nampak bertentangan satu sama lain. Sebab, suara gitar pasti berbeda dengan suara drum. Dan suara piano tidaklah sama dengan suara flute. Tetapi bukankah semua menyatu dalam orkestra yang membawakan lagu indah menakjubkan?

Sering kita memang tak menyadari betapa cepatnya waktu berlalu. Dan kita pun menua. Maka bersyukurlah mereka yang mampu menikmati semua keindahan dunia ini tanpa keinginan dan ambisi untuk menguasai dan memilikinya. Bersyukurlah mereka semua yang dapat memaklumi keberagaman dan menerima perbedaan sebagai satu anugerah yang luar biasa sehingga dapat menciptakan orkestra kehidupan sepanjang perjalanan waktu masing-masing. Dan berbahagialah mereka yang dapat melewati waktunya di kehidupan nyata ini bersama kesadaran bahwa dia ada karena kita semua ada. Hidup memang berbeda tetapi tak perlu dipertentangkan. Hidup memang berlainan tetapi karena itu menyatu dalam orkestra yang sangat indah. Semua adalah berasal dari satu. Semuanya adalah karya Sang Pencipta. Aku. Kau. Kita. Mereka. Alam semesta.

Tonny Sutedja

Tidak ada komentar:

HIDUP

    Tetesan hujan Yang turun Membasahi tubuhku Menggigilkan Terasa bagai Lagu kehidupan Aku ada   Tetapi esok Kala per...